KabarTerkini

6 Petisi Penolakan Program Buku Puisi Esai Nasional Denny J.A

biem.co — Denny J.A lagi-lagi membuat geram para sastrawan Indonesia, jika sebelumnya ia membuat kericuhan mengenai kemunculan petisi penolakan peredaran buku ’33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh’ pada 2014 lalu, kini muncul kembali petisi yang menjadi sasaran program barunya.

Ratusan sastrawan dari seluruh Indonesia membuat petisi penolakan terhadap program Penulisan Buku Puisi Esai Nasional yang digagas oleh salah satu pemilik lembaga survei Denny Januar Ali (Denny JA).

Penolakan tersebut dilakukan lantaran progam puisi dinilai telah membuat penggelapan sejarah, pembodohan, pengeliruan definisi-definisi ilmiah, dan segala praktik manipulatif lain dalam kesusastraan Indonesia.

“Tanggal 8 Januari 2018 beberapa penyair muda membentuk grup WA dengan nama Penyair Muda Indonesia. Grup itu diniatkan untuk menjadi wadah para penyair muda untuk bersilaturahmi, berdiskusi, dan saling berbagi informasi seputar perkembangan sastra Indonesia,” tulis koordinator petisi, Ramoun Apta dalam rilisnya, Jumat 19 Januari 2018.

Sejak tanggal 11 Januari, para anggota grup banyak berdiskusi tentang program penulisan buku puisi esai nasional yang melibatkan Denny JA., karena berbagai alasan, para penyair dalam grup itu pun bersepakat untuk menolak proyek buku dimaksud.

“Para penyair menemukan, bahwa ada banyak nama yang mengikuti proyek tersebut karena tergiur oleh tawaran uang, tanpa memahami konteks permasalahannya secara utuh. Ini membuat mereka merasa perlu melakukan sebuah usaha penyadaran bahwa apa yang dilakukan oleh DJA merusak susastra Indonesia,” kata dia.

Ia melanjutkan, tanggal 16 Januari 2018, alasan-alasan penolakan terhadap proyek buku tersebut, dituangkan dalam beberapa poin, dan dibuatlah sebuah petisi penolakan terhadap proyek buku puisi esai Denny JA.

Usai melalui diskusi yang matang tentang rumusan petisi, maka tanggal 17 Januari 2016 pukul 18.05, petisi tersebut mulai ditandatangani oleh penyair Jamil Massa, diikuti Arco Transept, Mario Lawi, dan seluruh anggota grup yang lain. Hingga tanggal 18 Januari 2018, petisi tersebut sudah ditandatangani oleh 103 orang penyair dari berbagai kota provinsi di Indonesia. Disepakatilah bahwa petisi itu perlu diunggah pula ke media sosial facebook, dan ke grup-grup WA yang lain, barangkali ada publik sastra yang lain, yang setuju dan ingin ikut menandatanganinya.

“Petisi tersebut mendapat sambutan yang baik, dan mulai ditandatangani oleh lebih banyak orang, antara lain di facebook, grup WA Ruang Sastra, Grup WA Penyair Indonesia, dan lain-lain,” ujar Ramoun.

Dalam perkembangannya, tambah dia, penyebaran petisi ini mendapatkan beberapa gangguan. Semisal munculnya sebuah petisi bayangan yang mencatut petisi ini. Sangat disayangkan ada nama Narudin Pituin di situ. Seorang kritikus yang dianggap bermasalah dan punya kaitan erat dengan DJA sehingga petisi yang kami buat menjadi terkesan main-main. Namun masalah tersebut bisa diatasi dengan membuat klarifikasi di sejumlah grup WA dan FB, sementara data yang valid terus dikoreksi dan perbaharui terus menerus.

“Di akhir batas waktu yang telah kami tentukan yakni Jumat (19/01) pukul 17.00 WIB, telah terkumpul 549 nama yang mendukung petisi ini. Adanya nama-nama tersebut bagi kami telah cukup menjadi bukti bahwa publik pelaku dan pemerhati sastra Indonesia masih menaruh harapan besar akan kesusastraan yang bersih dari praktik-praktik penggelapan sejarah, pembodohan, pengeliruan definisi-definisi ilmiah, dan segala praktik manipulatif lain dalam kesusastraan Indonesia,” katanya.

Tak sampai di situ, para Penyair Muda Indonesia bersama 170 penulis, penyair, jurnalis, dan peneliti di 34 propinsi di Indonesia juga mengkritisi program tersebut karena dianggap bermasalah.

Klaim puisi esai sebagai genre baru, kata Ramoun, adalah tindakan yang tidak dapat diterima karena bertujuan penggelapan sejarah.

“Puisi Esai menurut Thomas Gray (http://www.thomasgray.org/resources/gllitterms.shtml) adalah komposisi ekspositori pendek dalam puisi, yang biasanya ditujukan untuk khalayak umum,” kata dia.

