KabarTerkini

Women March Serang dan Isu Feminisme

biem.co — Maraknya kasus kekerasan fisik dan seksual yang belum berpihak pada korban, memicu banyaknya pergerakan perlawanan yang ditujukan untuk membela kaum perempuan. Isu feminisme pun tidak luput. Karenanya, diskusi-diskusi mulai dilakukan.

Women March (WM) salah satunya, dengan mengangkat isu feminisme dan penolakan terhadap budaya patriarki yang dianggap menyingkirkan perempuan. Dengan adanya kesadaran atas isu-isu tersebut di Serang pun Women March hadir, dengan nama Women March Serang (WM Serang).

Dita Angelia, Koordinator WM Serang mengatakan, misi pertama WM Serang yaitu menumbuhkan kesadaran bahwa perempuan masih mempunyai hak atau kesempatan yang sama dan juga mereka bukan objek. Karena yang WM Serang lawan adalah sistem patriarki yang tentunya juga mengajak laki-laki untuk ikut serta dalam gerakan ini

“Saat ini kami telah melakukan sebanyak 5 pre event, yang diawali dengan tema sejarah, musik, hukum dan sastra dan hari ini kami melakukan aksi damai berupa long march dari stadion Maulana Yusuf sampai Alun-alun Barat Kota Serang,” jelas perempuan kelahiran Semarang tersebut.

“Ada dua pre event yang sangat special yaitu, ‘cinta bukan luka’ yang membahas mengenai kekerasan dalam pacaran yang mengundang narasumber Anindhya Restu Viani dari Hollaback Jakarta dan Kate Walton dari Jakarta Feminist Group Discussion dan pre event yang mengundang Ayu Utami, Alpha Hambally dan Rebecca Kezia dari komunitas Salihara untuk membahas mengenai perempuan dalam peta sastra Indonesia” tambah Dita memaparkan.

Dengan mengangkat tema ‘membangun kesadaran bersama’, Dita juga menganggap WM Serang sudah cukup berhasil, pasalnya sudah banyak warga Serang telah siap untuk diskusi-diskusi feminisme. Dimana disisi lain sistem Patriarki memang tertanam sampai bawah sadar tidak bisa dipungkiri

“Mari bersama sama bergerak melawan sistem yang mensubordinasikan salah satu pihak, kita butuh kalian semua baik perempuan maupun laki-laki untuk bersama-sama memutus rantai dan menjadikan dunia lebih baik,” pungkas Dita bersemangat. (Umin)

Editor: Esih Yuliasari

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Back to top button