biem.co — Denny J.A lagi-lagi membuat geram para sastrawan Indonesia, jika sebelumnya ia membuat kericuhan mengenai kemunculan petisi penolakan peredaran buku ’33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh’ pada 2014 lalu, kini muncul kembali petisi yang menjadi sasaran program barunya.
Ratusan sastrawan dari seluruh Indonesia membuat petisi penolakan terhadap program Penulisan Buku Puisi Esai Nasional yang digagas oleh salah satu pemilik lembaga survei Denny Januar Ali (Denny JA).
Penolakan tersebut dilakukan lantaran progam puisi dinilai telah membuat penggelapan sejarah, pembodohan, pengeliruan definisi-definisi ilmiah, dan segala praktik manipulatif lain dalam kesusastraan Indonesia.
“Tanggal 8 Januari 2018 beberapa penyair muda membentuk grup WA dengan nama Penyair Muda Indonesia. Grup itu diniatkan untuk menjadi wadah para penyair muda untuk bersilaturahmi, berdiskusi, dan saling berbagi informasi seputar perkembangan sastra Indonesia,” tulis koordinator petisi, Ramoun Apta dalam rilisnya, Jumat 19 Januari 2018.
Sejak tanggal 11 Januari, para anggota grup banyak berdiskusi tentang program penulisan buku puisi esai nasional yang melibatkan Denny JA., karena berbagai alasan, para penyair dalam grup itu pun bersepakat untuk menolak proyek buku dimaksud.
“Para penyair menemukan, bahwa ada banyak nama yang mengikuti proyek tersebut karena tergiur oleh tawaran uang, tanpa memahami konteks permasalahannya secara utuh. Ini membuat mereka merasa perlu melakukan sebuah usaha penyadaran bahwa apa yang dilakukan oleh DJA merusak susastra Indonesia,” kata dia.
Ia melanjutkan, tanggal 16 Januari 2018, alasan-alasan penolakan terhadap proyek buku tersebut, dituangkan dalam beberapa poin, dan dibuatlah sebuah petisi penolakan terhadap proyek buku puisi esai Denny JA.
Usai melalui diskusi yang matang tentang rumusan petisi, maka tanggal 17 Januari 2016 pukul 18.05, petisi tersebut mulai ditandatangani oleh penyair Jamil Massa, diikuti Arco Transept, Mario Lawi, dan seluruh anggota grup yang lain. Hingga tanggal 18 Januari 2018, petisi tersebut sudah ditandatangani oleh 103 orang penyair dari berbagai kota provinsi di Indonesia. Disepakatilah bahwa petisi itu perlu diunggah pula ke media sosial facebook, dan ke grup-grup WA yang lain, barangkali ada publik sastra yang lain, yang setuju dan ingin ikut menandatanganinya.
“Petisi tersebut mendapat sambutan yang baik, dan mulai ditandatangani oleh lebih banyak orang, antara lain di facebook, grup WA Ruang Sastra, Grup WA Penyair Indonesia, dan lain-lain,” ujar Ramoun.
Dalam perkembangannya, tambah dia, penyebaran petisi ini mendapatkan beberapa gangguan. Semisal munculnya sebuah petisi bayangan yang mencatut petisi ini. Sangat disayangkan ada nama Narudin Pituin di situ. Seorang kritikus yang dianggap bermasalah dan punya kaitan erat dengan DJA sehingga petisi yang kami buat menjadi terkesan main-main. Namun masalah tersebut bisa diatasi dengan membuat klarifikasi di sejumlah grup WA dan FB, sementara data yang valid terus dikoreksi dan perbaharui terus menerus.
“Di akhir batas waktu yang telah kami tentukan yakni Jumat (19/01) pukul 17.00 WIB, telah terkumpul 549 nama yang mendukung petisi ini. Adanya nama-nama tersebut bagi kami telah cukup menjadi bukti bahwa publik pelaku dan pemerhati sastra Indonesia masih menaruh harapan besar akan kesusastraan yang bersih dari praktik-praktik penggelapan sejarah, pembodohan, pengeliruan definisi-definisi ilmiah, dan segala praktik manipulatif lain dalam kesusastraan Indonesia,” katanya.
Tak sampai di situ, para Penyair Muda Indonesia bersama 170 penulis, penyair, jurnalis, dan peneliti di 34 propinsi di Indonesia juga mengkritisi program tersebut karena dianggap bermasalah.
Klaim puisi esai sebagai genre baru, kata Ramoun, adalah tindakan yang tidak dapat diterima karena bertujuan penggelapan sejarah.
“Puisi Esai menurut Thomas Gray (http://www.thomasgray.org/resources/gllitterms.shtml) adalah komposisi ekspositori pendek dalam puisi, yang biasanya ditujukan untuk khalayak umum,” kata dia.