Ramoun mengungkapkan, dalam sejarah kesusastraan dunia, Alexander Pope, penyair Inggris Abad XVIII, telah menuliskan bentuk semacam ini dalam buku berjudul “An Essay on Man”. Pope menuliskan esai filosofis dengan bentuk puisi, menggunakan kuplet dengan pentameter iambik. Terdiri dari empat epistel (bab) yang membicarakan pelbagai topik tentang kemanusiaan.

Menururnya, fakta tersebut meruntuhkan klaim DJA dalam kata pengantar proyek buku puisi esainya yang pertama, “Atas Nama Cinta” yang dikutipkan sebagai berikut:

“Kebutuhan ekspresi kisah ini membuat saya memakai sebuah medium yang tak lazim. Saya menamakannya “Puisi Esai”. Ia bukan esai dalam format biasa, seperti kolom, editorial atau paper ilmiah. Namun, ia bukan juga puisi panjang atau prosa liris. Medium lama terasa kurang memadai untuk menyampaikan yang dimaksud.” (Denny JA, 2012:11).

Meskipun mendapat kritik keras dari ratusan penyair, DJA dinilai belum berhenti untuk memaksakan konsep puisi esai yang bermasalah tersebut ke dalam lingkungan pembicaraan sastra dan sastrawan Indonesia melalui Program Penulisan Buku Puisi Esai Nasional yang digagasnya.

“DJA bersikeras menyebut bentuk yang digagasnya sebagai puisi esai, padahal karakteristik yang dipakai adalah karakteristik puisi naratif, dengan plot, tokoh, dan ceritanya. Catatan kaki yang disyaratkan sebagai ciri ke-esai-an puisi esai juga bukan ciri utama atau keharusan esai. Esai kerap tak memiliki catatan kaki. Mendukung program Penulisan Buku Puisi Esai Nasional DJA sama artinya dengan mendukung kekeliruan definisi dan konsep tersebut, yang pada gilirannya merupakan tindak perusakan sastra sebagai kajian keilmuan,” kata dia.

Diketahui, program Penulisan Buku Puisi Esai Nasional ini bukanlah proyek pertama yang pernah dibuat DJA.

Sebelumnya, DJA mensponsori proyek penulisan sebuah buku berjudul “Membawa Puisi Ke Tengah Gelanggang” yang sarat glorifikasi akan peran DJA sendiri dalam kesusastraan Indonesia.

Buku yang penggarapannya ia serahkan kepada Narudin Pituin, seorang finalis Duta Bahasa yang kerap mengaku sebagai kritikus meski kompetensi dan kredibilitasnya dalam lapangan kritik sastra sendiri masih dipertanyakan banyak pihak.

“Buku tersebut dibagi-bagikan gratis kepada sejumlah sastrawan, yang kemudian berujung pada pengembalian buku yang dimaksud oleh sebagian penerimanya sebagai bentuk protes,” jelas Ramoun.

Sebelumnya lagi, DJA terlibat dalam penyusunan buku “33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh” yang penuh kontroversi. Buku yang secara bias telah menyejajarkan DJA sendiri dengan nama-nama penting dalam sejarah kesusastraan Indonesia seperti: Chairil Anwar, Pramoedya Ananta Toer, HB Jassin dan lain-lain.

“Dapat dikatakan DJA telah berkali-kali melakukan upaya perusakan sistematis terhadap sastra Indonesia dan pelecehan terhadap kerja-kerja kesusastraan,” kata dia.

Berdasarkan alasan-alasan di atas pula, para pelaku dan pemerhati sastra Indonesia, mengajukan petisi sebagai berikut:

  1. Menolak program Penulisan Buku Puisi Esai Nasional tersebut, juga program lain dengan modus sama.
  2. Meminta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia mengusut keterlibatan oknum-oknum di Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa serta Balai Bahasa/Kantor Bahasa di seluruh Indonesia dalam program Penulisan Buku Puisi Esai Nasional DJA.
  3. Menyerukan kepada instansi pemerintah maupun organisasi non pemerintah terkait bidang sastra, budaya, penulisan kreatif dan literasi, seperti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Indonesia, Kementerian Pariwisata Indonesia, Badan Ekonomi Kreatif, Persatuan Penulis Indonesia (Satupena), Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia (HISKI), Komite Buku Nasional, Perpustakaan Nasional RI, Ikatan Penerbit Indonesia dan lain-lain, untuk bersama, dengan kewenangan serta tugas pokok dan fungsi masing-masing, melakukan penyadaran kepada masyarakat serta mencegah dan memberantas berbagai upaya rekayasa, manipulasi dan penyesatan dalam bidang sastra dan literasi yang dilakukan baik oleh DJA dan jaringannya, maupun pihak-pihak lain.
  4. Meminta DJA menghentikan program Penulisan Buku Puisi Esai Nasional di atas.
  5. Menyerukan kepada semua yang terlibat program Penulisan Buku Puisi Esai Nasional DJA untuk mengundurkan diri, membatalkan kontrak, dan mengembalikan honor.
  6. Menyerukan kepada komunitas-komunitas sastra di seluruh Indonesia untuk ikut menolak program Penulisan Buku Puisi Esai Nasional DJA dan mencegah para anggotanya terlibat di dalamnya.

