biem.co – Sudah sejak lama, 4 Februari diperingati sebagai Hari Kanker se-Dunia. Hal ini semata-mata untuk memberikan kesadaran pada setiap orang di dunia untuk bersama-sama mencegah, mendeteksi, dan mengobati kanker. Karena sampai hari ini kanker masih menjadi “pembunuh” nomor satu di dunia.
Menurut para ahli, penyakit ini muncul akibat dari pertumbuhan beberapa sel tubuh yang tidak normal, sehingga bertransformasi menjadi apa yang disebut sel kanker. Pemicu penyakit ini bisa beragam; bisa karena genetik, karsinogen (agen yang dapat mendorong terbentuknya sel kanker), virus, serta gaya hidup yang tidak sehat.
Beruntung, kabar membahagiakan datang dari Inggris, baru-baru ini, para peneliti dari Translational Medicine di Manchester, Profesor Michael Lisanti dan rekannya Federica Sotgia, dalam penelitiannya telah menemukan sebuah agen terapeutik baru untuk mengobati kanker, diberi nama Diphenyleneiodonium Chloride (DPI).
DPI adalah agen terapeutik (senyawa) yang digunakan untuk pengobatan penyakit atau untuk meningkatkan kesejahteraan suatu organisme.
Dalam percobaannya, para peneliti menempelkan DPI pada sel kanker, hasilnya sel-sel kanker mengalami pembekuan dan berhenti berkembang. Menurut Lisanti, dilansir sciencedaily, “Ini luar biasa, sel-sel kanker hanya (seperti) duduk di sana seolah-olah dalam keadaan mati suri.”
Penemuan ini dianggap sangat penting bagi dunia medis, karena senyawa DPI ini ternyata mampu menghentikan penyebaran sel kanker tanpa menyebabkan efek-samping beracun seperti yang biasanya diakibatkan kemoterapi.
Para peneliti mengamati, DPI ternyata dapat merusak sel yang disinyalir sebagai batang induk kanker. Sementara sel lain diabaikan dan tidak dirusak. Artinya, secara sederhana, DPI hanya merusak sel-sel yang berhubungan dengan induk kanker dan mengabaikan sel lain dalam tubuh.
Mereka menjelaskan bahwa DPI secara selektif menyerang sel induk kanker, dengan cara menciptakan kekurangan vitamin pada sel induknya. Dengan kata lain, senyawa ini mematikan produksi energi pada sel induk kanker, dan menciptakan hibernasi sel induk.”
Jika kemoterapi dianggap menghasilkan banyak efek samping yang buruk, karena menciptakan radikal bebas beracun, berbeda dengan DPI.
Menurut Profesor Federica Sotgia, “Dalam hal kemoterapi, kita jelas membutuhkan sesuatu yang lebih baik dari apa yang kita miliki saat ini, dan DPI ini akan menjadi awal dari pendekatan alternatif untuk menghentikan sel induk kanker.”
Mari lawan kanker bersama-sama! (EJ)