KOTA SERANG, biem.co – Bagi Sobat biem yang pernah aktif sebagai pengguna Kaskus, mungkin pernah mengenal akun bernama jeroanayam atau yang akrab disapa Om Jero.
Jero merupakan sosok inspiratif di balik terciptanya “Buku Wangsit” yang sangat terkenal di kalangan pelajar. Bermula tahun 2007, di mana saat itu Kaskus sedang memasuki kejayaannya, dirinya mendaftar sebagai member Kaskus dengan ID jeroanayam. Ia pun masuk ke forum-forum khusus para pejuang yang akan masuk ke perguruan tinggi.
“Di sana, saya memberikan tips dan strategi bagaimana cara masuk ke PTN,” ungkap Jero saat diwawancarai oleh biem.co.
Oleh karena itulah, sosoknya mulai banyak dikenal di kalangan pelajar. Bahkan, Kaskus pun memberikan gelar kepada Jero sebagai Education Enthusiast di tahun 2009 hingga 2011. Sebelumnya, Jero mengaku membagikan tips, trik, konsultasi, maupun ebook secara gratis. Pada tahun 2012, strategi-strategi yang ia tulis pun kemudian dibukukan dalam bentuk hardcopy, dan diperjualbelikan satu tahun setelahnya.
Pada saat itu, katanya, buku tersebut masih menggunakan nama Kaskus karena penjualannya sendiri masih terbatas di jejaring Kaskus. Barulah mulai tahun 2014, ia memperluas pasar dengan menjual di jejaring sosial lainnya, seperti Facebook, Line, Whatsapp. Penjualannya sendiri saat ini sudah merata hingga ke seluruh Indonesia, bahkan tidak sedikit dari luar negeri yang juga membeli.
“Transaksi dari luar negeri itu paling banyak dari Malaysia, Jepang, dan Timur Tengah. Mereka yang beli Buku Wangsit biasanya mereka yang ingin kuliah di Indonesia,” ujarnya.
Bicara soal nama, sebelumnya strategi-strategi yang diciptakan Jero tersebut dinamakan “Bukan 1001” untuk menyaingi buku paling terkenal pada era itu, yakni “Buku 1001”. Namun, penyebutan kata “wangsit” di dalam buku tersebut ternyata menjadi tren tersendiri. Sehingga, pada saat dicetak pertama kali di tahun 2013, akhirnya nama tersebut berganti menjadi “Buku Wangsit” dengan nama penerbit Wangsit Education.
Kepada biem.co, Jero bercerita bahwa Buku Wangsit dan Wangsit Education ini merupakan solusi atas masalah yang pernah ia hadapi saat dahulu. Di mana ia mengaku berasal dari sekolah swasta yang terbilang mustahil bisa masuk ke Perguruan Tinggi Negeri, karena pada waktu itu dikenal hanya yang berasal dari sekolah favorit saja yang bisa menembus PTN favorit juga.
Akhirnya, lanjut Jero, ia pun membuat sendiri strategi agar ia bisa diterima di PTN. Dalam hal ini, ia mengejar kampus yang dikenal sulit, yaitu Institut Teknologi Bandung (ITB). Namun, tak disangka, strategi tersebut ternyata berhasil membawa dirinya masuk ke ITB.
“Kemudian saya berpikir, saya punya masalah, mungkin banyak juga siswa yang punya masalah yang sama seperti saya. Dan saya punya solusinya. Solusi inilah yang bisa kita publikasikan. Sehingga semua siswa bisa menikmati dan mengetahui bagaimana strategi masuk PTN dengan mudah. Alhamdulillah, sebagian besar siswa menggunakan Buku Wangsit. Jadi solusi dari masalah kita adalah peluang bisnis untuk kita,” ucapnya.
Baca Juga
Selain itu, pada tahun 2016, pihaknya mulai memberikan sponsor-sponsor kepada mahasiswa dalam mengadakan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan masuk perguruan tinggi maupun perlombaan, seperti halnya Try Out, University Day Out (UDO), dan Pesta Sains. Memasuki tahun 2017, ia pun mulai menerima undangan sebagai narasumber dan motivator terkait hal serupa.
“Di tahun ini, Wangsit Education juga memberikan donasi berupa buku untuk sekolah-sekolah di Banten yang belum tergolong favorit. Yang mana siswanya masih kesulitan untuk masuk PTN. Sehingga, Wangsit Education memberikan donasi buku secara gratis sekitar 28 ribu buku,” imbuhnya.
Buku Wangsit sendiri, ujarnya, memang menyasar pada siswa-siswi yang kurang mampu, sehingga harganya pun tergolong murah dibandingkan buku SBMPTN lain yang mencapai ratusan ribu. “Mudah-mudahan dengan adanya Buku Wangsit ini, mereka yang tidak terfasilitasi mengikuti kegiatan bimbel cukup bisa dengan menggunakan buku ini. Jadi mereka bisa menikmati kuliah di PTN seperti saya dulu,” harapnya.
Di balik kesuksesan yang telah dirasakan Jero berkat Wangsit Education yang didirikannya, nyatanya masih ada cita-cita yang belum tercapai, yaitu membuat sekolah untuk pelajar yang kurang mampu.
“Cita-cita yang paling utama di Wangsit Education adalah membuat sekolah untuk siswa-siswi kurang mampu, akan ada asramanya, dan di situ kita gratiskan sekolahnya. Mudah-mudahan bisa terwujud,” ucapnya.
Ia pun berpesan kepada para pelajar kelas 3 ataupun alumni yang hendak masuk ke perguruan tinggi untuk tidak pesimis dengan kemampuan sendiri.
“Karena untuk bisa lulus SBMPTN itu nggak mesti pinter dan jenius. Kita hanya perlu strategi. Kita bisa pilih-pilih soal yang sering keluar dan mudah buat kita. Jadi sebenarnya nggak perlu ngerjain soal secara full, tergantung tujuan PTN kita ke mana atau jurusannya apa. Kita bisa membuat target sesuai dengan kemampuan kita,” pungkasnya.
Diketahui, pemilik nama asli Muamar Khadafi ini merupakan guru di salah satu sekolah di Kota Serang. (HH)