Jakarta, 20 Januari 2018

Penandatangan Petisi:

  1. A. Farid Fakih – Jawa Timur
  2. A. Nabil Wibisana – Nusa Tenggara Timur
  3. Aang A.K – Jakarta
  4. Abdul M. Djou – Nusa Tenggara Timur
  5. Abdullah Salim Dalimunthe – Bandung, Jawa Barat
  6. Abu Rahmat – Aceh
  7. Abu Wafa – Jawa Timur
  8. Achmad Ubaidillah Albantany – Banten
  9. Adam Makatita – Maluku
  10. Adam Yudhistira – Sumatera Selatan
  11. Ade Ubaidil – Banten
  12. Adelia Berliani H P – Yogyakarta
  13. Aditya Putra Pidada – Bali
  14. Aditya Warman – Jakarta
  15. Adri Lubis – Sumatera Utara
  16. Agung Wicaksana – Jawa Timur
  17. Agung Yuli TH – Jawa Timur
  18. Agus R Subagyo – Jawa Timur
  19. Agus Salim – Jawa Timur
  20. Agustinus “Gus Noy” Wahyono – Kalimantan Timur
  21. Ahadul Fauzi Ahmady – Jawa Tengah
  22. Ahda Imran – Bandung, Jawa Barat
  23. Ahmad Fauzan Al Fatih – Malang, Jawa Timur
  24. Ahmad Rifai – Banten
  25. Ahmad Yulden Erwin – Lampung
  26. Aji Sucipto – Banten
  27. Aka Sylvie Tania – Jawa Timur
  28. Akhsanul Iman – Sulawesi Selatan
  29. Al Gifari – Banten
  30. Aldiansyah MF – Gorontalo
  31. Aldy Istanzia Wiguna – Jawa Barat
  32. Alexander Gebe – Lampung
  33. Alfian Dippahatang – Sulawesi Selatan
  34. Alfiandana Susilo Aji – Jawa Tengah
  35. Alfin Rizal – Jawa Tengah
  36. Ali Arsy – Kalimantan Timur
  37. Ali Munir S. – Jawa Timur
  38. Alice Putri Prawira – Jakarta
  39. Alif Raung Firdaus – Jawa Timur
  40. Allia Puput – Sumatera Utara
  41. Alwi Harianto – Jawa Timur
  42. Alya Salaisha – Bekasi, Jawa Barat
  43. Ama Achmad – Sulawesi Tengah
  44. Amalia Fasya – Sumatera Utara
  45. Amrin Zuraidi Rawansyah – Kalimantan Barat
  46. Amrullah Are P. – Sumatera Utara
  47. Anaci Tnunay – Nusa Tenggara Timur
  48. Ancy Gasu – Manggarai, Nusa Tenggara Timur
  49. Andhika Budi Pratama – Banten
  50. Andini Nafsika – Sumatera Barat
  51. Angga Kusumadinata – Jawa Barat
  52. Angga Wynda Perdana – Jawa Barat
  53. Anis Safitri – Jawa Timur
  54. Anna Wandira – Kalimantan Timur
  55. Annisa M Adlani – Banten
  56. Annisa Rakgmadini – Jawa Timur
  57. Arbi Tanjung – Sumatera Barat
  58. Arco Transept – Sumatera Selatan
  59. Ardian Pratama – Riau
  60. Aries Pidrawan – Bali
  61. Arif Fitra Kurniawan – Jawa Timur
  62. Arif Hukmi – Sulawesi Selatan
  63. Arif Khilwa – Pati, Jawa Tengah
  64. Aris Abeba – Riau
  65. Aris Rahman – Jawa Timur
  66. Arliza Septian – Jawa Timur
  67. Arman AZ – Lampung
  68. Armin Bell – Nusa Tenggara Timur
  69. Armyanto Guci – Sumatera Barat
  70. Arnata Pakangraras – Jakarta
  71. Arther P Olii – Sulawesi Utara
  72. Arumida – Jawa Tengah
  73. Aryan Futra – Jambi
  74. Asef Saeful Anwar – Yogyakarta
  75. Ashari Ramadana T – Sulawesi Selatan
  76. Aslan Abidin – Sulawesi Selatan
  77. Asrizal Nur – Jawa Barat
  78. Asti Na – Yogyakarta
  79. Asti Pratiwi – Sulawesi Selatan
  80. Astrajingga Asmasubrata – Jawa Barat
  81. Ayu Cipta – Tangerang, Banten
  82. Ayu Listari – Riau
  83. Azhari Aiyub – Aceh
  84. Azizah Masdar – Riau
  85. Azure Azalea – Sulawesi Selatan
  86. Azzam Muhammad Periz Malki – Kalimantan Barat
  87. Baboh Lazurra – Bekasi, Jawa Barat
  88. Bagus Dwi Hananto – Jawa Tengah
  89. Baldi Arezky – Jambi
  90. Bambang Kariyawan – Riau
  91. Bandi Robi – Jakarta
  92. Batara Al Isra – Sulawesi Selatan
  93. Bela Janare Putra – Sumatera Selatan
  94. Bernando J. Sujibto – Jawa Timur
  95. Berto Tukan – Jakarta
