KOTA SERANG, biem.co – Sejak duduk di bangku SMA, Sartika Tri Widiawati sudah tertarik ke dunia seni teater. “Selain sebagai pelajaran sekolah, seni teater sudah dirasa seperti wadah untuk mengekspresikan diri,” kata Tika, sapaan akrabnya.
Beranjak ke jenjang perguruan tinggi, ketertarikan pada seni teater itu berubah menjadi kecintaan, saat Tika bergabung dengan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Teater Kafe Ide Untirta Serang. Tak tanggung-tanggung, Tika menjabat sebagai direkturnya.
Tika mengaku, setelah masuk kuliah, UKM pertama yang dicari tahu adalah teater.
“Lalu saya masuk UKM, belajar bareng di sana sampai saat ini. Alasan kenapa milih teater, awalnya penasaran dengan teater di universitas seperti apa, sampai akhirnya dapet kenyamanan tersendiri di dunia teater,” jelas mahasiswi jurusan IPA Untirta ini.
Hal yang paling pertama didapatkan di teater, kata Tika, adanya kepuasan diri, karena di teater kita bebas mau membentuk diri seperti apa.
“Selain itu, teater tidak hanya terfokus pada akting. Tapi, teater mempelajari semuanya seperti mulai dari acting, artistik, lighting, make up costum, musik, tarian, dan keproduksian,” ungkapnya.
Dan yang lebih penting lagi adalah soal kekompakan dan semangat tim, karena teater bukan prestasi perorangan. “Karena setiap ada acara pasti dalam bentuk satu tim,” tandas Tika.
Tika bersama UKM Teater Kafe Ide Untirta pernah meraih juara umum Festival Monolog (Stigma Palembang) 2015 dan nominasi Festival Film Mahasiswa Indonesia 2017, mewakili Untirta dan Banten.
Dari berbagi pengalamannya itu, Tika menuturkan, bahwa awal latihan teater ada olah tubuh, olah rasa, dan olah sukma (sesuai dengan kebutuhan). Kemudian, dilanjutkan dengan diskusi, bedah naskah, casting tokoh, analisis tokoh, membaca naskah, adegan, secara terus-menerus hingga ke pementasan.
“Biasanya, proses penggarapan yang serius bisa sampai tiga bulan,” ucap gadis kelahiran Lebak, 16 Oktober 1997 ini.
Dengan pengalaman dan prestasi yang mumpuni, Tika tak segan-segan berbagi tips, khusus untuk Sobat biem yang ingin mencoba atau menggeluti seni teater.
“Kalau terjun di dunia acting ataupun teater yang pertama harus ada adalah niat. Kedua, adalah tubuh, karena modal aktor adalah tubuh. Berikan kebebasan pada diri kita untuk mengeksplor. Ketiga, komitmen serta konsisten, karena teater berbeda dengan take film, teater bermain secara langsung. Yang tidak bisa saat pentas di cut,“ tandas Tika.
Tika berharap generasi muda saat ini bisa lebih mengambil yang positif dan bisa mengekspresikan diri seperti teater.
“Semoga ke depan apresiasi masyarakat terhadap seni teater semakin baik, terutama di Banten ini,” tutupnya. (Dion)