biem.co – Selama ini, Sobat biem pasti telah mengenal banyak permainan seru yang menjadi favorit sesuai masanya. Di tahun 90-an, kita mengenal permainan monopoli atau ular tangga. Namun, permainan tersebut hilang dari peredaran seiring bertambahnya waktu. Lain halnya dengan permainan yang satu ini, yaitu catur.
Sejak abad ke-14 hingga kini, catur selalu memiliki tempat di hati siapapun. Selain karena dapat mengasah otak, catur memang memiliki tantangan tersendiri. Karena itu pula catur menjadi salah satu cabang olahraga yang patut diperhitungkan.
Permainan catur sangat populer di kalangan masyarakat Islam Persia pada tahun 600 Masehi, tepatnya pada periode terakhir penguasa Sasanid Iran (224-651 Masehi). Catur merupakan salah satu penemuan dari sekian banyak penemuan Muslim pada abad pertengahan.
Asal muasal siapa yang menemukannya, kapan serta dimana masih belum dapat diketahui. Namun yang jelas, Ibnu Khaldun pada abad ke 14 mengasosiasikan permainan ini bersama Sassa bin Dahir dari India.
Semula permainan ini dibawa utusan India ke pengadilan Persia dengan nama chaturanga, dengan bidak 8×8 kotak. Kemudian, orang Arab membawanya ke Spanyol dan berganti nama menjadi chatrang/shatranj. Di masa ini, catur dimainkan bersama dadu sebelum memulai permainan. Dalam filsafat Hindu India percaya bahwa dengan memainkan dadu sama dengan berkomunikasi dengan kosmos dan para dewa.
Usai revolusi Islam pada tahun 1979, catur dilarang karena sering dijadikan media untuk bermain judi. Pada 1988, catur kembali di legalkan hingga dibuat liga catur besar–besaran. (rai)