biem.co – Berdasarkan riset, peneliti telah memberikan keterangan bahwa seperenam Bimasakti di galaxi ini dihuni oleh planet seukuran Jupiter, setengahnya oleh planet seukuran Neptunus, dan dua pertiganya oleh planet super-Earth. Itu pun hanya yang ada pada jarak yang sudah terdeteksi. Sementara yang belum terdeteksi lebih banyak lagi dari yang bisa dibayangkan.
Seperti Galaksi Bimasakti, ternyata merupakan galaksi padat planet. Bahkan studi terbaru menyatakan bahwa Bimasakti memiliki lebih banyak planet daripada bintang. Jumlah planet diperkirakan mencapai 160 miliar, sedangkan jumlah bintang lebih sedikit sekitar 100 miliar.
Arnaud Cassan dari Paris Institute of Astrophysics, sebagaimana dilansir kompas.com menyatakan, “Statistik jumlah planet dan bintang ini menunjukkan bahwa planet di sekeliling bintang adalah biasa, tak istimewa. Mulai sekarang, kita harus melihat bahwa galaksi tidak hanya dipadati miliaran bintang, bayangkan bahwa mereka juga dikelilingi planet ekstrasurya.”
Pernah tercatat sebelumnya bahwa ada lebih dari 700 planet di luar tata surya kita yang terkonfirmasi. Sementara itu, masih ada lagi 2.300 kandidat planet yang ditemukan wahana Kepler milik NASA yang menunggu kepastian.
Pada akhir Mei tahun lalu, para peneliti yang dibiayai Crowfunding mendeteksi perilaku aneh pada bintang bernama KIC 8462852 atau biasa disebut dengan bintang Boyajian atau bintang Tabby. Perilaku aneh ini akibat dari cahaya yang dipancarkan Boyajian terlihat redup secara tiba-tiba kemudian terang kembali. Para peneliti menyatakan fenomena ini terbilang aneh.
Awal tahun 2018, perilaku aneh ini kembali terjadi. Dalam laporan yang diterbitkan pada Astrophysical Journal Letters, terungkap bahwa fenomena ini terjadi karena ada debu berputar di depan Boyajian yang membuat perilaku peredupannya menjadi aneh. Debu ini adalah debu kuno yang berasal dari sisa-sisa planet atau bintang yang hancur.
Sebagaimana dilansir National Geographic, (3/1/2018), Astronot Tabetha Boyajian, menyatakan, “Selama ini yang kita tahu adalah jika benda padat dan buram seperti megrastruktur alien lewat di depan bintang, maka hal itu akan menghalangi cahaya. Ternyata bintang ini tidak berperilaku seperti itu.”
“Ini adalah debu yang kuno, kita melihat debu ini tercipta lebih dari 1.000 tahun lalu. Hal ini hampir pasti disebabkan oleh sesuatu yang biasa, paling tidak pada skala kosmis,” sebagaimana dikutip dari Independent, Rabu (3/1/2018).
“Debu kemungkinan besar menjadi alasan mengapa cahaya bintang tampak redup kemudian cerah. Data baru menunjukkan bahwa berbagai warna cahaya diblokir pada intensitas yang berbeda,” kata Tabetha Boyajian, astronom yang namanya dipakai untuk bintang ini.
Dalam pengamatan selama seratus tahun (1890-1989) Boyajian menunjukkan tren peredupan yang signifikan. Bahkan, astronom saat itu berkata bahwa hal ini tidak pernah terjadi pada bintang tipe-F mana pun. Bintang tipe-F adalah bintang Bintang kelas F yang memiliki temperatur permukaan 6000 hingga 7500 Kelvin, berwarna putih-kuning. Spektrumnya memiliki pola garis-garis Balmer yang lebih lemah daripada bintang kelas A. Beberapa garis serapan logam terionisasi, seperti Fe II dan Ca II dan logam netral seperti besi netral (Fe I) mulai tampak. Bintang kelas F kira-kira berjumlah 3,1% dari seluruh populasi bintang deret utama. Contoh bintang tipe-F adalah Canopus, Procyon.
Perilaku yang sulit dijelaskan ini membuat para astronom penasaran dan menyebut Boyajian sebagai bintang paling misterius. Bahkan tidak sedikit juga yang menduga bahwa Boyajian dibungkus oleh struktur raksasa yang dibangun oleh Alien. (EJ)