WASHINGTON DC, biem.co – Ahli geofisika memproyeksikan bahwa akan terjadi gempa global di tahun 2018. Hal ini dipicu oleh rotasi bumi yang melambat dengan cepat lalu kembali berubah dengan sangat cepat beberapa milidetik setiap harinya, sehingga memicu intensitas gempa di beberapa titik di bagian bumi.
Sejak tahun 1900-an, para ahli geologi telah menganalisis gempa dengan skala diatas 7,0 Skala Ritchter (SR), kemudian membandingkan dengan sejumlah data historis global, ditemukan fakta bahwa rotasi bumi melambat selama lima tahun terakhir. Terulas dalam Republika, Rabu (22/11) bahwa para ahli mencatat pelambatan rotasi bumi terjadi setiap 25-30 tahun.
Sebagaimana diulas Forbers, Rabu (22/11), Ahli Geologi Duke University, Trevor Nace menulis bahwa, “tahun ini perlambatan rotasi bumi itu memicu peningkatan gempa bumi”.
Beberapa hipotesis ditemukan bahwa ada satu unsur di luar bumi yang menjadi penyebab gempa global ini. Dilansir Republika, Rabu (22/11) bahwa lapisan logam cair planet yang bersirkulasi di bawah mantel bawah yang padat. Inti luar ini bisa menempel pada mantel, sehingga menyebabkan terganggunnya aliran lapisan logam cair ini, Hal ini mengganggu aktivitas medan magnet Bumi dan menyebabkan getaran-getaran dalam proses perputaran Bumi.
Sampai saat ini para ilmuwan belum bisa menjelaskan perubahan rotasi Bumi seperti apa yang dapat memicu gempa bumi. Menurut para ahli, hal ini tidak mudah diprediksi karena gempa bumi merupakan bencana yang paling sulit diprediksi, ia bisa terjadi dengan sangat cepat, tiba-tiba dan sangat merusak.
Menurut Nace, ahli geologi sering kali dibatasi tren histori dalam melihat sebuah data untuk memprediksi kemungkinan terjadinya gempa bumi. Hanya saja penelitian terbaru ini memberikan gambaran pada masyarakat bahwa ada risiko jangka pendek yang akan dialami oleh masyarakat bumi di tahun depan.
Tahun depan akan menjadi tahun gempa bumi teraktif. Menurut Nace, biasanya akan ada 15-20 gempa besar dengan skala minimal 7,0 SR bahkan mungkin lebih besar. (EJ)