biem.co — Setelah pemberitaan prediksi jatuhnya stasiun luar angkasa Tiangong-1 yang akan jatuh di wilayah Indonesia oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa (LAPAN), akhirnya warga indonesia bisa bernafas lega. Pasalnya, sebuah stasiun luar angkasa China yang tidak berfungsi itu telah jatuh ke Bumi pada Senin (02/04) pada pukul 00.15 (GMT) tengah malam di Samudera Pasifik, tepatnya di Pasifik Selatan. Sebelumnya, wilayah Indonesia masuk ke dalam list prediksi jatuhnya Tiangong-1 tersebut.
Seperti dilansir dari Kompas, para peneliti telah bergerak memantau Tiangong-1 yang beratnya mencapai 8,5 ton dan besarnya kira-kira seukuran bus itu selama berbulan-bulan. Mereka menemukan gravitasi bumi telah menariknya ke posisi yang lebih rendah dari orbitnya.
Analisis dari Pusat Kendali Kedirgantaraan Beijing dan organisasi terkait lainnya menyebutkan, sebagian besar dari badan Tiangong-1 terbakar di atmosfer. Dalam laporan AFP, belum ada konfirmasi terkait lokasi rinci dari sisa-sisa puing Tiangong-1 yang jatuh di Pasifik Selatan.
Sebelumnya, pejabat ruang angkasa setempat menyatakan, Tiangong-1 akan jatuh bak hujan meteor di langit. Namun, lokasinya yang terpencil membuat sampah luar angkasa itu jauh dari sorotan.
Jonathan McDowell, Astronom dari Pusat Astrofisika Harvard-Smithsonian mengatakan, ruangan yang besar di atas Pyongyang dan Kyoto di Jepang pada siang hari telah mengurangi kemungkinan melihat stasiun itu sebelum jatuh ke Pasifik.
“Hal baiknya adalah stasiun itu tidak menyebabkan kerusakan ketika turun dan itulah yang kita sukai,” pungkasnya. (IY)