KOTA SERANG, biem.co – Potensi pertanian dan peternakan di Indonesia sangatlah besar, khususnya di Banten. Namun karena kurangnya pemuda terbaik yang mau menjadi petani dan peternak menyebabkan potensi di desa yang 70 persen dominan dengan pertanian dan peternakan tidak teroptimalkan secara maksimal. Padahal, profesi tersebut terbilang sangat menjanjikan. Hal itu yang kemudian membuat pemuda asal Banten, Nur Agis Aulia, memilih menekuni usaha tersebut.
Sejak masih kuliah, Agis mengatakan sudah tertarik dengan dunia pertanian dan peternakan. Hanya saja ia baru bisa sebatas melihat dan mengamati. Kemudian setelah lulus pada tahun 2013, Agis bersama beberapa temannya mulai merintis menjadi petani dan peternak muda. Dalam perjalanannya, Agis mengalami berbagai tantangan dan rintangan. Tantangan terbesar yang harus Agis hadapi pada waktu itu adalah orangtuanya sendiri, karena adanya stigma yang kurang baik terhadap dunia pertanian dan peternakan. Belum lagi saat itu, Agis tengah mendapatkan penawaran kerja di salah satu BUMN.
“Pada saat itu orang tua saya berpikir, ‘masa kuliah tinggi-tinggi’ cuma jadi petani. Padahal menurut saya, jadi petani dan peternak itu menjanjikan, khususnya di dunia dan akhirat. Ketika kita menanam atau beternak, panennya itu adalah kenikmatan dunia. Akhiratnya adalah ketika kita bisa menghasilkan pangan terbaik, kemudian pangan terbaik ini bisa dinikmati semua orang. Nah, itu kan kita dapet amal jariyahnya,” ungkap Agis.
Tantangan lain yang dihadapi Agis yaitu masalah modal, karena saat itu dirinya pun baru lulus kuliah sehingga modal yang dimiliki masih terbatas. Namun, lanjut Agis, hal ini yang membuat ia belajar merintis usaha benar-benar dari nol. Selain modal, pemasaran juga menjadi kendala karena dibutuhkan strategi khusus dalam menjalankannya. Apalagi yang dipasarkan adalah produk pertanian dan peternakan yang cenderung masa tahannya tidak lama.
“Tapi kemudian semua hal itu bisa kita atasi. Ya, pelan tapi pasti,” tambahnya.
Saat ini, Agis tengah sibuk menggalakkan program inkubasi bisnis pemuda lewat Forum Kewirausahaan Pemuda Banten, di mana forum ini merupakan wadah bagi pengusaha-pengusaha muda di Banten untuk saling bersinergi dan berkolaborasi. Selain itu, ia juga menjadi salah satu founder dari Banten House dan Jawara Farm.
Kepada biem.co, Agis menuturkan, bahwa mimpi besar yang ingin dicapainya adalah menghilangkan kemiskinan dan pengangguran di Banten.
“Makanya, kenapa saya sangat kencang sekali menyuarakan gerakan kewirausahaan pemuda, karena saya dan teman-teman yakin, salah satu cara untuk megurangi atau bahkan menghilangkan kemiskinan dan pengangguran yang sangat besar di Banten adalah dengan kewirausahaan pemuda. Karena pemuda adalah aset kemajuan sebuah daerah itu sendiri,” terangnya.
Lebih lanjut Agis berharap, ke depan, pemerintah Banten harus memberikan ruang yang sangat besar untuk pemuda-pemudi di Banten yang memiliki pengalaman, karya, atau prestasi untuk saling bersinergi dan berkolaborasi. Sehingga, ujar Agis, pemerintah harus fokus dan produktif dalam mencetak SDM yang memang nanti ke depan akan menjadi motor pembangunan di Provinsi Banten.
“Maka dari itu, ayolah bareng-bareng kita bangun desa untuk kemajuan Banten. Karena desa adalah masa depan Banten, dan Banten adalah masa depan Indonesia. Jadi sebagai generasi muda yang memiliki banyak pengalaman, prestasi, dan potensi, monggo, kita ke desa membangun desa,” ajaknya. (HH)
Berita Terkait ;
Menggagas Konsep Unik, Yuk Kita Intip Banten House Cafe
Anak Muda Banten Rilis Game Bareng GLI
Cerpen Alfian Putra Abdi: Gadis Pemburu Ketenangan
Film Karya Siswa SMAN 1 Kota Serang Raih Juara 1 dalam FFB 2017, Simak Proses Kreatif dan Filmnya!