KOTA SERANG, biem.co- Menjadi pengusaha, apalagi di usia muda jelas butuh kerja keras ekstra dan semangat pantang menyerah. Meski kerja keras tak selalu membuahkan hasil, namun kita semua tidak harus berputus asa, karena dunia bisnis bak misteri yang harus dipecahkan.
Masa remaja selalu identik dengan kesenangan dan foya-foya, apalagi jika terlahir dari keluarga yang cukup baik kondisi ekonominya, kerja keras biasanya menjadi urutan nomor dua atau dibawahnya. Anak-anak yang lahir pada kondisi ini biasanya [meski tidak semua] lebih mengutamakan gengsi.
Akan tetapi, anggapan seperti ini, tidak berlaku bagi Ari Firdaus. Pemuda kelahiran Serang, 04 Januari 1991 ini justru berpikiran sebaliknya. Menghabiskan masa remajanya dengan kerja keras, Ari belajar bagaimana mempertahankan diri demi merah cita-cita. Bukan kesenangan yang dicari, namun bagaimana menjadikan hidup ini memiliki arti.
Saat ini di usianya yang ke-26 tahun, Ari sedang berupaya menjadi seorang enterpreneur muda dengan memberanikan diri membuka usaha minuman madu, dengan merek dagang Madu Kulon, berlokasi di Kota Serang.
“Saya tidak terlahir dari orangtua yang baik secara ekonomi, tapi saya tidak ingin menyerah dengan keadaan, saya harus terus bekerja keras di usia remaja, agar tidak terus-terusan bergantung dengan orang tua,” kata Ari saat diwawancarai biem.co, Minggu (1/10).
Memiliki passion berbisnis dan berorganisasi sejak masa sekolah menengah atas sampai dengan perguruan tinggi, Ari memanfaatkan potensinya untuk terus memaksimalkan diri.
Sebelumnya, mengawali karir organisasinya sebagai Presiden Mahasiswa UNSERA pada 2013-2014, serta mengabdi untuk masyarakat dengan tergabung sebagai ketua karang taruna di daerahnya, Ari kini memulai usaha madu ujung kulon bersama teman-teman organisasinya dulu.
Ari menceritakan kisahnya, bagaimana dia sangat menyenangi berdagang dan memilih berdagang sebagai mata pencahariannya.
“Dulu saat sekolah menengah atas, karena sekolah saya dekat dengan sekolah dasar, saya berjualan makanan seperti makaroni, cilok, serta makanan kecil lainnya yang biasa dijajakan di sekolah-sekolah dasar pada saat jam istirahat. Pulang sekolah saya setor ke pemiliknya, karena waktu itu hanya sebagai reseller”, ungkapnya.
Menurutnya, itu semua awalnya hanya iseng untuk menambah uang jajan. “Keisengan berjualan itu hanya menyalurkan hobi, tidak terpikir waktu itu berapa keuntungan yang dia dapat dari hasil penjulannya”. tambahnya.
Bisnis madu ujung kulon ini dengan serius dijalani Ari setahun belakangan. Menurutnya, “Saya mulai serius di menjalani bisnis madu dari ujung kulon ini sekitar satu tahun belakangan. Hasilnya lumayan, bisa membiayai kuliah S2 saya dan juga membantu biaya sekolah adik-adik saya”.
Merek dagang yang dipilih adalah “Madu Kulon”, “karena madu murni yang saya jual ini berasal dari Ujung Kulon”. Selain memang peluang madu murni sangatlah bagus, menurutnya “madu pun sangat banyak manfaatnya untuk kesehatan”.
Dalam melangsungkan bisnis Madu Kulon-nya, Ari tidak sendiri, ia dibantu teman-teman se-organisasinya. “Saya tidak berjalan sendiri, usaha ini dibantu teman-teman organisasi saat kuliah dulu”, terangnya.
Dengan niat, keyakinan dan kerja keras, Ari berharap agar kedepannya nanti usaha yang dijalaninya ini bisa terus berkembang pesat serta mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar. Ke depan rencananya ia dan teman-temannya akan membuat Gerai Khusus Madu di Kota Serang.
Tentu saja semua tidak semudah kelihatannya. Ari mengatakan bahwa, “dibalik semua yang didapat hari ini, berkat dukungan teman-teman, keluarga dan do’a orang tua utamanya, dan saya juga selalu memegang motivasi yang selalu diberikan orang tua kepada saya”.
“Tak ada satu pun manusia di dunia ini bisa menebak masa depan. Dunia bisnis itu seperti teka-teki, dan untuk memulainya, kita masih harus meraba-raba. Tapi kepastian tidak bisa kita peroleh, jika tidak pernah mencobanya,” ungkapnya santai.
Ari berharap lebih banyak lagi anak muda yang kreatif yang mampu menyumbangkan ide dan pikirannya untuk kemajuan daerah, negara dan bangsa.
“Yang penting kita jalani dulu apa yang ada di pikiran kita, jangan berhitung untung-rugi dulu sebelum melangkah. Sebab jika terlalu banyak perhitungan, kita tidak akan pernah bisa melangkah ke depan. ‘Bisnis yang bagus adalah bisnis yang dimulai, bukan ditanyakan'”, ungkapnya santai. (TJDN)