  96. Berty Sinaulan – Jakarta
  97. Bonk Ava – Bali
  98. Boy Riza Utama – Riau
  99. Bram Ricky Aginta – Sumatera Utara
  100. Bresman Marpaung – Sumatera Selatan
  101. Buana KS – Jambi
  102. Budi Hutahusut – Kota Metro, Lampung
  103. Budi Saputra – Sumatera Barat
  104. Budy Utamy – Riau
  105. Buset – Bekasi, Jawa Barat
  106. Cahaya Muslim P S – Jawa Barat
  107. Cahya Mohamad Rizki – Jawa Barat
  108. Cahya Ridlo Gusti – Yogyakarta
  109. Candra Dalila – Gorontalo
  110. Cevi Octobeary – Jakarta
  111. Chai Siawandi – Kalimantan Timur
  112. Christin Natalia Adal – Nusa Tenggara Timur
  113. Cici Ndiwa – Nusa Tenggara Timur
  114. Cyprianus Bitin Berek – Nusa Tenggara Timur
  115. D. Purnama – Mempawah, Kalimantan Barat
  116. Dadang Ari Murtono – Jawa Timur
  117. Dadi Naang – Kalimantan Barat
  118. Dafrika Doni – Sumatera Barat
  119. Dahlia Rasyad – Sumatera Selatan
  120. Dalasari Pera – Sulawesi Selatan
  121. Daruz Armedian – Jawa Timur
  122. Daviatul Umam – Jawa Timur
  123. Dede Supriatna – Jawa Barat
  124. Dedi Lolansolot – Nusa Tenggara Timur
  125. Dedy Tri Riyadi – Jakarta
  126. Dellorie Ahada – Sumatera Barat
  127. Denni Meilizon – Sumatera Barat
  128. Denny Mizhar – Jawa Timur
  129. Derry Saba – Nusa Tenggara Timur
  130. Devani Adinda – Tangerang
  131. Devin Nodestyo – Lampung
  132. Dewi Indra Puspitasari – Jawa Timur
  133. Dewi Nova – Banten
  134. Dewi Salistiawati W – Depok, Jawa Barat
  135. Dheni Kurnia – Riau
  136. Dian Erika – Jawa Timur
  137. Dian Rusdiani – Bekasi, Jawa Barat
  138. Dicky Armando – Kalimantan Barat
  139. Dimas Indiana Senja – Jawa Tengah
  140. Dimas Radjalewa – Nusa Tenggara Timur
  141. Dina Anggraini – Sumatera Selatan
  142. Dino Umahuk – Maluku Utara
  143. Dita Shakina – Sumatera Utara
  144. Djemi Radji – Gorontalo
  145. Dody Kristianto – Banten
  146. Dunstan Obe – Nusa Tenggara Timur
  147. Dwi Anggraini – Jambi
  148. Dwi Ariyantoni – Yogyakarta
  149. Dwi Cipta – Yogyakarta
  150. Dwi Firda Aulia – Jambi
  151. Ecko Saputra Poceratu – Maluku
  152. Edeng Syamsul Ma’arif – Jawa Barat
  153. Edi Pramduane – Jawa Barat
  154. Edy Firmansyah – Madura, Jawa Timu
  155. Edy Samudra Kertagama – Lampung
  156. Eghe La U Taher – Buteng, Sulawesi Tenggara
  157. Eimond Esya – Jakarta
  158. Eka Prawira – Jakarta
  159. Eko Bastra – Jawa Tengah
  160. Eko Darmoko – Jawa Timur
  161. Eko S. Ayata – Jambi
  162. Eko Setyawan – Jawa Tengah
  163. Ellen Wanodya Ghati – Jawa Timur
  164. Emong Soewandi – Bengkulu
  165. Enny Maryani S – Jambi
  166. Eric Lofa – Nusa Tenggara Timur
  167. Erich Langobelen – Nusa Tenggara Timur
  168. Erlangga EF – Jawa Timur
  169. Erni Widiyawati – Jawa Tengah
  170. Erwan Susanto – Jawa Timur
  171. Ester S H Simanjuntak – Sumatera Utara
  172. Esthi Ayu – Bante
  173. Ewith Bahar – Jakarta
  174. F. Daus AR – Sulawesi Selatan
  175. Faisal Oddang – Sulawesi Selatan
  176. Fajar Kelana – Roma, Italia.
  177. Fajar Saeful Rohim – Jawa Timur
  178. Fajar Timur – Banten
  179. Faris Bobero – Maluku Utar
  180. Farisi Al – Jawa Timu
  181. Farra Yanuar – Bandung, Jawa Barat
  182. Fatah Anshori – Jawa Timur
  183. Fathulrachman – Sulawesi Selatan
  184. Fathur Rohim Syuhadi – Jawa Timur
  185. Fatimah Putri S.F – Jawa Timur
  186. Febrianiko Satria – Jambi
  187. Felice Keraf – Nusa Tenggara Timur
  188. Felix Nesi – Nusa Tenggara Timur
