biem.co — Data menunjukkan bahwa wanita berumur lebih lama dari rata-rata pria. Ini bukan fenomena baru, dalam catatan sejarah di banyak tempat di dunia, wanita lebih panjang usianya satu dekade dibandingkan pria.
Hasil penelitian menemukan bahwa wanita lebih mudah untuk terhubung dengan orang lain, sehingga secara sosial ia dapat lebih diterima daripada pria. Lihat saja beberapa komunitas wanita, yang hanya bertemu beberapa kali, namun memiliki ikatan emosional lebih kuat dan lebih besar, sementara pria lebih cenderung menutup diri pada komunitas yang belum dipercayainya.
Ini semua terjadi karena wanita lebih cenderung untuk berbagi masalah antar sesamanya demi mendapatkan dukungan emosional. Beberapa percaya bahwa hal ini lah yang memicu berkurangnya tingkat stres pada wanita dan kemudian berkontribusi terhadap umur yang lebih panjang.
Namun, beberapa peneliti lain beranggapan bahwa alasannya tidak semudah itu.
Dilansir bigthink, mengutip tulisan Philip Perry, sebuah studi Denmark-Amerika, melakukan pendekatan yang berbeda untuk mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan itu. Para peneliti melihat populasi wanita yang mengalami krisis yang mengerikan; seperti kelaparan, epidemi, atau wanita yang mengalami perbudakan, lalu kemudian menjadikannya sampel.
Peneliti menemukan bahwa dalam kasus kelaparan, epidemi dan perbudakan, meski tingkat kematian sangat tinggi, akan tetapi, perempuan cenderung hidup lebih lama dari laki-laki. Ini berdasarkan bukti bahwa, bayi perempuan yang berada dalam kandungan lebih kuat bertahan dalam kondisi keras daripada bayi laki-laki.
Hal ini ditemukan dalam banyak kasus: seperti penjualan mantan budak ke Liberia (1820-1843), perlakuan budak perkebunan di Trinidad pada abad ke-19, kelaparan Ukraina pada tahun 1933, kelaparan Swedia (1772-1773), epidemi campak Islandia 1847 dan 1882, dan kelaparan Irlandia (1845-1849).

Mantan budak yang dibawa ke Afrika Barat pada 1800-an memiliki beberapa tingkat kematian tertinggi dalam sejarah. Sebagian besar karena memiliki sedikit ketahanan terhadap penyakit tropis yang ditemukan di sana, pada saat itu. Ditemukan 40% meninggal dalam tahun pertama. Sedangkan bayi yang lahir saat itu jarang mencapai usia dua tahun.
Namun, data menunjukkan; selama kelaparan Irlandia (1845-1849) harapan hidup meningkat dari kedua jenis kelamin menjadi hampir 19 tahun untuk pria dan 22 untuk wanita.
Anak perempuan yang lahir pada krisis kelaparan Ukraina tahun 1933 hidup rata-rata sekitar 10 tahun dan anak laki-laki tujuh tahun.
Profesor James Vaupel dari Universitas Duke (Amerika) dan Profesor Virginia Zarulli dari University of Southern (Denmark) menemukan bahwa bahkan di lingkungan di mana angka kematian parah, wanita masih hidup lebih lama dari pria dengan rata-rata enam bulan sampai empat tahun.
Meski kemudian tingkat kematian dipecah ke dalam berbagai kelompok usia pun para peneliti tetap menemukan bahwa sebagian besar bayi perempuan lebih mungkin untuk bertahan hidup daripada bayi laki-laki. (EJ)