KOTA SERANG, biem.co – Indonesia Food Bank (IFB) berinisiatif menyelenggarakan Aksi Puasa Peduli Suku Asmat di Papua serentak secara Nasional, Kamis (15/02).
Ardiansyah selaku ketua pelaksana menuturkan bahwa aksi ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa simpati masyarakat, khususnya di kalangan muda.
“Agar lebih peduli terhadap gizi buruk dengan memberikan sedikit dari uang saku mereka yang tidak makan dan minum dalam satu hari itu,” paparnya.
Adapun peserta yang terlibat terdiri dari berbagai kalangan mulai dari mahasiswa, karyawan swasta, ahli gizi, pegawai negeri sipil sampai dosen. Saat ini, dalam rilis yang diterima biem.co, tercatat 100 orang lebih telah bergabung menjadi peserta aksi.
Ido Meilano selaku Founder IFB mengatakan bahwa kasus gizi buruk dan wabah campak di Papua adalah tanggung jawab kita semua, karena mereka adalah saudara sebangsa setanah air.
“Apabila ada saudara yang merasakan kepedihan, kita harus segera membantu dan merasakan apa yang mereka alami,” serunya.
Lebih lanjut Ido berharap, gerakan ini dapat memberikan kesadaran kepada masyarakat bahwa ada kejadian luar biasa yaitu puluhan balita mengalami gizi buruk di tanah Papua, sehingga kita sebagai masyarakat Indonesia setidaknya dapat merasakan penderitaan yang terjadi dan semoga kita semua dapat bersama-sama membantu menyelamatkan mereka dari gizi buruk dan kelaparan.
“Indonesia Food Bank akan terus mendukung zero hunger yang telah ditetapkan oleh United Nations Sustainable Development Goals (SDGs) 2030,” pungkas Ido.
Para peserta pun sangat antusias serta tergerak hatinya untuk mengikuti aksi. Seperti yang diungkapkan Nurul Fuadah, “saya sangat mendukung aksi ini, dan saya sangat prihatin dengan kondisi Asmat karena gizi buruk. Semoga dengan adanya aksi ini, masyarakat bisa lebih peduli dengan saudara-saudari kita yang jauh di sana”.
Aksi dimulai dengan mendaftar kepada panitia sebagai administrasi data kemudian dikumpulkan dalam satu group via Whatsapp, di mana pada hari H disampaikan edukasi terkait gizi buruk oleh ahli gizi IFB. Edukasi dilakukan dengan tujuan agar peserta mengetahui secara mendalam gejala maupun penanganan gizi buruk yang apabila sewaktu-waktu terjadi di lingkungan terdekat, sehingga peserta dapat membuat keputusan penanganan yang benar.
Adapun arti aksi puasa di sini adalah tidak makan dan tidak minum serta terbuka untuk umum. Uang saku yang biasanya digunakan untuk jajan, didonasikan peserta kepada IFB untuk disalurkan kepada anak-anak Suku Asmat. (red)