Kabar

Be Yourself! Lebih Menarik Jadi Diri Sendiri, Kok

biem.co – Beberapa waktu belakangan ini film romance lagi nge-hits nih, Sob. Apalagi dengan diselipkan adegan puisi. Hmm, semakin so sweet. Beberapa film yang romance dan bikin baper kaum hawa seperti, Ada Apa Dengan Cinta 2, Dilan 1990, serta Surat Cinta untuk Starla.

Kalau udah kayak gitu, pasti ada saja deh kaum hawa yang mendambakan sosok aktor tampan sampai pintar merangkai puisi-puisi romantis. Dan si cowok berubah mendadak sok romantis dan puitis. Kok, bisa ya?

Baydewey, Darwin Mahesa, produser film sekaligus CEO Kremov Pictures memberikan sedikitnya sudut pandang keromantisan di sisi cinemotografi, nih. Simak ya, cekidot!

“Biasanya yang mempengaruhi itu adalah kalimat-kalimat atau dialog-dialog yang mudah diingat oleh penonton sehingga terkadang mereka menirukan apa yang ditampilkan dalam film. Terus yang mempengauhi orang-orang juga karena karakter si pemain yang kadang menjadi idola untuk mereka sehingga mereka menirukan gaya idola tersebut,” jelas cowok kelahiran 21 Agustus 1992 ini.

Sebenernya, lanjut Darwin, film romance dari dulu pun sudah ada dan tak pernah mati, karena memang sasaran utamanya adalah remaja.

“Kita tahu bahwa remaja identik dengan percintaan, romantis, dan pencarian jati diri,” imbuhnya.

“Kenapa sekarang lagi booming film romance? Ya karena strategi promosi film tersebut sangat tepat menyasar remaja yang waktu itu lagi libur sekolah,” tuturnya

Kata Darwin, trik mempengaruhi penonton biasanya menunjukkan sesuatu yang diidam-idamkan oleh semua orang, misalkan cowok ngasih sesuatu yang sederhana namun sangat berkesan atau hal-hal lain yang bisa bikin baper.

Namun, ada saja loh yang menolak anggapan kalau cowok puitis itu gara-gara film romance yang lagi booming dan harus memiki kesan mellow. Seperti salah satunya, Indra Gugun Gunawan, cowok yang aktif menulis puisi ini beranggapan bahwa puisi adalah pesan atau ungkapan yang ingin dan dirasakan masing-masing orang.

“Sangat nggak setuju, karena setau gue banyak puisi yang tegas, teriak, dan kasar, hanya saja banyak orang yang gak tau,” ucap Indra.

Pria penggemar Khairil Anwar tersebut juga menambahkan, jika semua puisi itu mellow, maka tidak akan muncul puisi Wiji Thukul dengan Tajuk Lawan, ataupun puisi-puisi karya Taufik Ismail yang merupakan kritik sosial dan politik.

Indra yang menyukai puisi ‘Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia’ dan ‘Karangan Bunga’ karya Taufik Ismail ini juga mengaku sudah menyukai puisi sejak SD dan mulai membaca karya-karya sejak SMP. Kemudian ia mulai mendalami sastra saat menduduki bangku SMA sekitar tahun 2007.

Gue sih sering nulis puisi dengan tema patah hati. Karena gue mau patah hati jadi karya, nggak sia-sia. Maka dari itu gue juga percaya bahwa patah hati adalah bentuk proses kreatif,” terang Indra.

Nah, bagaimana nih pendapat Nunu, salah sobat biem? Ia mengaku merasa aneh dengan cowok mendadak sok romantis dan puitis gara-gara film.

“Ngerasanya aneh ya, illfil saja gitu. Dan untungnya pacar saya nggak kayak gitu,” katanya.

“Ya, gue suka cowok yang sederhana saja, nggak suka banget yang lebay, gombal apalagi sampe kasih bunga atau hadiah karena bukan tipe gue banget,” ungkapnya.

Yups, semua itu hanya di film, ya, Sob. Jadi, be yourself lebih baik dari pada harus menjadi orang lain. (Umin-Juanda/Dion)

Editor:

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Back to top button