Ramoun mengungkapkan, dalam sejarah kesusastraan dunia, Alexander Pope, penyair Inggris Abad XVIII, telah menuliskan bentuk semacam ini dalam buku berjudul “An Essay on Man”. Pope menuliskan esai filosofis dengan bentuk puisi, menggunakan kuplet dengan pentameter iambik. Terdiri dari empat epistel (bab) yang membicarakan pelbagai topik tentang kemanusiaan.
Menururnya, fakta tersebut meruntuhkan klaim DJA dalam kata pengantar proyek buku puisi esainya yang pertama, “Atas Nama Cinta” yang dikutipkan sebagai berikut:
“Kebutuhan ekspresi kisah ini membuat saya memakai sebuah medium yang tak lazim. Saya menamakannya “Puisi Esai”. Ia bukan esai dalam format biasa, seperti kolom, editorial atau paper ilmiah. Namun, ia bukan juga puisi panjang atau prosa liris. Medium lama terasa kurang memadai untuk menyampaikan yang dimaksud.” (Denny JA, 2012:11).
Meskipun mendapat kritik keras dari ratusan penyair, DJA dinilai belum berhenti untuk memaksakan konsep puisi esai yang bermasalah tersebut ke dalam lingkungan pembicaraan sastra dan sastrawan Indonesia melalui Program Penulisan Buku Puisi Esai Nasional yang digagasnya.
“DJA bersikeras menyebut bentuk yang digagasnya sebagai puisi esai, padahal karakteristik yang dipakai adalah karakteristik puisi naratif, dengan plot, tokoh, dan ceritanya. Catatan kaki yang disyaratkan sebagai ciri ke-esai-an puisi esai juga bukan ciri utama atau keharusan esai. Esai kerap tak memiliki catatan kaki. Mendukung program Penulisan Buku Puisi Esai Nasional DJA sama artinya dengan mendukung kekeliruan definisi dan konsep tersebut, yang pada gilirannya merupakan tindak perusakan sastra sebagai kajian keilmuan,” kata dia.
Diketahui, program Penulisan Buku Puisi Esai Nasional ini bukanlah proyek pertama yang pernah dibuat DJA.
Sebelumnya, DJA mensponsori proyek penulisan sebuah buku berjudul “Membawa Puisi Ke Tengah Gelanggang” yang sarat glorifikasi akan peran DJA sendiri dalam kesusastraan Indonesia.
Buku yang penggarapannya ia serahkan kepada Narudin Pituin, seorang finalis Duta Bahasa yang kerap mengaku sebagai kritikus meski kompetensi dan kredibilitasnya dalam lapangan kritik sastra sendiri masih dipertanyakan banyak pihak.
“Buku tersebut dibagi-bagikan gratis kepada sejumlah sastrawan, yang kemudian berujung pada pengembalian buku yang dimaksud oleh sebagian penerimanya sebagai bentuk protes,” jelas Ramoun.
Sebelumnya lagi, DJA terlibat dalam penyusunan buku “33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh” yang penuh kontroversi. Buku yang secara bias telah menyejajarkan DJA sendiri dengan nama-nama penting dalam sejarah kesusastraan Indonesia seperti: Chairil Anwar, Pramoedya Ananta Toer, HB Jassin dan lain-lain.
“Dapat dikatakan DJA telah berkali-kali melakukan upaya perusakan sistematis terhadap sastra Indonesia dan pelecehan terhadap kerja-kerja kesusastraan,” kata dia.
Berdasarkan alasan-alasan di atas pula, para pelaku dan pemerhati sastra Indonesia, mengajukan petisi sebagai berikut:
- Menolak program Penulisan Buku Puisi Esai Nasional tersebut, juga program lain dengan modus sama.
- Meminta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia mengusut keterlibatan oknum-oknum di Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa serta Balai Bahasa/Kantor Bahasa di seluruh Indonesia dalam program Penulisan Buku Puisi Esai Nasional DJA.
- Menyerukan kepada instansi pemerintah maupun organisasi non pemerintah terkait bidang sastra, budaya, penulisan kreatif dan literasi, seperti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Indonesia, Kementerian Pariwisata Indonesia, Badan Ekonomi Kreatif, Persatuan Penulis Indonesia (Satupena), Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia (HISKI), Komite Buku Nasional, Perpustakaan Nasional RI, Ikatan Penerbit Indonesia dan lain-lain, untuk bersama, dengan kewenangan serta tugas pokok dan fungsi masing-masing, melakukan penyadaran kepada masyarakat serta mencegah dan memberantas berbagai upaya rekayasa, manipulasi dan penyesatan dalam bidang sastra dan literasi yang dilakukan baik oleh DJA dan jaringannya, maupun pihak-pihak lain.
