Teknologi

Peneliti: Ingatan dalam Otak Kita Berasal dari Virus Kuno

Kenapa ingatan bisa bertahan sepanjang hidup?

biem.co — Beberapa dekade terakhir para ilmuan saraf masih mengalami kebingungan menyoal bagaimana memahami sistem memori manusia bekerja. Ternyata, ini adalah sebuah proses yang sangat canggih yang melibatkan beberapa sistem otak.

Bagaimana dengan tingkat molekulernya? Menurut para ahli, protein adalah pembentuk otak,  akan tetapi protein tidak akan bertahan lebih dari beberapa menit. Namun, anehnya, ingatan bisa bertahan sepanjang hidup kita.

Baru-baru ini, sebuah penelitian internasional, gabungan dari Universitas Utah, Universitas Kopenhagen, dan Laboratorium MRC Biologi Molekuler di Inggris, menemukan sesuatu yang aneh tentang protein dalam otak yang disebut Arc. Protein ini, ternyata penting untuk pembentukan memori jangka panjang.

Dikutip dari laman BigThink, Senin (22/01), para peneliti mengatakan “Gen saraf Arc sangat penting untuk penyimpanan informasi jangka panjang pada otak mamalia, sebagai perantara dari berbagai sel sypnatic plasticity, dan juga telah berdampak pada pengembangan gangguan saraf.”

Meski protein dalam otak punya kunci penting dalam kerja memori, peneliti mengakui, masih sedikit informasi yang didapat dari fungsi molekuler Arc dan asal-usul evolusinya.

Cara kerja Arc ini ternyata mirip dengan cara bagaimana sebuah virus menginfeksi seseorang. Dengan menggunakan mikroskop-elektro, para peneliti sadar bahwa cara Arc bekera sangat mirip dengan bagaimana retrovirus HIV beroperasi.

Para peneliti tertarik dengan gagasan bahwa protein dapat berperilaku seperti virus. Apa yang dilakukan Arc adalah membuka ‘jendela’ tempat memori bisa dipadatkan. Tanpa Arc, jendela tidak bisa dibuka.

Mereka (para peneliti) menemukan Arc bekerja mirip dengan virus kapsid (selubung protein). Kapsid adalah kulit luar keras berongga di dalamnya dan membawa informasi genetik virus.

Virus biasanya menggunakan kapsid ini untuk menyebarkan materi genetiknya dari satu sel ke sel lainnya, yang kemudian menyebabkan infeksi. Arc menirunya dengan membawa informasi genetik pada satu saraf ke saraf lainnya.

“Dari penelitian ini kami menyadari Arc punya banyak cara khusus, tapi kami menemukan Arc menengahi perpindahan RNA pada sel-sel, beberapa peneliti sempat bingung, tak ada protein yang diketahui bekerja dengan cara ini,” tutur ketua peneliti, Elissa Pastuzyn.

Para peneliti juga meyakini bahwa sekitar 350-400 juta tahun lalu, nenek moyang retrovirus, Retrotransposon, menyuntikkan materi genetiknya pada makhluk berkaki empat. Hal ini yang kemudian menyebabkan perkembangan protein Arc, karena ia berjalan dalam neurokimia kita saat ini.

Pada penelitian di Massachusetts University, Amerika Serikat, proses yang sama juga pernah dicoba pada kentang sekitar 150 juta tahun yang lalu. Studi ini mengubah cara pandang mengenai proses evolusioner.

Proses ini bukan lagi berasal dari mutasi secara acak, namun berasal dari organisme yang sama dan yang terpinjam dan berpindah dari satu organisme kepada organisme lainnya untuk berkembang. (EJ)


Editor: Jalaludin Ega

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Back to top button