  189. Ferry – Sumatera Selatan
  190. Fika anggi – Jawa Timur
  191. Fitrah anugrah – Jawa Timur
  192. Fitri Diyah – Jawa Tengah
  193. Fuad Hasan – Sulawesi Barat
  194. Fyan Fendi – Jawa Barat
  195. Galeh Pramudianto – Tangerang Selatan
  196. Ganjar Sudibyo – Jawa Tengah
  197. Gilang Perdana – Jawa Tengah
  198. Gita FU – Jawa Tengah
  199. Gita Pratama – Jawa Timur
  200. Giyanto Subagio – Jakarta
  201. Glend Nasution – Jakarta
  202. Goenawan Monoharto – Sulawesi Selatan
  203. Gunawan Budi Santoso – Jawa Tengah
  204. Gunawan Tri Atmodjo – Jawa Tengah
  205. Gusty Fahik – Nusa Tenggara Timur
  206. Hadi Sastra – Banten
  207. Halim Bahriz – Jawa Timur
  208. Hamdani – Sumatera Barat
  209. Hamzah Gazali Said – Sumatera Selatan
  210. Handoko F. Zainsam – Jakarta
  211. Hani Hanifah – Jawa Barat
  212. Hanna Yohanna – Jawa Timur
  213. Harie Khairiyah – Aceh
  214. Harry Isra – Sulawesi Selatan
  215. Hary B Koriun – Riau
  216. Hasan Aspahani – Jakarta
  217. Hasan Basri – Yogyakarta
  218. Hasan Bisri BFC – Jawa Barat
  219. Hasan Gauk – Lombok, Nusa Tenggara Barat
  220. Hasta Indriyana – Jawa Barat
  221. Hazana Itriya – Jakarta
  222. HBJ Arafat – Jawa Tengah
  223. Hendra Alwarits – Sulawesi Tengah
  224. Hendra Purnama – Kalimantan Timur
  225. Herdina Primasanti – Jawa Barat
  226. Herdini Primasanti – Jawa Barat
  227. Herdoni Syafriansyah – Sumatera Selatan
  228. Herman RN – Aceh
  229. Hernandes Ade Putra – Bengkulu
  230. Hernowo Banyuaji – Jawa Tengah
  231. Heru Joni Putra – Depok, Jawa Barat
  232. Hidayatul Khomaria – Jawa Timur
  233. Hikmat Gumelar – Jawa Barat
  234. Himas Nur – Jawa Tengah
  235. Hudan Nur – Kalimantan Selatan
  236. Husni Mubarak – Kalimantan Barat
  237. Husnizar Hood – Kepulauan Riau
  238. Ibe S. Palogai – Makassar
  239. Ida Fitri – Aceh
  240. Ikal Hidayat Noor – Jawa Timur
  241. Ikhlas AF Rumalessin – Ambon, Maluku
  242. Ilvi Nurdiana – Mojokerto, Jawa Timur
  243. Ilwan Dwi Cahyo – Probolinggo, Jawa Timur
  244. Imam Budiman – Kalimantan Timur
  245. Imam Mudofar – Jawa Barat
  246. Imran Laha – Jawa Barat
  247. Indah Larassati – Bengkulu
  248. Inggit Putria Marga – Lampung
  249. Intan Larassati – Bengkulu
  250. Ira Esmiralda – Bangka Belitung
  251. Irpan Giri H. – Jawa Barat
  252. Irwan Bajang – Yogyakarta
  253. Isom Rusydi – Jawa Timur
  254. Ivo Trias J – Kalimantan Barat
  255. Iyut Fitra – Payakumbuh, Sumatera Barat
  256. Jabbar Abdullah – Jawa Timur
  257. Jamil Abdul Aziz – Jakarta
  258. Jamil Massa – Gorontalo
  259. Jauhar R – Banten
  260. JC Pramudia Natal – Ciputat, Banten
  261. Jein Oktaviany – Jawa Barat
  262. Jihan Suweleh – Jakarta
  263. Jimmy S. Mudya – Pontianak, Kalimantan Barat
  264. Joel Pasbar – Sumatera Barat
  265. Johan Risfiansyah – Jawa Barat
  266. Julaiha S. – Sumatera Utara
  267. Juli Ishaq – Sumatera Barat
  268. Juli Prasetya Alkamzy – Jawa Tengah
  269. Jumadi Zanu Rois – Riau
  270. Jumari HS – Kudus, Jawa Tengah
  271. Junaidi Khab – Sumenep, Madura, Jawa Timur
  272. Juperta Panji Utama – Lampung
  273. Kafi Ekayasa – Jakarta
  274. Kamsah – Makassar
  275. Kardanis Muda Wijaya – Bali
  276. Kedung Darma Romansha – Yogyakarta
  277. Ken Hanggara – Jawa Timur
  278. Khairur R Bunang – Sumenep, Madura, Jawa Timur
  279. Khanafi – Jawa Tengah
  280. Khodyani Achmad – Banten
  281. Khotibul Iman – Jawa Tengah
  282. Kiki Sulistyo – Nusa Tenggara Barat