- Meminta DJA menghentikan program Penulisan Buku Puisi Esai Nasional di atas.
- Menyerukan kepada semua yang terlibat program Penulisan Buku Puisi Esai Nasional DJA untuk mengundurkan diri, membatalkan kontrak, dan mengembalikan honor.
- Menyerukan kepada komunitas-komunitas sastra di seluruh Indonesia untuk ikut menolak program Penulisan Buku Puisi Esai Nasional DJA dan mencegah para anggotanya terlibat di dalamnya.
Jakarta, 20 Januari 2018
Penandatangan Petisi:
- A. Farid Fakih – Jawa Timur
- A. Nabil Wibisana – Nusa Tenggara Timur
- Aang A.K – Jakarta
- Abdul M. Djou – Nusa Tenggara Timur
- Abdullah Salim Dalimunthe – Bandung, Jawa Barat
- Abu Rahmat – Aceh
- Abu Wafa – Jawa Timur
- Achmad Ubaidillah Albantany – Banten
- Adam Makatita – Maluku
- Adam Yudhistira – Sumatera Selatan
- Ade Ubaidil – Banten
- Adelia Berliani H P – Yogyakarta
- Aditya Putra Pidada – Bali
- Aditya Warman – Jakarta
- Adri Lubis – Sumatera Utara
- Agung Wicaksana – Jawa Timur
- Agung Yuli TH – Jawa Timur
- Agus R Subagyo – Jawa Timur
- Agus Salim – Jawa Timur
- Agustinus “Gus Noy” Wahyono – Kalimantan Timur
- Ahadul Fauzi Ahmady – Jawa Tengah
- Ahda Imran – Bandung, Jawa Barat
- Ahmad Fauzan Al Fatih – Malang, Jawa Timur
- Ahmad Rifai – Banten
- Ahmad Yulden Erwin – Lampung
- Aji Sucipto – Banten
- Aka Sylvie Tania – Jawa Timur
- Akhsanul Iman – Sulawesi Selatan
- Al Gifari – Banten
- Aldiansyah MF – Gorontalo
- Aldy Istanzia Wiguna – Jawa Barat
- Alexander Gebe – Lampung
- Alfian Dippahatang – Sulawesi Selatan
- Alfiandana Susilo Aji – Jawa Tengah
- Alfin Rizal – Jawa Tengah
- Ali Arsy – Kalimantan Timur
- Ali Munir S. – Jawa Timur
- Alice Putri Prawira – Jakarta
- Alif Raung Firdaus – Jawa Timur
- Allia Puput – Sumatera Utara
- Alwi Harianto – Jawa Timur
- Alya Salaisha – Bekasi, Jawa Barat
- Ama Achmad – Sulawesi Tengah
- Amalia Fasya – Sumatera Utara
- Amrin Zuraidi Rawansyah – Kalimantan Barat
- Amrullah Are P. – Sumatera Utara
- Anaci Tnunay – Nusa Tenggara Timur
- Ancy Gasu – Manggarai, Nusa Tenggara Timur
- Andhika Budi Pratama – Banten
- Andini Nafsika – Sumatera Barat
- Angga Kusumadinata – Jawa Barat
- Angga Wynda Perdana – Jawa Barat
- Anis Safitri – Jawa Timur
- Anna Wandira – Kalimantan Timur
- Annisa M Adlani – Banten
- Annisa Rakgmadini – Jawa Timur
- Arbi Tanjung – Sumatera Barat
- Arco Transept – Sumatera Selatan
- Ardian Pratama – Riau
- Aries Pidrawan – Bali
- Arif Fitra Kurniawan – Jawa Timur
- Arif Hukmi – Sulawesi Selatan
- Arif Khilwa – Pati, Jawa Tengah
- Aris Abeba – Riau
- Aris Rahman – Jawa Timur
- Arliza Septian – Jawa Timur
- Arman AZ – Lampung
- Armin Bell – Nusa Tenggara Timur
- Armyanto Guci – Sumatera Barat
- Arnata Pakangraras – Jakarta
- Arther P Olii – Sulawesi Utara
- Arumida – Jawa Tengah
- Aryan Futra – Jambi
- Asef Saeful Anwar – Yogyakarta
- Ashari Ramadana T – Sulawesi Selatan
- Aslan Abidin – Sulawesi Selatan
- Asrizal Nur – Jawa Barat
- Asti Na – Yogyakarta
- Asti Pratiwi – Sulawesi Selatan
- Astrajingga Asmasubrata – Jawa Barat
