Film & MusikHiburan

Peringati Hari Toleransi Internasional, Sejumlah Komunitas Putar Film ‘Ahu Parmalim’

biem.co ꟷ 16 November merupakan tanggal yang diperingati sebagai Hari Toleransi Internasional. Dilansir dari Reflection Art Media, Hari Toleransi Internasional ini sudah ditetapkan sejak tahun 1995 oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) melalui UNESCO, untuk mengingatkan dan memberikan pendidikan kepada masyarakat tentang kebutuhan akan toleransi dan dampak negatif dari intoleransi.

Bertepatan dengan Hari Toleransi internasional tersebut, sejumlah komunitas peduli keberagaman dan toleransi di Indonesia diketahui melakukan pemutaran dan diskusi film ‘Ahu Parmalim’ yang dibuat oleh Yayasan Kampung Halaman. Sebelumnya, pihak Yayasan Kampung Halaman memang memberikan kesempatan untuk para komunitas yang ingin mengajukan pemutaran film tersebut secara mandiri untuk memperingati Hari Toleransi Internasional.

Titik Pemutaran & Diskusi ‘Ahu Parmalim’ (Foto: Twitter)

‘Ahu Parmalim’ sendiri merupakan sebuah film dokumenter yang menceritakan tentang salah satu agama lokal yang ada di Indonesia, yang disebut Ugamo Malim. Film tersebut menjadi salah satu film kolaborasi yang dibuat oleh Yayasan Kampung Halaman, setelah sebelumnya mereka berhasil merilis “Rusdin, 60 Juta yang Sendirian” di Tahun 2009, “Temani Aku Bunda” di Tahun 2012, dan “Kembang 6 Rupa” di Tahun 2014. ‘Ahu Parmalim’ merupakan hasil karya dari Cicillia Maharani dan Carles Butar-Butar.

Sutradara Cicillia Maharani dalam website Ahu Parmalim menuturkan, bahwa dirinya menemukan hal menarik pada agama Ugamo Malim seperti tentang bahasa, cara beribadah, ritual, lantunan gondang, simbol-simbol agama, serta ekspresi khusyuk para penghayatnya yang disebut Parmalim. Hal lainnya, lanjut Cicillia, adalah tentang sejarah pendidikan Parmalim. Hal tersebut yang mendorong Cicillia membuat film dokumenter tentang kehidupan Parmalim.

“Sedari dulu mereka terbuka akan hal-hal baru. Remaja Parmalim didorong untuk mempelajari beragam hal, baik perempuan maupun laki-laki. Bagaimana remaja Parmalim menjalani kehidupannya? Ini adalah pertanyaan besar saya sedari awal,” ungkap Cicillia.

Film tersebut juga mendapatkan dukungan dari Yayasan Tifa yang diketahui merupakan organisasi pemberi hibah. Yayasan Tifa dalam Official Twitter @TitaFoundation menilai bahwa film dokumenter ‘Ahu Parmalim’ dapat memberikan gambaran dan informasi kepada masyarakat mengenai keberadaan dan kehidupan para penganut Ugamo Malim.

“#TifaFoundation berharap, film dokumenter ‘Ahu Parmalim’ dapat meningkatkan rasa saling menghormati dan menghargai, serta toleransi kepada para penganut agama lokal di Indonesia. #HariToleransiSedunia #ahuparalim,” tulis akun @TitaFoundation, Rabu (15/11).

Segala informasi berkaitan film tersebut bisa diakses melalui www.ahuparmalim.kampunghalaman.org. (HH)

Editor: Redaksi

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Back to top button