biem.co – Jamane-jamane jaman edan. Begitu kiranya kalimat yang dapat menggambarkan situasi saat ini ketika viralnya mabuk pembalut wanita dalam beberapa waktu belakangan ini. Sudah banyak sekali jenis yang memabukan seperti minuman oplosan sampai ke mabuk lem.
Sobat biem jangan sampai mencobanya, ya. Bagi yang pernah, sebaiknya mulai memperbaiki diri serta menghindarinya. Ini bukan hanya berkaitan dengan buruknya kesehatan, melainkan juga ke masa depan kalian, loh.
Misalkan kalian sekali mencoba mabuk lem, bukan hanya mabuk tetapi bakal nempel juga, apalagi pakai lem power yang seribuan di warung. Hehehe.
Kembali pada topik pembahasan viralnya mabuk pembalut wanita yang sudah terjadi di beberapa daerah. Dalam pemberitaan nasional yang sudah beredar, alasannya, sih, karena harga minuman keras alias miras sudah mahal.
Hmm, daripada mabuk miras, lebih baik mabuk rumus matematika ya, Sob. Dengan viralnya pemberitaan ini, biem.co berusaha menulusuri tanggapan dari mantan pemabuk yang sekarang sudah tobat. Keren, ya? Simak yuk!
Pria keturunan Bandung yang enggan disebut namanya ini memberikan komentarnya mengenai kasus yang marak belakangan ini.
“Mabok pembalut wanita itu apa sih, ditempelin ke muka atau gimana? Aneh-aneh saja jaman sekarang, terus itu pembalut yang baru apa yang bekas? Ngebayanginnya saja saya sudah mual,” ungkapnya dengan keheranan.
“Kalau memang masalah ekonomi nggak ada, tapi pengen mabok ya jangan aneh-aneh, tapi tetap sih lebih baik jangan mabok. sApalagi pakai pembalut, kayaknya sih bukan nyari sensasi mabok, tapi emang udah abis aja otaknya,” terangnya seraya kesal.
Pria yang sekarang tinggal di Cilegon itu mengaku kalau dulu ia memang mengkonsumsi minuman beralkohol, namun tahu takaran dan batasan.
“Tidak pernah sampai parah juga dan kalau memang sudah tidak kuat akan berhenti,” ucapnya.
Ia menambahkan, kembali ke diri masing-masing dan lebih baik kembali ke jalan yang benar.
“Banyak jalan untuk nggak aneh-aneh, nggak harus soal agama. Paling harus sadar dan tahu batasan diri dalam pergaulan,” tuturnya.
Nah, berbanding terbalik dengan yang pernah mencoba dan saat ini sudah tobat, kali ini biem.co menemui mahasiswa alim dari Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanudin (UIN SMH) Banten yakni Matin. Mahasiswa semester 4, jurusan Sejarah Peradaban Islam (SPI) ini menuturkan, penyebab anak muda yang sering mengkonsumsi oplosan, lem, ataupun sejenisnya itu kurangnya pendidikan dan perhatian dari orang tua mereka masing-masing.
“Kenapa demikian? Karena mereka dituntut untuk hidup sendiri dan juga beban yang ada dalam dirinya, sehingga menurut mereka jika bisa dilakukan kenapa tidak? Bukan hanya itu, mungkin juga karena pergaulan yang sangat gila di jaman sekarang dan hal itu pun fakta adanya,” ujarnya.
Menurutnya, untuk menghindari hal semacam ini pendidikan dan perhatian orang tua harus lebih ditingkatkan kembali agar tidak terulang.
“Dan juga harus lebih melihat pergaulan si anak agar tidak terjerumus ke arah hal yang negatif atau yang tidak diinginkan,” katanya.
Ia berharap, semoga generasi muda bisa terus membaik, karena masa depan Indonesia ditentukan oleh anak muda.
“Jika anak mudanya hancur maka akan terasa suram negara ini,” pungkasnya.
Yups, benar banget, Sob, apa kata Matin. Sebaiknya kita menjaga generasi muda Indonesia agar tidak hancur. Menjalankan aktifitas positif dan berkarya menjadi hal utama untuk bisa terhindar dari pergaulan negatif, Sob. Yuklah, memulai dengan hari-hari yang baik! (Umin-Juanda/Dion)