- Ayu Cipta – Tangerang, Banten
- Ayu Listari – Riau
- Azhari Aiyub – Aceh
- Azizah Masdar – Riau
- Azure Azalea – Sulawesi Selatan
- Azzam Muhammad Periz Malki – Kalimantan Barat
- Baboh Lazurra – Bekasi, Jawa Barat
- Bagus Dwi Hananto – Jawa Tengah
- Baldi Arezky – Jambi
- Bambang Kariyawan – Riau
- Bandi Robi – Jakarta
- Batara Al Isra – Sulawesi Selatan
- Bela Janare Putra – Sumatera Selatan
- Bernando J. Sujibto – Jawa Timur
- Berto Tukan – Jakarta
- Berty Sinaulan – Jakarta
- Bonk Ava – Bali
- Boy Riza Utama – Riau
- Bram Ricky Aginta – Sumatera Utara
- Bresman Marpaung – Sumatera Selatan
- Buana KS – Jambi
- Budi Hutahusut – Kota Metro, Lampung
- Budi Saputra – Sumatera Barat
- Budy Utamy – Riau
- Buset – Bekasi, Jawa Barat
- Cahaya Muslim P S – Jawa Barat
- Cahya Mohamad Rizki – Jawa Barat
- Cahya Ridlo Gusti – Yogyakarta
- Candra Dalila – Gorontalo
- Cevi Octobeary – Jakarta
- Chai Siawandi – Kalimantan Timur
- Christin Natalia Adal – Nusa Tenggara Timur
- Cici Ndiwa – Nusa Tenggara Timur
- Cyprianus Bitin Berek – Nusa Tenggara Timur
- D. Purnama – Mempawah, Kalimantan Barat
- Dadang Ari Murtono – Jawa Timur
- Dadi Naang – Kalimantan Barat
- Dafrika Doni – Sumatera Barat
- Dahlia Rasyad – Sumatera Selatan
- Dalasari Pera – Sulawesi Selatan
- Daruz Armedian – Jawa Timur
- Daviatul Umam – Jawa Timur
- Dede Supriatna – Jawa Barat
- Dedi Lolansolot – Nusa Tenggara Timur
- Dedy Tri Riyadi – Jakarta
- Dellorie Ahada – Sumatera Barat
- Denni Meilizon – Sumatera Barat
- Denny Mizhar – Jawa Timur
- Derry Saba – Nusa Tenggara Timur
- Devani Adinda – Tangerang
- Devin Nodestyo – Lampung
- Dewi Indra Puspitasari – Jawa Timur
- Dewi Nova – Banten
- Dewi Salistiawati W – Depok, Jawa Barat
- Dheni Kurnia – Riau
- Dian Erika – Jawa Timur
- Dian Rusdiani – Bekasi, Jawa Barat
- Dicky Armando – Kalimantan Barat
- Dimas Indiana Senja – Jawa Tengah
- Dimas Radjalewa – Nusa Tenggara Timur
- Dina Anggraini – Sumatera Selatan
- Dino Umahuk – Maluku Utara
- Dita Shakina – Sumatera Utara
- Djemi Radji – Gorontalo
- Dody Kristianto – Banten
- Dunstan Obe – Nusa Tenggara Timur
- Dwi Anggraini – Jambi
- Dwi Ariyantoni – Yogyakarta
- Dwi Cipta – Yogyakarta
- Dwi Firda Aulia – Jambi
- Ecko Saputra Poceratu – Maluku
- Edeng Syamsul Ma’arif – Jawa Barat
- Edi Pramduane – Jawa Barat
- Edy Firmansyah – Madura, Jawa Timu
- Edy Samudra Kertagama – Lampung
- Eghe La U Taher – Buteng, Sulawesi Tenggara
- Eimond Esya – Jakarta
- Eka Prawira – Jakarta
- Eko Bastra – Jawa Tengah
- Eko Darmoko – Jawa Timur
- Eko S. Ayata – Jambi
- Eko Setyawan – Jawa Tengah
- Ellen Wanodya Ghati – Jawa Timur
- Emong Soewandi – Bengkulu
- Enny Maryani S – Jambi
- Eric Lofa – Nusa Tenggara Timur
- Erich Langobelen – Nusa Tenggara Timur
- Erlangga EF – Jawa Timur
- Erni Widiyawati – Jawa Tengah
- Erwan Susanto – Jawa Timur
- Ester S H Simanjuntak – Sumatera Utara
- Esthi Ayu – Bante
- Ewith Bahar – Jakarta
- F. Daus AR – Sulawesi Selatan
- Faisal Oddang – Sulawesi Selatan
- Fajar Kelana – Roma, Italia.
