biem.co – Kaset pita memang berjaya banget di era 90’an, namun saat ini jelas sudah tertinggal seiring dengan kemajuan teknologi, baik dikarenakan adanya kaset berupa keping copy disk (CD), akses download maupun youtube. Namun apa jadinya ya, jika di jaman serba canggih ini ada band yang me-record lagu yang hasilnya berupa kaset pita?
Salah satu band yang menerapkan langkah itu adalah Standar Satu Band. Band ber-genre rock asal Cilegon ini terbentuk pada 2011 dengan dimotori oleh dua pemuda, yakni Arkaan Shidqii pada gitar dan vokal dan Achmad Juliansyah pada drum. Mereka menyebut aliran musiknya sebagai ‘Rock Marijuangkan’.
Bekerjasama dengan SHRLN Records, yang merupakan record label kecil bentukan Aldi Suherlandi, tahun ini Standar Satu Band merilis mini album berupa kaset pita dengan judul yang sama “Suara Margasatwa”. Setelah sebelumnya, pada 2016 berhasil merilis dengan format CD.
Aldi Suherlandi, owner SHRLN Records menuturkan bahwa ini merupakan rilis pertama SHRLN Records. Berangkat dari keresahan musisi di Cilegon/Serang yang mengeluarkan fisik, penilaian saya cuma biasa aja atau biasa banget.
“Sebagai kolektor saya resah rilisan fisik di kota sendiri kok nggak ada yang colecable gitu. Makanya saya membangun label distribusi bernama SHRLN (baca: Suherlan) Records dan rencananya akan menaungi produksi rilisan fisik colecable,” ungkapnya.
Aldi Suherlandi menambahkan, saya pilih Standar Satu Band karena mereka memiliki lagu yang banyak mengangkat isu sosial, bukan cuma sekadar cinta-cintaan. “Selain itu, Standar Satu belum banyak yang tahu dan itu juga tugas saya sebagai eksekutif produser untuk meluaskan pasar mereka,” terangnya.
Ada enam lagu dalam mini album “Suara Margasatwa”, seperti, “Lari ke Kota”, “Sejenak di Anyer”, “Jangan Berhenti”, “Marijuangkan”, “Emiliya”, dan “Fantasi Pencuri”.
Rencananya, imbuh Aldi rilisan fisik ini akan disebar di tiga kota non-Banten, yakni Jakarta, Palembang, dan Jogjakarta. “Saya tidak mengincar pasar Banten melainkan pasar Nasional,” tandasnya.
Mini album ini pun diproduksi di studio legendaris Indonesia, yaitu Lokananta di Solo. “Semoga Standar Satu Band ini bisa dikenal di industri musik Indonesia,” pungkasnya. (Dion)