biem.co – Kemoterapi atau biasa disebut kemo dikenal sebagai pengobatan untuk membunuh sel kanker. Kemoterapi memiliki peranan penting dalam melawan sel kanker. Meski demikian, metode pengobatan ini juga memiliki efek samping yang tidak sedikit.
Mengingat akan resiko yang tidak sedikit, seorang ahli kanker asal Jepang Makoto Kondo dengan berbekal pengalamannya yang lebih dari 40 tahun di dunia kedokteran, sebagaimana dikutip tribunnews, ia berani menyatakan pandangan medis yang menjadi viral setelah di unggah pada 10 Agustus 2017 lalu. Bagaimana tidak? Pandangannya mengenai kanker sangat berbeda dari dokter-dokter yang lain menurutnya kanker lebih baik untuk tidak di kemo melainkan cukup dengan melupakannya dan menjalani hidup seperti biasa.
Siapa itu Makoto Kondo?
Makoto Kondo sendiri adalah seorang dosen radiologi di Keio University. Ia lulusan Fakultas Kedokteran dari Universitas Keio, Jepang, kemudian melanjutkan studi di Amerika Serikat dan meraih gelar doktor.
Prestasinya mendapatkan penghargaan “Kikuchi Kan ke-60” pada tahun 2012 (pemenang adalah tokoh yang berkontribusi besar terhdap budaya Jepang).
Makoto Kondo pun memberi beberapa nasihat bagi para penderita kanker, diantaranya:
- Yang menakutkan itu bukan kanker, tetapi “pengobatannya”.
Pernahkah anda melihat pengidap kanker yang semula energik menjadi lesu dan lemas? Hal itu adalah akibat dari pengobatan kanker. Tidak semua kanker menyebabkan nyeri maka dari itu selama penderita merasa nyaman-nyaman saja hal ini lebih baik tidak dilakukan. Memang ada kanker yang menyebabkan nyeri berat tetapi nyeri ini masih dapat dikontrol.
Adapun seseorang yang terdeteksi kanker tetapi keadaannya masih senang, bahagia, dan tidak kehilangan nafsu makan maka kanker ini dipastikan adalah “pseudo kanker” (kanker palsu/semu).
- Menemukan kanker lebih awal pun percuma saja.
Dimulai dari terbentuknya sel kanker hingga diketahuinya baik cepat atau lambat tetap saja kanker dapat beresiko kematian, dan untuk melihat apa kanker bisa disembuhkan atau tidak itu memerlukan waktu 10 tahun untuk mengetahuinya. Waktu yang lama bukan?
- Operasi adalah cedera buatan manusia yang serius dan setelahnya penderita memiliki kemungkinan terinfeksi lebih tinggi.
Hal ini diakibatkan karena setelah operasi kondisi fisik akan menurun juga akan meninggalkan bekas luka, dan bekas luka itu merusak sel-sel normal, sehingga sel-sel kanker dalam darah akan meresap ke dalam, mempercepat pembiakan dan menyebar kemana-mana.
- Kemoterapi itu sangat beracun.
Kanker yang bisa disembuhkan secara kemoterapi hanya ada 4 macam: leukemia akut, limfoma ganas, kanker testis, kanker koriokarsinoma. Beberpa jenis kanker ini hanya sekitar 10% dari semua jenis kanker.
Kemoterapi menggunakan obat-obat dengan dosis tertentu yang dapat memberi efek toksik pada tubuh bisa dilihat apa yang terjadi pada pasien kemo terapi salah satunya adalah rontoknya rambut. Hal ini membuktikan bahwa kemo dapat berdampak pada sel tubuh lain meskipun sel sehat sekalipun, dan untuk keefektifan kemoterapi bagi penderita kanker masih perlu penelitian lebih lanjut karena efeknya yang cukup menyeramkan.
- Sembilan puluh persen (90%) dari penyakit kanker, terlepas diobati atau tidak, masa bertahan hidupnya sama.
Kemajuan ilmu pengobatan saat ini tetap mustahil bagi kanker yang bisa sembuh dengan tenaga manusia. Mungkin banyak dari kita mendengar tentang berhasilnya pengobatan kanker dan kanker hilang begitu saja, usut punya usut hal itu kebanyakan berkaitan dengan kanker semu.
- Meskipun sudah terdeteksi kanker jika masih merasa nyaman lebih baik menungu dan mengamati.
Seperti yang disebut di poin nomor satu bahwa pengobatan lebih seram daripada penyakitnya. Meskipun begitu jika ingin di obati perlu adanya pertimbangan terlebih dahulu.
- Operasi mungkin berjalan sukses tetapi tidak menutup kemungkinan kanker tumbuh kembali lagi.
Sel kanker masih dapat tumbuh meskipun telah dilakukan operasi pengangkatan sekalipun.
- Semakin canggih pengobatan harus semakin waspada
Mendengar kata “canggih” tentu membuat pasien mengangguk-angguk saja padalah sebenarnya masih banyak proses terapi yang masih dalam tahap pengembangan.
- Metode pemeriksaan melalui pancaran sinar-X 360 ° secara keseluruhan, mengambil gambar cross-sectional (potong –lintang) bagian dalam tubuh (pasien).
Paparan dari sinar-X ini bisa memungkinkan terjadinya kanker.
- Peningkatan imun tubuh dalam upaya pencegahan dan pengobatan kanker sama sekali tidak efektif.
Mengapa demikian? Karena sistem imun tubuh kita memiki fungsi untuk menyerang benda asing yang berasal dari tubuh kita sedangkan sel kanker berada di dalam tubuh sehingga sistem imun tubuh tidak menganggap sel kanker sebagai musuhnya.
Bagaimana jika kita sudah terdeteksi kanker?
Menurut Makoto Kondo penderita kanker hendaklah tetap menjalani hidupnya seperti biasa tidak memikirkan tentang kanker yang di deritanya karena keadaan emosi yang stabil akan baik pula bagi tubuh penting juga untuk tidak terlalu memberi pertanyaan pada dokter tentang masa hidup kita karena hal itu hanyalah membuat kita stres dan hal yang perlu di ingat adalah dokter sekalipun tidak dapat memastikan sisa usia seseorang secara tepat.
Penting bagi penderita kanker untuk tetap berolah raga agar aliran darah tetap lancar, tubuh tetap bugar, dan keadaan otak pun menjadi fresh. Penderita kanker pun masih bisa makan makanan yang lezat dengan catatan makanan tersebut bergizi dan sehat.
Jadi, berdasarkan saran dr. Makoto Kondo, “Terdeteksi kanker? Tidak perlu stres cukup nikmati hidup!” (ADT)
Ditulis Oleh:
Aprilia Dwi Tirani lahir di Cimahi, 23 April 2000 (17 Tahun), kelas 12 di SMK Kesehatan Husada Pratama Kota Serang Jurusan Keperawatan hobi menulis dan membaca, e-mail : [email protected]
ig : @aprilliadwitirani