- Fajar Saeful Rohim – Jawa Timur
- Fajar Timur – Banten
- Faris Bobero – Maluku Utar
- Farisi Al – Jawa Timu
- Farra Yanuar – Bandung, Jawa Barat
- Fatah Anshori – Jawa Timur
- Fathulrachman – Sulawesi Selatan
- Fathur Rohim Syuhadi – Jawa Timur
- Fatimah Putri S.F – Jawa Timur
- Febrianiko Satria – Jambi
- Felice Keraf – Nusa Tenggara Timur
- Felix Nesi – Nusa Tenggara Timur
- Ferry – Sumatera Selatan
- Fika anggi – Jawa Timur
- Fitrah anugrah – Jawa Timur
- Fitri Diyah – Jawa Tengah
- Fuad Hasan – Sulawesi Barat
- Fyan Fendi – Jawa Barat
- Galeh Pramudianto – Tangerang Selatan
- Ganjar Sudibyo – Jawa Tengah
- Gilang Perdana – Jawa Tengah
- Gita FU – Jawa Tengah
- Gita Pratama – Jawa Timur
- Giyanto Subagio – Jakarta
- Glend Nasution – Jakarta
- Goenawan Monoharto – Sulawesi Selatan
- Gunawan Budi Santoso – Jawa Tengah
- Gunawan Tri Atmodjo – Jawa Tengah
- Gusty Fahik – Nusa Tenggara Timur
- Hadi Sastra – Banten
- Halim Bahriz – Jawa Timur
- Hamdani – Sumatera Barat
- Hamzah Gazali Said – Sumatera Selatan
- Handoko F. Zainsam – Jakarta
- Hani Hanifah – Jawa Barat
- Hanna Yohanna – Jawa Timur
- Harie Khairiyah – Aceh
- Harry Isra – Sulawesi Selatan
- Hary B Koriun – Riau
- Hasan Aspahani – Jakarta
- Hasan Basri – Yogyakarta
- Hasan Bisri BFC – Jawa Barat
- Hasan Gauk – Lombok, Nusa Tenggara Barat
- Hasta Indriyana – Jawa Barat
- Hazana Itriya – Jakarta
- HBJ Arafat – Jawa Tengah
- Hendra Alwarits – Sulawesi Tengah
- Hendra Purnama – Kalimantan Timur
- Herdina Primasanti – Jawa Barat
- Herdini Primasanti – Jawa Barat
- Herdoni Syafriansyah – Sumatera Selatan
- Herman RN – Aceh
- Hernandes Ade Putra – Bengkulu
- Hernowo Banyuaji – Jawa Tengah
- Heru Joni Putra – Depok, Jawa Barat
- Hidayatul Khomaria – Jawa Timur
- Hikmat Gumelar – Jawa Barat
- Himas Nur – Jawa Tengah
- Hudan Nur – Kalimantan Selatan
- Husni Mubarak – Kalimantan Barat
- Husnizar Hood – Kepulauan Riau
- Ibe S. Palogai – Makassar
- Ida Fitri – Aceh
- Ikal Hidayat Noor – Jawa Timur
- Ikhlas AF Rumalessin – Ambon, Maluku
- Ilvi Nurdiana – Mojokerto, Jawa Timur
- Ilwan Dwi Cahyo – Probolinggo, Jawa Timur
- Imam Budiman – Kalimantan Timur
- Imam Mudofar – Jawa Barat
- Imran Laha – Jawa Barat
- Indah Larassati – Bengkulu
- Inggit Putria Marga – Lampung
- Intan Larassati – Bengkulu
- Ira Esmiralda – Bangka Belitung
- Irpan Giri H. – Jawa Barat
- Irwan Bajang – Yogyakarta
- Isom Rusydi – Jawa Timur
- Ivo Trias J – Kalimantan Barat
- Iyut Fitra – Payakumbuh, Sumatera Barat
- Jabbar Abdullah – Jawa Timur
- Jamil Abdul Aziz – Jakarta
- Jamil Massa – Gorontalo
- Jauhar R – Banten
- JC Pramudia Natal – Ciputat, Banten
- Jein Oktaviany – Jawa Barat
- Jihan Suweleh – Jakarta
- Jimmy S. Mudya – Pontianak, Kalimantan Barat
- Joel Pasbar – Sumatera Barat
- Johan Risfiansyah – Jawa Barat
- Julaiha S. – Sumatera Utara
- Juli Ishaq – Sumatera Barat
- Juli Prasetya Alkamzy – Jawa Tengah
- Jumadi Zanu Rois – Riau
- Jumari HS – Kudus, Jawa Tengah
- Junaidi Khab – Sumenep, Madura, Jawa Timur
- Juperta Panji Utama – Lampung
