biem.co – Sejak kemunculannya beberapa waktu lalu, belakangan ini khalayak sedang hangat memperbincangakan selebgram yang mencuri perhatian. Ayana Jihye Moon merupakan mualaf asal Korea yang mantap masuk Islam, meski dirinya hanya Muslim seorang diri dalam keluarganya. Seperti diketahui, penduduk Korea Selatan termasuk minoritas beragama Islam.
Wajah cantik dan perilakunya yang sopan dan santun, mampu memikat banyak orang hingga dirinya dibanjiri banyak tawaran iklan dan model hijab juga busana Muslim dari berbagai negara, terutama Malaysia dan Indonesia.
Seperti dilansir dari kumparan.com, Ayana Moon memutuskan menjadi Muslim sejak tahun 2012 lalu. Bermula dari rasa bencinya terhadap Islam karena perilaku ISIS dan citra buruk Islam yang dicap “teroris”, membuatnya penasaran tentang bagaimana agama Islam sebetulnya. Wanita kelahiran 28 Desember 1995 ini menuturkan dalam akun youtube-nya @xolovelyayana bahwa video-video tentang Irak di youtube menjadi pusat perhatiannya. Dari situlah dia mengetahui bahwa para perempuan di sana memakai kain yang dililitkan pada kepala bernama hijab.
“Aku melihat mereka memakai pakaian longgar, mereka menutupi wajah (dengan cadar) dan tidak menggunakan hijab seperti yang aku gunakan sekarang,” ujar Ayana.
Waktu berganti, Ayana mulai mengikuti banyak camp dan kajian di masjid setiap Minggu hingga akhirnya memutuskan menganut agama Islam. Meski pada awalnya keluarga Ayana sendiri khawatir tentang keterlibatannya dalam berbagai acara keislaman, namun Ayana mengaku orang tuanya tidak melarang dan menghargai keputusannya memeluk agama Islam.
Kini setelah lulus SMA, Ayana melanjutkan studinya di salah satu Universitas Islam di Malaysia. Di Malaysia dirinya menjadi model banyak brand hijab dan busana Muslim ternama dan mendapatkan banyak teman yang sangat mendukungnya, Tak hanya itu, beberapa waktu lalu Dian Pelangi mengundangnya untuk menjadi model brand busana muslimnya. Tak ingin ketinggalan, banyak acara-acara tv seperti Hitam Putih, Dahsyat dan masih banyak lagi yang mengundang Ayana untuk berbagi cerita seputar pengalamannya menjadi Mualaf.
“Sebenarnya aku tidak menghadapi banyak kesulitan atau bahkan menderita dalam proses mengenal Islam. Walaupun jumlah umat Muslim di Korea masih sedikit, tapi terus meningkat. Aku harap ceritaku bisa memberikan orang lain kesempatan untuk bisa berbagi cerita mereka,” tutupnya. (Rai)