KabarTerkini

Dugaan Sementara Penyebab Ambruknya Selasar Gedung Bursa Efek Indonesia

JAKARTA, biem.co — Ambruknya selasar lantai 1 Tower II Gedung Bursa Efek Indonesia, memicu banyak pertanyaan mengenai penyebab terjadinya peristiwa tersebut. Bagaimana teknis bangunan gedung tersebut dan bagaimana kemampuan bangunan gedung dalam mencegah dan menanggulangi bahaya kecelakaan.

Menurut Laporan Kajian Teknis Pendahuluan Kegagalan Bangunan Gedung Tower II Gedung Bursa Efek Indonesia, yang disebar oleh Direktorat Jenderal Cipta Kaya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, ambruknya struktur selasar pada lantai 1 (satu) di gedung Bursa Efek Indonesia Tower 2 pada tanggal 15 Januari 2018 menunjukan bahwa amanat Undang-Undang  tentang Bangunan Gedung belum terwujud seperti yang diharapkan.

Untuk mengetahui penyebab kegagalan bangunan dan untuk pencegahan kejadian yang berulang, maka Direktorat Jenderal Cipta Karya membentuk tim untuk melaksanakan kajian teknis pendahuluan pada bangunan gedung Bursa Efek Indonesia, tim melaksanakan observasi selama tiga jam di sekitar lokasi bangunan gedung, akan tetapi belum mendapatkan izin ke tempat kejadian dimana selasar mengalami kegagalan bangunan gedung. Selain melakukan observasi, tim juga melakukan wawancara dengan Pengelola Gedung Bursa Efek Indonesia (Bapak Hasan), diskusi dengan narasumber yang mengaku sebagai anggota Real Estate Indonesia (REI), serta bertemu dengan AKBP Maruli (Polres Jakarta Selatan).

Peristiwa yang terjadi pukul 11.56 WIB tersebut mengalami kegagalan bangunan yang mengakibatkan 77 korban luka. Dalam hasil wawancara yang dilakukan tim kepada pengelola, pemeliharaan mezanin hanya berupa ME dan kebersihan, tidak ada pemeliharaan struktur, begitupula mezanin bukan merupakan bangunan tambahan, melainkan sudah termasuk dari awal gambar perencanaan.

Namun Tim BPB-DJCK kesulitan untuk dapat masuk ke TKP, pihak AKBP Maruli Polres Jakarta Selatan sudah mengupayakan membantu para tim untuk bisa masuk, tetapi pihak Bareskrim POLRI belum memperkenankan tim untuk mengakses lokasi.

Dugaan sementara kini yang dilansir dari laporan tersebut bahwa, konsentrasi beban terkumpul pada salah satu titik selasar mengakibatkan salah satu penggantung terlepas dari kedudukannya di atas dan memicu penggantung lainnya turut lepas, serta beban momen yang terjadi tidak mampu dipikul oleh tumpuan pada dinding vertikal dan memicu kegagalan bangunan.

Dalam kesimpulan sementara dugaan kegagalan bangunan tersebut, dapat terjadi karena: sling putus; penjepit sling terlepas; baut tidak kencang; baut patah; penurunan kekuatan sling, baut, atau penjepit akibat korosi; dan robeknya pertemuan baja dengan beton kolom dan/atau balok.

Tim BPB-DJCK dalam laporannya menjelaskan, untuk menindak lanjuti, perlu dilakukan pengamatan lebih dekat, terutama pada area yang diperkirakan sebagai titik pemicu kegagalan bangunan, perlu dilakukan pengkajian lebih lanjut terhadap dokumen pembangunan gedung, dan perlu dilakukan simulasi rekonstruksi pembebanan untuk menilai kemampuan struktur dalam memikul beban yang terjadi dikomparasi terhadap beban rencana.

Sementara itu, dalam hasil wawancara oleh Bapak Anda yang mengaku sebagai anggota REI, akan ada gelar bersama Tim Puslabfor Kepolisian untuk memeriksa dokumen gambar. [uti]

Editor: Andri Firmansyah

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Back to top button