- Kafi Ekayasa – Jakarta
- Kamsah – Makassar
- Kardanis Muda Wijaya – Bali
- Kedung Darma Romansha – Yogyakarta
- Ken Hanggara – Jawa Timur
- Khairur R Bunang – Sumenep, Madura, Jawa Timur
- Khanafi – Jawa Tengah
- Khodyani Achmad – Banten
- Khotibul Iman – Jawa Tengah
- Kiki Sulistyo – Nusa Tenggara Barat
- Kim Al Ghozali – Bali
- Kojel Put On – Banten
- Komang Ira Puspitaningsih – Yogyakarta
- KoniginDerRosen – Jawa Barat
- Kunni Masrohanti – Riau
- Kurnia Hadinata – Sumatera Barat
- Kurniawan Yunianto – Jawa Tengah
- Lacahya – Jawa Tengah
- Lady Charinda – Sumatera Selatan
- Lailatul Kiptiyah – Nusa Tenggara Barat
- Langit Amaravati – Jawa Barat
- Larasati Sahara – Aceh
- Larasia Febriza – Sumatera Selatan
- Laura Rafti – Riau
- Lidia Tokan – Nusa Tenggara Timur
- Lisa Armenia NA – Jawa Timur
- Lisma Laurel – Jawa Timur
- Liya Maulidianti – Mataram, Nusa Tenggara Barat
- Lutfi Mardiansyah – Jawa Barat
- Luthfi Akbar Fahriza – Jawa Barat
- M Rosyid Husnul Waro’i – Jawa Timur
- M. Abdurrahman – Jawa Barat
- M. Iqbal Maulana – Jawa Timur
- M. Sohib – Malang, Jawa Timur
- M. Zainul Kirom – Nusa Tenggara Barat
- M.Z. Affan – Jawa Timur
- Made Adnyana Ole – Bali
- Mahdi Idris – Aceh
- Mahfud RD – Jawa Timur
- Maidi Abe – Jawa Timur
- Marhalim Zaini – Riau
- Mariati Atkah – Sulawesi Selatan
- Marina Novianti – Sumatera Utara
- Mario Hikmat – Sulawesi Selatan
- Mario Lawi – Nusa Tenggara Timur
- Marthen Reasoa – Maluku
- Martin – Jambi
- Mas Ruscitadewi – Bali
- Mashdar Zaenal – Jawa timur
- Maulana Satrya Sinaga – Sumatera Utara
- Maulidan Rahman Siregar – Sumatera Barat
- Maymoon Nasution – Pekanbaru
- Mazka Hauzan Naufal – Jawa Tengah
- Mei Elvina – Jawa Barat
- Meiby Yohannalisa – Jambi
- MH Kholis – Pamekasan, Madura, Jawa Timur
- Mia Indria – Jawa Barat
- Miko Waldufri – Sumatera Barat
- Mirna Ningrum – Jambi
- Moch. Ramlin – Nusa Tenggara Barat
- Mochamad Afrizal – Jawa Tengah
- Mohammad Ali Tsabit – Jawa Timur
- Mohammad Arfani – Sumatera Selatan
- Mohammad Chandra Irfan – Jawa Barat
- Mohammad Kholili – Jawa Timur
- Morika Tetelepta – Maluku
- Muhajir MA – Sulawesi Selatan
- Muhamad Arifin – Jawa Tengah
- Muhammad Asqalani eneste – Riau
- Muhammad Fadhli – Sumatera Barat
- Muhammad Farrid Wijaya – Jawa Timur
- Muhammad Ikhsan – Sumatera Utara
- Muhammad Khadafi – Jakarta
- Muhammad Lefand – Jawa Timur
- Muhammad Rois Rinaldi – Banten
- Muhammad Sadli – Kalimantan Timur
- Musylia Nurfadhlia – Sulawesi Selatan
- Mutiara Putri Dhamastuty – Jawa Tengah
- N Shalihin Damiri – Jawa Timur
- N. Eka P. – Banten
- Nadila D. – Jawa Barat
- Najla Anissa Fatin – Sumatera Barat
- Nanang Suryadi – Jawa Timur
- Naomi Hutahuruk – Jambi
- Nasrulloh Habibi – Jawa Timur
- Naufal Al Mahrosi – Sumenep, Jawa Timur
- Nazratul Putri – Jambi
- NoerListanto Alfarizi – Jawa Barat
- Norma Eka – Yogyakarta
- Norrahman Alif – Jawa Timur
- Novhelis Sandra Borty – Jambi
- Novita Sari – Jambi
- Nunuk Priyati – Yogykarta
- Nur Adelia – Sulawesi Selatan
- Nurdiansyah Oemar – Riau
- Nurkhalida Alfaini – Jawa Barat