  283. Kim Al Ghozali – Bali
  284. Kojel Put On – Banten
  285. Komang Ira Puspitaningsih – Yogyakarta
  286. KoniginDerRosen – Jawa Barat
  287. Kunni Masrohanti – Riau
  288. Kurnia Hadinata – Sumatera Barat
  289. Kurniawan Yunianto – Jawa Tengah
  290. Lacahya – Jawa Tengah
  291. Lady Charinda – Sumatera Selatan
  292. Lailatul Kiptiyah – Nusa Tenggara Barat
  293. Langit Amaravati – Jawa Barat
  294. Larasati Sahara – Aceh
  295. Larasia Febriza – Sumatera Selatan
  296. Laura Rafti – Riau
  297. Lidia Tokan – Nusa Tenggara Timur
  298. Lisa Armenia NA – Jawa Timur
  299. Lisma Laurel – Jawa Timur
  300. Liya Maulidianti – Mataram, Nusa Tenggara Barat
  301. Lutfi Mardiansyah – Jawa Barat
  302. Luthfi Akbar Fahriza – Jawa Barat
  303. M Rosyid Husnul Waro’i – Jawa Timur
  304. M. Abdurrahman – Jawa Barat
  305. M. Iqbal Maulana – Jawa Timur
  306. M. Sohib – Malang, Jawa Timur
  307. M. Zainul Kirom – Nusa Tenggara Barat
  308. M.Z. Affan – Jawa Timur
  309. Made Adnyana Ole – Bali
  310. Mahdi Idris – Aceh
  311. Mahfud RD – Jawa Timur
  312. Maidi Abe – Jawa Timur
  313. Marhalim Zaini – Riau
  314. Mariati Atkah – Sulawesi Selatan
  315. Marina Novianti – Sumatera Utara
  316. Mario Hikmat – Sulawesi Selatan
  317. Mario Lawi – Nusa Tenggara Timur
  318. Marthen Reasoa – Maluku
  319. Martin – Jambi
  320. Mas Ruscitadewi – Bali
  321. Mashdar Zaenal – Jawa timur
  322. Maulana Satrya Sinaga – Sumatera Utara
  323. Maulidan Rahman Siregar – Sumatera Barat
  324. Maymoon Nasution – Pekanbaru
  325. Mazka Hauzan Naufal – Jawa Tengah
  326. Mei Elvina – Jawa Barat
  327. Meiby Yohannalisa – Jambi
  328. MH Kholis – Pamekasan, Madura, Jawa Timur
  329. Mia Indria – Jawa Barat
  330. Miko Waldufri – Sumatera Barat
  331. Mirna Ningrum – Jambi
  332. Moch. Ramlin – Nusa Tenggara Barat
  333. Mochamad Afrizal – Jawa Tengah
  334. Mohammad Ali Tsabit – Jawa Timur
  335. Mohammad Arfani – Sumatera Selatan
  336. Mohammad Chandra Irfan – Jawa Barat
  337. Mohammad Kholili – Jawa Timur
  338. Morika Tetelepta – Maluku
  339. Muhajir MA – Sulawesi Selatan
  340. Muhamad Arifin – Jawa Tengah
  341. Muhammad Asqalani eneste – Riau
  342. Muhammad Fadhli – Sumatera Barat
  343. Muhammad Farrid Wijaya – Jawa Timur
  344. Muhammad Ikhsan – Sumatera Utara
  345. Muhammad Khadafi – Jakarta
  346. Muhammad Lefand – Jawa Timur
  347. Muhammad Rois Rinaldi – Banten
  348. Muhammad Sadli – Kalimantan Timur
  349. Musylia Nurfadhlia – Sulawesi Selatan
  350. Mutiara Putri Dhamastuty – Jawa Tengah
  351. N Shalihin Damiri – Jawa Timur
  352. N. Eka P. – Banten
  353. Nadila D. – Jawa Barat
  354. Najla Anissa Fatin – Sumatera Barat
  355. Nanang Suryadi – Jawa Timur
  356. Naomi Hutahuruk – Jambi
  357. Nasrulloh Habibi – Jawa Timur
  358. Naufal Al Mahrosi – Sumenep, Jawa Timur
  359. Nazratul Putri – Jambi
  360. NoerListanto Alfarizi – Jawa Barat
  361. Norma Eka – Yogyakarta
  362. Norrahman Alif – Jawa Timur
  363. Novhelis Sandra Borty – Jambi
  364. Novita Sari – Jambi
  365. Nunuk Priyati – Yogykarta
  366. Nur Adelia – Sulawesi Selatan
  367. Nurdiansyah Oemar – Riau
  368. Nurkhalida Alfaini – Jawa Barat
  369. Nurul Mutmainnah – Sulawesi Tenggara
  370. Obe Ahmad Marzuki – Bali
  371. Okta Piliang – Sumatera Barat
  372. Olive Hateem – Sumatera Selatan
  373. Onald Baruk – Nusa Tenggara Timur
  374. Panji Aswan – Kalimantan Timur
