KabarTerkini

Ternyata ‘Supermoon’ Bisa Memicu Bencana Gempa Bumi

biem.co – Beberapa waktu lalu, Banten beberapa kali diguncang bencana hebat. Gempa berkekuatan 6,1 SR yang berpusat di Kabupaten Lebak memicu hingga 54 kali gempa susulan. Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), gempa tersebut membuat hingga ribuan rumah beserta puluhan fasilitas umum lainnya rusak.

Di samping itu, Senin (29/01), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengumumkan bahwa akan terjadi Fenomena Super Blue Blood Moon atau Supermoon pada Rabu (31/01) yang bertepatan dengan Gerhana Bulan Total, yang mana posisi matahari, bumi, dan bulan akan berada pada satu garis lurus. Pihaknya menyebutkan, bahwa fenomena tersebut termasuk langka karena di Indonesia sendiri baru terjadi 36 tahun lalu, tepatnya pada 30-31 Desember 1982.

Namun, diketahui dari Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin dalam wawancaranya dengan CNN Indonesia, bahwa fenomena tersebut ternyata mampu memicu terjadinya bencana alam gempa bumi.

Djamal menjelaskan, saat terjadi gerhana, air laut surut di atas lempeng sehingga menimbulkan kekurangan daya tekan dari air. Sehingga, lempeng lain yang menusuk ke bawah lempeng itu akan bisa menyusup lebih dalam dan mengakibatkan gerakan yang merilis energi. Maka pelepasan itulah, lanjut Djamal, yang bisa menyebabkan gempa bumi terjadi.

“Proses gempa yang disebabkan oleh pergeseran lempeng itu sesungguhnya lempeng Indo Australia di selatan Jawa atau Sumatera itu menyusup ke lempeng Eurasia yang di atasnya ada Jawa dan Sumatera. Nah, penyusupan itu tertahan oleh air laut. Energinya tertahan lama akhirnya,” jelasnya.

Berkaca pada gempa yang menimpa Aceh belasan tahun lalu, Djamal menyebut pada saat itu, posisi laut sedang surut maksimum karena menjelang Purnama. Sehingga tekanan air pada lempeng Eurasia menjadi berkurang dan menyusup. Saat itulah terjadi getaran menjadi gempa.

Senada dengan itu, BMKG pun menyebut bahwa fenomena tersebut dapat mengakibatkan surut minimum mencapai -100 – 100 cm di Pesisir: Sumatera Utara, Sumatera Barat, Selatan Lampung, utara Jakarta, utara Jawa Tengah, utara Jawa Timur, dan Kalimantan Barat.

Namun, Djamal mengatakan bahwa Supermoon yang terjadi hari ini belum tentu menimbulkan gempa besar di Indonesia sebab kajian tersebut masih belum mencapai kesimpulan.

“Sebagai pemicu kita tidak tahu itu kapan akan terjadi pelepasan energi. Susah diperkirakan berapa persen pemicunya, tempat di mana dan kapan. Kajian ini juga belum konklusif jadi tidak bisa diperkirakan apakah gerhana tanggal 31 Januari ini bisa melepaskan energi ini belum pasti,” terang Djamal.

Diketahui, puncak Supermoon ini sendiri dapat diamati pada pukul 20:29 WIB, 21:29 WITA, dan 22:29 WIT. (HH)

Editor: Redaksi

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Ragam Tulisan Lainnya
Close
Back to top button