biem.co – Mager alias males gerak merupakan istilah kekinian untuk tidak melakukan aktifitas apapun. Pasti sobat biem pernah merasakan ‘mager’, yang enaknya tidur sambil bermain handphone, kan? Oh iya sobat, tapi ada juga, lho, yang ‘mager’ di kafe, sambil nongkrong dan diskusi bersama teman.
Ini bukan keanehan, lho, sobat. Tapi istilah ini dimanfaatkan oleh Chiko Averoes untuk membuat para konsumen menjadi ‘mager’ kalau sudah ada di kafe miliknya yang diberi nama Mager Point.
“Dengan kata lain para konsumen betah disini (red: Mager Point),” ucapnya.
Chiko menuturkan, awalnya saat kuliah dirinya ingin memiliki usaha kuliner. Seiring berjalannya waktu, setelah ia menikah dan mengamati, ternyata istrinya memiliki potensi dan bakat dalam meracik makanan.
“Akhirnya saya merencanakan untuk membuka Mager Point ini bersama istri,” terangnya.
Dengan memanfaatkan garasi kosong, Chiko menyulap garasi tersebut menjadi sebuah kafe. Beralamat di Jl. Raden Sastradikarta No.24, Jombang Kali, Cilegon, kafe ini memiliki tagline ‘ngemil-main-foto–repeat’.
“Jadi Mager Point itu menjadi tempat untuk ngemil-ngemil. Selain itu, kami juga menyediakan beberapa permainan seperti uno stacko, congklak, ludo, ular tangga, dan banyak lainnya supaya para konsumen juga makin mager,” ungkapnya.
Ia menambahkan, Mager Point juga menjadi tempat buat foto-foto yang asik untuk memenuhi kebutuhan feeds instagram ‘anak kids jaman now’.
“Konsepnya lesehan, tapi yang elegan. Tidak cuma sekedar pake tikar, jadi konsumen bisa menikmati santapannya dengan santai. Untuk menu ada banyak dan kami anggap semua menu yang di hidangkan adalah menu andalan Mager Point. Dan range harga mulai dari Rp. 3 ribu- 25 ribu, dijamin gak bikin kantong jebol,” jelasnya.
Ia mengaku bersyukur dengan respon konsumen yang sangat baik. Dan ia berharap semoga Mager Point ini tetap memberikan yang terbaik untuk konsumen. Sehingga mager point akan selalu diterima oleh masyarakat.
“Untuk inovasi makanan pasti ada, mungkin untuk dua atau tiga bulan kedepan ada menu baru. Dengan kita terus berinovasi dan menemukan ide kuliner baru, konsumen tidak bosan dengan menu yang itu-itu saja,” tandasnya. (Dion)