  375. Pendi Murdani – Sumatera Selatan
  376. Pieter P Pureklolong – Kepulauan Riau
  377. Pilo Poly – Aceh
  378. Pradewi Tri Chatami – Bandung, Jawa Barat
  379. Pramesa Nairma – Tangerang, Banten
  380. Pringadi A. S. – Sumatera Selatan
  381. Pujo Warsito – Jawa Barat
  382. Puput Amiranti – Jawa Timur
  383. Putra Niron – Nusa Tenggara Timur
  384. Putra Zaman – Sumatera Selatan
  385. Putri Jambidi  – Banten
  386. Putri Mawadah – Banten
  387. Quidora Soera – Nusa Tenggara Timur
  388. Ragil Sukriwul – Kuanheun, NTT
  389. Rahman El Hakim – Jawa Timur
  390. Rahmatia Mohamad – Gorontalo
  391. Rahmi Fataya – Banten
  392. Rajif Duchlun – Maluku Utara
  393. Raka Prama Putra – Bali
  394. Rama Aditya Putra – Jawa Barat
  395. Ramon Damora – Kepulauan Riau
  396. Ramoun Apta – Jambi
  397. Rani Amalia Busyra – Sumatera Selatan
  398. Redovan Jamil – Sumatera Barat
  399. Refdinal Muzan – Sumatera Barat
  400. Rendy Wijaya – Kalimantan Timur
  401. Rendy Wijaya – Yogyakarta
  402. Rendy Yulandri – Sumatera Utara
  403. Revalino Baripon Nepa – Maluku
  404. Ria Try Fitriana – Nusa Tenggara Timur
  405. Rick Monintja – Gorontalo
  406. Ricky A. Manik – Jambi
  407. Ricky Ulu – Nusa Tenggara Timur
  408. Rido Arbain – Sumatera Selatan
  409. Rifat Khan – Nusa Tenggara Barat
  410. Rifki Syarani Fachry – Jawa Barat
  411. Rifqi Ajmaen – Jawa Timur
  412. Riki Kurnia – Tasikmalaya, Jawa Barat
  413. Riki Rinaldi – Jawa Barat
  414. Riki Utomi – Riau
  415. Rinda Harmanita – Sumatera Selatan
  416. Rini Febriani Hauri – Jambi
  417. Rini Intama – Banten
  418. Rinidiyanti Ayahbi – Jakarta
  419. Rio Fitra SY – Sumatera Barat
  420. Rio Rinaldi – Padang, Sumatera Barat
  421. Ririe Rengganis – Jawa Timur
  422. Risa Mutia – Jambi
  423. Risna Sanbe – Jakarta
  424. Riza Febrianp – Jawa Barat
  425. Riza Hamdani – Jawa Barat
  426. Rizki Amelia Puriani – Jawa Timur
  427. Rizky Aditya F. – Malang, Jawa Timur
  428. Rm Amanche Frank Oe Ninu – Nusa Tenggara Timur
  429. Robby Julianda – Sumatera Barat
  430. Rocheline Jasmine – Jakarta
  431. Roesda Leikawa – Maluku (Ketua WPI Cab. Ambon)
  432. Roymond Lemosol – Maluku
  433. Rudi Fofid – Maluku
  434. Rudi Syarif – Medan, Sumatera Utara
  435. Rukmi Wisnu Wardani – Jakarta
  436. Ruly R – Jawa Tengah
  437. Rusliadi Darwis – Sulawesi Selatan
  438. Rustam Bostan – Sulawesi Selatan
  439. S Marindra – Sulawesi Selatan
  440. Safar Banggai – Sulawesi Tengah
  441. Safri Naldi – Bandung
  442. Sahadewa – Nusa Tenggara Timur
  443. Said Lutfi AlMahdaly – Bula, Maluku
  444. Sakinah Sudin – Sulawesi Selatan
  445. Sakti Ramadhan – Banten
  446. Sam Haidy – Jawa Barat
  447. Samsir Marangga – Sulawesi Tenggara
  448. Samsudin Adlawi – Jawa Timur
  449. Sandi Firly – Kalimantan Selatan
  450. Sanusi Pane – Jambi
  451. Sarah Arumanita – Jakarta
  452. Sartika Sari – Sumatera Utara
  453. Sastika Noela – Kalimantan Timur
  454. Satria Semadi – Nusa Tenggara Timur
  455. Sengat Ibrahim – Jawa Timur
  456. Septa Ardhya Pramesta Chandrani – Jawa barat
  457. Setyowati Wulandari – Jawa Tengah
  458. Shinta Febriany – Sulawesi Selatan
  459. Sihar Ramses Simatupang – Jakarta
  460. Sindu Putra – Mataram, Nusa Tenggara Barat
  461. Sinta Ridwan – Jawa Barat
  462. Siska Nahla Padilla – Jawa Barat
  463. Siti Nuzulia Regar – Jawa Barat
  464. Soni Tri Harsono – Jawa Tengah
  465. Sonny Lamoren – Nusa Tenggara Timur
