biem.co – Saya masih ingat betul delapan tahun yang lalu pernah diundang Kang Lulu Jamaludin ke kantor Fesbukbanten News (Fbn) di daerah Tembong, Serang-Banten. Disana saya bertemu Mas Andi Suhud Trisnahadi yang sedang asyik bermain kamera dan Aa Nana Prayatna Rahadian, Direktur sekaligus pemilik Gedung Rekonvasi Bhumi dimana Kang Lulu ikut berkantor saat itu.
Saya yang masih berjuang membangkitkan media cetak bernama tabloid Banten Muda menganggap konsep media online berbasis media sosial yang ditawarkan oleh Fbn sangat cerdas mengingat kebutuhan masyarakat Banten akan informasi terbaru yang dapat diakses dengan cepat waktu itu masih menjadi barang langka.
Didukung oleh kepiawaian Mas Andi Suhud dalam penguasaan teknologi internet tentu saja Fbn dapat dengan mudah mengambil hati masyarakat Banten, menghadirkan informasi terdepan berbasis media sosial yang dapat diakses khalayak mendahului media cetak menjadi senjata utama bagi Fbn. Masyarakat Banten dimanjakan oleh berbagai informasi terkini mewakili kegelisahan dan kegundahan mereka saat itu, siapapun, dimanapun, dapat berinteraksi menanggapi berita yang disajikan atau bahkan dapat mengupdate informasi lainnya seperti kegiatan jurnalisme yang dilakukan oleh masyarakat sipil diluar profesi wartawan.
Dari Citizen Journalism inilah yang kemudian membuat Fbn menjadi media yang dapat mewakili masyarakat Banten dalam mengawasi dan mengkritisi penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada proses berjalannya pemerintahan di Provinsi Banten, baik itu secara kelembagaan maupun individu. Tidak hanya itu, Fbn pun menjelma menjadi organisasi yang dapat mempertemukan dan mempersatukan para relawan yang rela menyisihkan waktu, tenaga, pikiran dan segala potensi yang mereka miliki untuk bersama-sama melakukan kegiatan sosial membantu siapa saja yang perlu ditolong.
Saya kira dimasanya Fbn adalah sedikit dari sekian banyak media online yang kemudian mampu membuktikan dirinya sebagai media online yang tidak hanya ‘omdo’ di dunia maya tetapi langsung beraksi di dunia nyata. Lahir dari semangat berbagi yang diwariskan oleh Kang Au (Agus Setiawan) dan dibidani oleh sentuhan-sentuhan para professional handal yang sudah memiliki pengalaman dan jam terbang yang sangat tinggi, Fbn mampu merubah mindset pembacanya dari sekedar duduk berkeluh kesah di kursi penonton kemudian bergeser turun ke gelanggang sesungguhnya untuk berbuat sesuatu yang lebih nyata. Dibawah komando Kang Lulu Jamaludin, Fbn melahirkan banyak pendekar-pendekar sosial seperti Rdn Rully Agoestyawan, Iip Syafruddin, Teti Mulyati, Nuril Aswanto, Showir Ahmad, Widyaningsih Budihartanti, Rohman Setiawan, Imam Munandar, Arifin Noer La Galigo, Wiro, Bagja, Deni, Ajat, Ina Nurul Aina dan lain-lain, yang tak kenal lelah bergerak bersama masyarakat selama bertahun-tahun membantu ratusan pasien miskin berobat dengan berbagai penyakit berbiaya tinggi, membantu korban bencana alam, membangun rumah rusak tidak layak huni dilingkungan masyarakat yang kurang mampu dan merintis pembangunan rumah singgah pasien miskin yang akan berobat sekaligus menjadi Posko para Relawan di Kota Serang, Banten.
Baca Juga
Kemudian apa yang membuat Fbn mampu bertahan sampai hari ini ditengah fenomena berkembangnya media online yang pesat seperti jamur di musim hujan? Mempertahankan keunikan yang dimiliki Fbn adalah salah satu penentunya. Silahkan anda perhatikan dan bandingkan Fbn dengan media online lainnya, Fbn yang dikemas dengan unik dan nyentrik itulah yang kemudian menjadi magnet yang dahsyat bagi masyarakat Banten untuk selalu mengikuti Fbn, tidak hanya yang ‘suka’, yang ‘tidak suka’ akan keberadaan Fbn pun terpaksa harus terus mengikuti Fbn. Selamat Ulang Tahun Fesbukbanten News, Sewindu berbhakti untuk Banten, dari Dunia Maya beraksi dengan Nyata. [*]
Irvan Hq adalah CEO biem.co dan Ketua Umum Banten Muda Community, menyebut dirinya sebagai Entrepreneursleep. Di sela waktu padatnya bekerja di sebuah perusahaan, Irvan menyempatkan diri untuk terus menulis. Kolom Catatan Irvan ini adalah kanal yang merangkum tulisannya yang memotret berbagai persoalan sosial kehidupan.