- Nurul Mutmainnah – Sulawesi Tenggara
- Obe Ahmad Marzuki – Bali
- Okta Piliang – Sumatera Barat
- Olive Hateem – Sumatera Selatan
- Onald Baruk – Nusa Tenggara Timur
- Panji Aswan – Kalimantan Timur
- Pendi Murdani – Sumatera Selatan
- Pieter P Pureklolong – Kepulauan Riau
- Pilo Poly – Aceh
- Pradewi Tri Chatami – Bandung, Jawa Barat
- Pramesa Nairma – Tangerang, Banten
- Pringadi A. S. – Sumatera Selatan
- Pujo Warsito – Jawa Barat
- Puput Amiranti – Jawa Timur
- Putra Niron – Nusa Tenggara Timur
- Putra Zaman – Sumatera Selatan
- Putri Jambidi – Banten
- Putri Mawadah – Banten
- Quidora Soera – Nusa Tenggara Timur
- Ragil Sukriwul – Kuanheun, NTT
- Rahman El Hakim – Jawa Timur
- Rahmatia Mohamad – Gorontalo
- Rahmi Fataya – Banten
- Rajif Duchlun – Maluku Utara
- Raka Prama Putra – Bali
- Rama Aditya Putra – Jawa Barat
- Ramon Damora – Kepulauan Riau
- Ramoun Apta – Jambi
- Rani Amalia Busyra – Sumatera Selatan
- Redovan Jamil – Sumatera Barat
- Refdinal Muzan – Sumatera Barat
- Rendy Wijaya – Kalimantan Timur
- Rendy Wijaya – Yogyakarta
- Rendy Yulandri – Sumatera Utara
- Revalino Baripon Nepa – Maluku
- Ria Try Fitriana – Nusa Tenggara Timur
- Rick Monintja – Gorontalo
- Ricky A. Manik – Jambi
- Ricky Ulu – Nusa Tenggara Timur
- Rido Arbain – Sumatera Selatan
- Rifat Khan – Nusa Tenggara Barat
- Rifki Syarani Fachry – Jawa Barat
- Rifqi Ajmaen – Jawa Timur
- Riki Kurnia – Tasikmalaya, Jawa Barat
- Riki Rinaldi – Jawa Barat
- Riki Utomi – Riau
- Rinda Harmanita – Sumatera Selatan
- Rini Febriani Hauri – Jambi
- Rini Intama – Banten
- Rinidiyanti Ayahbi – Jakarta
- Rio Fitra SY – Sumatera Barat
- Rio Rinaldi – Padang, Sumatera Barat
- Ririe Rengganis – Jawa Timur
- Risa Mutia – Jambi
- Risna Sanbe – Jakarta
- Riza Febrianp – Jawa Barat
- Riza Hamdani – Jawa Barat
- Rizki Amelia Puriani – Jawa Timur
- Rizky Aditya F. – Malang, Jawa Timur
- Rm Amanche Frank Oe Ninu – Nusa Tenggara Timur
- Robby Julianda – Sumatera Barat
- Rocheline Jasmine – Jakarta
- Roesda Leikawa – Maluku (Ketua WPI Cab. Ambon)
- Roymond Lemosol – Maluku
- Rudi Fofid – Maluku
- Rudi Syarif – Medan, Sumatera Utara
- Rukmi Wisnu Wardani – Jakarta
- Ruly R – Jawa Tengah
- Rusliadi Darwis – Sulawesi Selatan
- Rustam Bostan – Sulawesi Selatan
- S Marindra – Sulawesi Selatan
- Safar Banggai – Sulawesi Tengah
- Safri Naldi – Bandung
- Sahadewa – Nusa Tenggara Timur
- Said Lutfi AlMahdaly – Bula, Maluku
- Sakinah Sudin – Sulawesi Selatan
- Sakti Ramadhan – Banten
- Sam Haidy – Jawa Barat
- Samsir Marangga – Sulawesi Tenggara
- Samsudin Adlawi – Jawa Timur
- Sandi Firly – Kalimantan Selatan
- Sanusi Pane – Jambi
- Sarah Arumanita – Jakarta
- Sartika Sari – Sumatera Utara
- Sastika Noela – Kalimantan Timur
- Satria Semadi – Nusa Tenggara Timur
- Sengat Ibrahim – Jawa Timur
- Septa Ardhya Pramesta Chandrani – Jawa barat
- Setyowati Wulandari – Jawa Tengah
- Shinta Febriany – Sulawesi Selatan
- Sihar Ramses Simatupang – Jakarta
- Sindu Putra – Mataram, Nusa Tenggara Barat
- Sinta Ridwan – Jawa Barat