  466. Sony Sirait – Sumatera Utara
  467. Sosiawan Leak – Solo, Jawa Tengah
  468. Sri Wahyuni – Jawa Barat
  469. Sugianto ‘Gie’ – Jambi
  470. Suhanggono – Jawa Tengah
  471. Sulthan Indra Muhidin – Sumatera Barat
  472. Sumatri Widatdo – Riau
  473. Sunaryo JW – Sumatera Utara
  474. Sunlie Thomas Alexander – Yogyakarta
  475. Supri Gantu – Sulawesi Utara
  476. Surya Gemilang – Bali
  477. Sutono – Tegal
  478. Syaifuddin Gani – Kendari, Sulawesi Tenggara
  479. Syaiful Arifin – Nusa Tenggara Barat
  480. Syaihun – Sampang, Madura, Jawa Timur
  481. Syarif Aliza – Aceh
  482. Syukri Jundi – Sumatera Utara
  483. Tajullail Dasuqi – Jawa Timur
  484. Taufig Agung Sinaga – Jakarta Selatan
  485. Taufik Ikram Jamil – Riau
  486. Tegar Putra Adi Nugraha – Jawa Tengah
  487. Teuku Abie Yoes – Aceh
  488. Tiara Purnamasari – Jawa Barat
  489. Tio Agung Rianto – Sumatera Utara
  490. Tirena Oktaviani – Jawa Barat
  491. Titan Sadewo – Sumatera Utara
  492. Titi Aoska – Jakarta
  493. Titin Jene – Nusa Tenggara Timur
  494. Titis Wahyudi – Jawa Tengah
  495. Tjahjono Widarmanto – Jawa Timur
  496. Tjak S Parlan – Nusa Tenggara Barat
  497. Topik Mulyana – Jawa Barat
  498. Toto ST Radik – Banten
  499. Tri Wibowo – Jawa Barat
  500. Trip Umiuki – Tangerang, Banten
  501. Ubai Dillah Al Anshori – Sumatera Utara
  502. Ulil Ayidi – Jakarta
  503. Ulum Bidari – Sumatera Selatan
  504. Umar Fauzi Ballah – Jawa Timur
  505. Ummi Azizah – Jawa Barat
  506. Unu Ruben Paineon – Nusa Tenggara Timur
  507. Uwin Mokodongan – Kotamobagu, Sulawesi Utara
  508. Valentina Edellwiz Edwar – Bengkulu
  509. Varli Pay Sandi – Pontianak
  510. Ve Somantri – Jawa Barat
  511. Vera Hastuti – Aceh
  512. W. Haryanto – Jawa Timur
  513. W.N. Rahman – Jawa Timur
  514. Wahyu Fauzi Marpaung – Pematang Siantar, Sumatera Utara
  515. Wahyu Gandi G – Sulawesi Selatan
  516. Wahyu Wibowo – Sumatera Selatan
  517. Wanda Lesmana – Sumatera Selatan
  518. Wawan Kurniawan – Sulawesi Selatan
  519. Wayan Jengki Sunarta – Bali
  520. Wendy Fermana – Sumatera Selatan
  521. Weni suryandari – Tangerang, Banten
  522. Weny Mukaddas – Sulawesi Selatan
  523. Wibam – Banten
  524. Widya Wulandari – Jawa Barat
  525. Willy Siswanto – Bangka Belitung
  526. Wina SW – Aceh
  527. Windy Siswanty – Jawa Timur
  528. Wy Aprilya – Gorontalo
  529. Yahya Aponno – Ambon
  530. Yogira Yogaswara – Bandung, Jawa Barat
  531. Yohanes Vianey Soda Lein – Jerman
  532. Yohanto A. Nugraha – Jawa Barat
  533. Yona Primadesi – Sumatera Barat
  534. Yori Kayama – Bengkulu
  535. Yudi Aditya Pratama – Sumatera Selatan
  536. Yudi Damanhuri – Banten
  537. Yudi Sharofi – Sumatera Selatan
  538. Yuditeha – Jawa Tengah
  539. Yulian Yan – Bengkulu
  540. Yulizar Fadli Lubay – Lampung
  541. Yusran Arifin – Tasikmalaya, Jawa Barat
  542. Yusril Ihza – Surabaya, Jawa Timur
  543. Yuumeina Ryuri – Jawa Tengah
  544. Zaenal Radar T. – Tangerang Selatan, Banten
  545. Zahratul Wahdati – Jawa Tengah
  546. Zahrotul – Malang, Jawa Timur
  547. Zham Sastera – Banten
  548. Zul Adrian Azizam – Sumatera Barat
  549. Zulfaisal Putera – Banjarmasin, Kalimantan Selatan
  550. Zulkifli Songyanan – Jawa Barat

Hingga berita ini dinaikkan, dalam www.change.org, sudah mencapai 1.530 akun lebih menandatangani petisi tersebut. [uti]

Editor: Andri Firmansyah

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Back to top button