biem.co — Informasi, edukasi, dan hiburan mungkin seperti tidak berimbang dalam tayangan televisi saat ini. Televisi seperti kehilangan arah tujuan, informasi-terutama edukasi-terkadang dikesampingkan demi hiburan yang berujung pada rating yang meningkat, hingga akhirnya permintaan iklan banyak berdatangan.
Rating kini menjadi patokan stasiun televisi dalam menilai sukses tidaknya produknya disukai dan dikonsumsi masyarakat. Namun rating justru pada akhirnya menjadi suatu hal yang membuat televisi menjadi semakin sulit dimengerti.
Hal ini terjadi karena menurut rating, tayangan sinetron yang pada kenyataannya tidak edukatif justru memiliki nilai rating yang tinggi. Seperti alumni SMKN 1 Kota Serang, Lavita Pratiwi mengatakan bahwa tayangan sinetron terkadang kurang masuk akal, complicated jalan ceritanya, aneh, dan kadang kurang mendidik. Menurutnya, hal ini dikarenakan media lebih mengutamakan keuntungan.
“Kalau acara tv, sih, gue lebih sering nonton talkshow gitu. Dan berita sama yang mengandung unsur pengetahuannya, seperti tayangan On The Spot misalnya,” ujarnya.
Melihat perkembangan media yang cukup pesat, katanya tidak terlalu berdampak, karena televisi masih memiliki banyak peminat. “Terlebih lagi akses media baru yang memerlukan kuota, sementara televisi tidak,” ucap perempuan kelahiran Serang, 13 April 1997 ini.
Namun, lanjut Lavita, televisi memiliki dampak terhadap pola pikir masyarakat atau perubahan sikap, karena biasanya masyarakat lebih mempercayai kepada tayangan dari stasiun tv yang sering disaksikan setiap harinya.
Lebih jauh, Vita berharap masyarakat bisa selektif dalam memilih tayangan bermutu. “Terlebih lagi, jika ikut disaksikan oleh anak anak yang biasanya menelan mentah-mentah informasi yang didapat. Lebih realistis dan objetif dalam menilai,” tutupnya. (Umin/Dion)