KabarTerkini

Waspada! Gempa Megathrust dan Tsunami Setinggi 20 Meter Berpotensi Landa Banten

Fenomena lempengan bernama Sunda Megathrust di area sekitar Selat Sunda

BANTEN, biem.co – Setelah gempa beruntun yang terjadi di Lebak-Banten pada (23/1), Beredar kabar akan terjadi gempa susulan berskala lebih besar di area yang sama, Selat Sunda dan sekitarnya.

Gempa beruntun yang terjadi sebanyak 54 kali dengan kekuatan 6,1 SR itu, membuat beberapa peneliti mengemukakan kembali dugaan; adanya fenomena lempengan bernama Sunda Megathrust di area sekitar Selat Sunda.

Megathrust adalah sebuah dorongan kuat pada zona-subduksi yang memiliki sejarah gempa atau zona yang memiliki banyak gempa berkekuatan 8.00 – 9,0 SR, Contohnya; Sunda Megathrust yang berada di Sumatera membentang dari Selat Sunda hingga kepulauan Nikobar (gugusan pulau di India).

Daerah ini memiliki sejarah dua gempa bumi berskala besar, pertama pada tahun 1833 dengan kekuatan 8,8 – 9,2 SR, kedua pada 2004 bertepatan dengan tragedi tsunami Aceh yang mencapai 9,1 SR.

Menurut peneliti, zona tumbukan lempeng bumi di bawah laut Selat Sunda seperti ‘sleeping giant’, sewaktu-waktu bisa saja (terbangun) berpotensi mengakibatkan gempa bumi hingga  9,0 magnetude.

Jika terjadi, gempa ini tentu dapat memicu tsunami hingga lebih dari 20 meter di pesisir Banten dan Lampung, serta ancaman guncangan hebat di beberapa wilayah terdekat seperti Jakarta, Bandung dan sekitarnya.

Para peneliti tsunami pada Balai Pengkajian Dinamika Pantai – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Widjo Kongko, dilansir nat-geo, Rabu (24/1) mengatakan, “Dengan membuat estimasi lebar dan slip-nya dikalikan panjang seismic gap itu, kami perkirakan potensi kekuatan gempanya dan ketemu sekitar 9 magnetude.”

Zona kosong gempa (seismic gap) sepanjang 350-550 km disimpulkan ada pada zona subduksi Selat Sunda yang kemungkinan menjadi penyebab terjadinya gempa raksasa. Zona kosong gempa itu sangat mungkin menyimpan potensi itu karena energi dari gesekan dua lempeng bumi masih tersimpan.

Menurutnya, “Kami belum menyimpulkan kapan keterulangan gempa di Selat Sunda, karena masih minimnya data sejarah ataupun studi paleotsunami di selatan Jawa.”

Sementara itu Eko Yulianto, Kepala Bidang Dinamika Bumi dan Bencana Geologi Pusat Penelitian Geo-teknologi LIPI, mengatakan, “Potensi gempa raksasa di Selat Sunda menjadi pengetahuan umum semua peneliti, setelah gempa Aceh 2004 dan Sendai 2011, kalangan ilmuwan meyakini bahwa gempa dan tsunami raksasa bisa terjadi di seluruh zona subduksi di mana pun,” jelas Eko.

Di Indonesia sendiri, potensi gempa besar bisa saja terjadi  di zona subduksi Mentawai, Selat Sunda, selatan Bali, Flores, hingga sekitar Ambon dan Papua.

Bahkan, Eko pernah meneliti endapan tanah di sekitar Sungai Cikembulan, Pangandaran – Jawa Barat, untuk mencari jejak tsunami masa lalu, dan ditemukan jejak tsunami besar 400 tahun lalu. “Data ini harus dikonfirmasi dengan pengeboran,” ujarnya.

Meski belum ada data rinci kapan periodisasi gempa di Selat Sunda, Widjo Kongko mengatakan harus disiapkan skenario terburuk. Ia mengkaji dan membuat model dampak gempa dan tsunami berkekuatan 9 Mw yang berpusat di Selat Sunda.

Prediksinya, Jakarta yang berjarak 200-250 km dari pusat gempa berpotensi berguncang keras beberapa menit. “Intensitas yang dirasakan di Jakarta bisa sangat kuat. Bisa menimbulkan kerusakan bangunan,” ujarnya.

Tetap waspada ya! Sobat biem.Semoga kesehatan dan keselamatan selalu beserta kita. Amin (IY)

Editor: Redaksi

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Back to top button