- Siska Nahla Padilla – Jawa Barat
- Siti Nuzulia Regar – Jawa Barat
- Soni Tri Harsono – Jawa Tengah
- Sonny Lamoren – Nusa Tenggara Timur
- Sony Sirait – Sumatera Utara
- Sosiawan Leak – Solo, Jawa Tengah
- Sri Wahyuni – Jawa Barat
- Sugianto ‘Gie’ – Jambi
- Suhanggono – Jawa Tengah
- Sulthan Indra Muhidin – Sumatera Barat
- Sumatri Widatdo – Riau
- Sunaryo JW – Sumatera Utara
- Sunlie Thomas Alexander – Yogyakarta
- Supri Gantu – Sulawesi Utara
- Surya Gemilang – Bali
- Sutono – Tegal
- Syaifuddin Gani – Kendari, Sulawesi Tenggara
- Syaiful Arifin – Nusa Tenggara Barat
- Syaihun – Sampang, Madura, Jawa Timur
- Syarif Aliza – Aceh
- Syukri Jundi – Sumatera Utara
- Tajullail Dasuqi – Jawa Timur
- Taufig Agung Sinaga – Jakarta Selatan
- Taufik Ikram Jamil – Riau
- Tegar Putra Adi Nugraha – Jawa Tengah
- Teuku Abie Yoes – Aceh
- Tiara Purnamasari – Jawa Barat
- Tio Agung Rianto – Sumatera Utara
- Tirena Oktaviani – Jawa Barat
- Titan Sadewo – Sumatera Utara
- Titi Aoska – Jakarta
- Titin Jene – Nusa Tenggara Timur
- Titis Wahyudi – Jawa Tengah
- Tjahjono Widarmanto – Jawa Timur
- Tjak S Parlan – Nusa Tenggara Barat
- Topik Mulyana – Jawa Barat
- Toto ST Radik – Banten
- Tri Wibowo – Jawa Barat
- Trip Umiuki – Tangerang, Banten
- Ubai Dillah Al Anshori – Sumatera Utara
- Ulil Ayidi – Jakarta
- Ulum Bidari – Sumatera Selatan
- Umar Fauzi Ballah – Jawa Timur
- Ummi Azizah – Jawa Barat
- Unu Ruben Paineon – Nusa Tenggara Timur
- Uwin Mokodongan – Kotamobagu, Sulawesi Utara
- Valentina Edellwiz Edwar – Bengkulu
- Varli Pay Sandi – Pontianak
- Ve Somantri – Jawa Barat
- Vera Hastuti – Aceh
- W. Haryanto – Jawa Timur
- W.N. Rahman – Jawa Timur
- Wahyu Fauzi Marpaung – Pematang Siantar, Sumatera Utara
- Wahyu Gandi G – Sulawesi Selatan
- Wahyu Wibowo – Sumatera Selatan
- Wanda Lesmana – Sumatera Selatan
- Wawan Kurniawan – Sulawesi Selatan
- Wayan Jengki Sunarta – Bali
- Wendy Fermana – Sumatera Selatan
- Weni suryandari – Tangerang, Banten
- Weny Mukaddas – Sulawesi Selatan
- Wibam – Banten
- Widya Wulandari – Jawa Barat
- Willy Siswanto – Bangka Belitung
- Wina SW – Aceh
- Windy Siswanty – Jawa Timur
- Wy Aprilya – Gorontalo
- Yahya Aponno – Ambon
- Yogira Yogaswara – Bandung, Jawa Barat
- Yohanes Vianey Soda Lein – Jerman
- Yohanto A. Nugraha – Jawa Barat
- Yona Primadesi – Sumatera Barat
- Yori Kayama – Bengkulu
- Yudi Aditya Pratama – Sumatera Selatan
- Yudi Damanhuri – Banten
- Yudi Sharofi – Sumatera Selatan
- Yuditeha – Jawa Tengah
- Yulian Yan – Bengkulu
- Yulizar Fadli Lubay – Lampung
- Yusran Arifin – Tasikmalaya, Jawa Barat
- Yusril Ihza – Surabaya, Jawa Timur
- Yuumeina Ryuri – Jawa Tengah
- Zaenal Radar T. – Tangerang Selatan, Banten
- Zahratul Wahdati – Jawa Tengah
- Zahrotul – Malang, Jawa Timur
- Zham Sastera – Banten
- Zul Adrian Azizam – Sumatera Barat
- Zulfaisal Putera – Banjarmasin, Kalimantan Selatan
- Zulkifli Songyanan – Jawa Barat
Hingga berita ini dinaikkan, dalam www.change.org, sudah mencapai 1.530 akun lebih menandatangani petisi tersebut. [uti]