KOTA SERANG, biem.co — Jurusan Bimbingan Konseling Islam Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin (UIN SMH) Banten, kembali mengadakan kegiatan seminar, pada Rabu (11/04). Bertajuk “Konselor Cerdas, Melawan Narkoba Menyelamatkan Generasi Bangsa”, kegiatan ini digelar di Aula Syadzeli Hasan Lantai 2.
Hadir sebagai Narasumber, yakni Kepala Bidang Rehabilitasi BNN Provinsi Banten, AKBP Agus Mulyana. Selain itu, seminar ini dihadiri pula oleh Agus Sukirno—yang merupakan Ketua Jurusan BKI, serta Endad Mursadad selaku wakil Dekan III Bidang Mahasiswa dan Kerjasama.
Dalam sambutannya, Endad mengatakan bahwa kegiatan sosialisasi terkait narkoba di kampus sudah tidak asing lagi dan dilakukan secara terus-menerus. “Wilayah Banten ini getir narkoba. Satu ton berbagai jenis narkoba ditemukan di Anyer. Setiap tahunnya, puluhan ribu narkoba masuk ke Indonesia,” ungkapnya.
AKBP Agus Mulyana, menjelaskan bahwa tujuan adanya rehabilitasi pecandu narkoba, yakni guna memberhentikan penggunaan narkoba secara total. Meskipun, lanjutnya, pada kenyataannya sesudah rehabilitasi, tidak sedikit pecandu yang kembali mengonsumsi narkoba.
“Rehabilitasi juga bertujuan untuk menurunkan kriminalitas. Karena memang kerap kali orang yang menggunakan narkoba melakukan tindak kriminal, mulai dari berbohong. Lantas dengan berbohong ia diketahui oleh orang lain, pun setelah itu ia menipu, lalu mencuri. Maka pengobatan yang pertama dilakukan adalah dengan kejujuran,” jelas Agus.
Sementara itu, Abdul Rosid selaku Ketua Pelaksana menjelaskan, bahwa seminar ini dilakukan guna menambah pemahaman kepada mahasiswa—khususnya Jurusan BKI—untuk mengetahui cara membantu para pecandu pulih kembali. Mulai dari pecandu tersebut benar-benar hancur setelah mengonsumsi narkoba, sampai dengan ia tidak menyentuh narkoba kembali.
“Mahasiswa BKI sangat memerlukan pemahaman ini,” tuturnya, saat ditemui seusai acara.
Setelah pemaparan materi perihal narkoba dan proses rehabilitasi dari BNN, Agus pun mempersilakan Resa—yang merupakan salah satu mantan pecandu narkoba yang direhabilitasi di BNN—untuk memberikan pengalamannya, terkait bagaimana ia bisa mengonsumsi obat-obatan terlarang tersebut.
“Saya mengonsumsi narkoba sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama. Saya merasakan bagaimana sakitnya tubuh saya, pola pikir saya setelah mengonsumsi narkoba. Awalnya memang saya sekadar coba-coba, mengikuti teman-teman yang memang sudah terbiasa mengonsumsi. Obat-obatannya yang saya coba juga seperti premadol, dan yang sejenisnya,” ungkap Resa, pria asal Rangkasbitung yang kini sudah berhenti menyentuh obat-obatan terlarang.
Seminar ini pun berakhir setelah sesi tanya jawab serta berfoto bersama yang diikuti oleh narasumber dan peserta seminar. (besta/red)