biem.co – Pemerintah merencanakan pembangunan Universitas Islam Internasional Indonesia yang sempat tertunda semenjak tahun lalu. Lokasi yang akan dipilih untuk pembangunan kampus yaitu di Cimanggis, Depok Jawa Barat. Realisasi pembangunan UIII dalam beberapa tahun mendatang akan segera dikejar setelah menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 57 Tahun 2016 tentang pendirian UIII.
Dilansir dari kompas.com, diperkirakan dalam pembangunan ini akan menghabiskan dana sebanyak 3,9 triliun. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuldjono mengatakan bahwa pendanaan pembangunan UIII berasal dari beberapa sumber. Sumber dana itu mulai dari APBN hingga hibah negara sahabat.
“APBN kami sediakan Rp600 miliar untuk tahun ini. Belum tahu untuk tahun depan. Lalu, sisanya hibah dari negara sahabat,” ujarnya.
Dari Mana Rencana Ini Berasal?
Rencana pembangunan kampus UIII sendiri merupakan instruksi langsung dari Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, dengan tujuan tidak hanya mengembangkan ilmu keislaman, juga sebagai sarana bagi mahasiswanya, namun juga dapat tampil di kancah internasional.
Pro kontra pun berdatangan, salah satunya tentang dana yang lumayan fantastis dan mengapa tidak memaksimalkan kampus Islam yang telah bertebaran seantero negeri, dengan tujuan dan keperluan tersebut. Komarudin Hidayat, mantan Rektor UIN Jakarta dan salah satu yang terlibat pada rapat pembangunan UIII menyatakan bahwa UIII akan menjadi kontribusi besar kita sebagai Negara yang berpenduduk Islam terbanyak, sehingga memiliki kajian Internasional yang tak kalah dengan Malaysia juga Pakistan.
“Kalau kita sudah punya mobil kijang, apa salahnya punya mercy?” katanya.
“Kalau kita sudah punya anak-anak yang kuliah di dalam negeri, apa salahnya kuliah ke luar negeri? Artinya, harus ada pusat komunitas yang punya link ke Internasional. Ini medium untuk memperkenalkan tradisi Islam Indonesia. Jadi bukan saingan,” tegasnya.
Pengamat pendidikan, Doni Kusuma menyatakan bahwa UIII bertujuan untuk memperkenalkan Islam yang lebih moderat di Indonesia juga menghapus stigma yang berkembang di dunia Barat. Hal lain yang lebih penting, UIII dibangun bukan untuk menjadi tandingan UIN, justru lebih daripada itu UIII akan menyediakan pendidikan untuk S2 dan S3 dengan target mahasiswa dari seluruh dunia.
“Untuk kampus – kampus UIN yang ada sekarang dapat di prospek untuk jadi lebih berkualitas, yaitu dengan cara mengadakan pertukaran pelajar dan belajar Islamologi,” ungkapnya.
Lalu, polemik lainnya muncul mengenai lokasi yang akan digunakan untuk pembangunan UIII. Pasalnya, lokasi pembangunan Kampus UIII berada dalam kawasan rumah tua Cimanggis dimana berpotensi akan menghancurkan rumah tua yang memiliki jejak sejarah peninggalan Belanda tersebut. Protes bermunculan, salah satunya dari pegiat sejarah, JJ Rizal dan Komunitas Betawi Kita.
Pertentangan ini membuat Wakil Presiden Jusuf Kalla angkat bicara. Menurut Kalla, pemanfaatan wilayah harus dilihat dari pandangan untuk membuat Islam yang moderat di Indonesia jadi mempunyai pengaruh luas.
“Rumah itu rumah istri kedua dari penjajah Belanda yang korup. Masa situs itu harus ditonjolkan terus dan dijadikan situs masa lalu? Yang mau kita buat disitu, situs masa depan,” pungkasnya. (resti)