biem.co – Banyak jenis kera yang ada di dunia, sebagian besar spesies kera berasal dari Afrika di antaranya gorila, simpanse atau babon. Hanya satu spesies kera yang berasal dari Asia yaitu orang utan, terutama di Indonesia seperti orang utan Sumatera. Dan sebagian mereka pasti akan sulit membedakan mana simpanse dan orang utan. Hal yang membedakan dari ketiganya adalah kecerdasan.
“Jika kamu memberi seekor simpanse sebuah obeng, maka dia akan menghancurkannya; Jika kamu memberi gorilla obeng, maka dia akan melemparkan ke bahunya; Tapi jika kamu memberi orang utan obeng, maka dia akan menggunakan obeng itu untuk membuka gembok dan keluar dari sangkarnya. Saya percaya jika orang utan adalah spesies tercerdas,” papar Desilets selaku aktivis pelindung orang utan.
Namun, status orang utan kini telah berubah dari hampir punah kepada krisis. Tentu hal ini sangat memprihatinkan. Pembakaran hutan dan penebangan hutan secara ilegal, membuat keberadaannya terancam. Mungkin Sobat biem bertanya-tanya, memang apa yang terjadi saat orang utan punah?
Jika hal tersebut terjadi, maka akan berdampak besar bagi hajat hidup manusia. Pada dasarnya orang utan hidup di pohon-pohon tinggi, karena di puncak pohon banyak tumbuh makanan orang utan dan makanannya adalah buah-buahan, daun, bunga dan serangga. Oleh karena itu, kebiasaan memakan ini dapat membantu tumbuhan menyebar benih secara ekologis dan sekaligus membentuk juga melestarikan hutan hujan tropis. Jika orang utan punah, kehidupan alam tentu akan terganggu.
Di samping banyak berita duka tentang orang utan, muncul berita membahagiakan. Seperti dilansir dari tirto.co muncul spesies orang utan terbaru yaitu orang utan tapanuli (pongo tapanuliensis) setelah 90 tahun terakhir oleh para peneliti IPB. Publikasi ini tercantum dalam Jurnal Internasional Current Biology, November lalu.
Menyusutnya hutan akan disusul dengan menyusutnya jumlah orang utan. Padahal orang utan hanya hidup di hutan yang subur di mana banyak terdapat sumber makanannya. Ditambah dengan lambatnya orang utan berkembang biak, dengan jarak melahirkan 8 sampai 9 tahun, dan memiliki anak di usia 15 tahun. (rai)