KOTA SERANG, biem.co – PMI Kota Serang baru-baru ini mengikuti lomba Temu Karya Relawan tingkat Provinsi Banten. Dengan jumlah kontingen sebanyak 50 orang, yang terdiri dari 40 relawan Korps Sukarela (KSR) dan Tenaga Sukarela (TSR) serta 10 orang pendamping ini, diketahui berhasil membawa PMI Kota Serang menjadi terbaik pertama pada kesempatan tersebut.
PMI Kota Serang sendiri sudah berkiprah sejak tahun 2010 yang diketuai oleh H. Ade Rossi Chaerunnisa. Lewat motto “temukan jiwa relawanmu” dan “bukan untuk kami, tapi untuk kemanusiaan”, PMI Kota Serang sudah banyak terjun dalam membantu masyarakat, di antaranya pada saat bencana di Yogyakarta, saat banjir bandang di Pandeglang, dan yang terakhir saat banjir bandang di Mancak beberapa waktu silam.
Sukarelawan yang ada di PMI Kota Serang ini berasal dari KSR berbagai perguruan tinggi di Kota Serang, seperti Untirta, UIN SMH Banten, UPI, dan Bina Bangsa. Sementara bagi yang sudah lulus dari perguruan tinggi disebut sebagai TSR. Setiap tahunnya, PMI Kota Serang selalu melakukan perekrutan sukarelawan dengan kuota sebanyak 80-100 sukarelawan.
Kegiatan rutinitas yang dilakukan oleh PMI Kota Serang yaitu melakukan latihan persiapan untuk menghadapi suatu bencana. Selain itu, ada juga kegiatan dalam peningkatan character building untuk menjaga dan meningkatkan kualitas mutu sukarelawan. PMI Kota Serang juga selalu mengadakan pemeriksaan golongan darah gratis ke sekolah-sekolah.
Baca juga: Pelepasan Relawan PMI Kabupaten Serang, Ini Harapan Ratu Tatu Chasanah
Deni Arisandi, Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Serang menyampaikan, yang masih menjadi PR bagi PMI Kota Serang adalah dalam hal transfusi darah, karena PMI Kota Serang belum memiliki Unit Transfusi Darah (UTD) sendiri. Hal ini yang terkadang memperlambat proses pemberian transfusi darah karena harus melalui UTD Kabupaten Serang.
“Keinginan kami memang PMI Kota Serang ini mempunyai UTD sendiri. Kami sudah mengajukan, tapi lagi-lagi kendalanya ada di masalah keuangan. Karena, kan, kita membutuhkan dana kurang lebih sampai 10 milyar rupiah. Sebenarnya ada jalan lain, yaitu kita bisa bekerjasama dengan Rumah Sakit Umum, tapi Kota Serang, kan, belum punya rumah sakit. Kami nyari pihak ketiga pun kesulitan. Jadi kami akhirnya menunggu saja, mudah-mudahan jika rumah sakit di Kota Serang sudah berdiri, kami bisa membuat kerjasama dengan mereka, sehingga kami punya UTD sendiri,” ungkap Deni kepada biem.co.
Oleh karena itu, lanjut Deni, untuk saat ini, yang bisa dilakukan PMI Kota Serang adalah menyediakan bank darah hidup. Pihaknya menginventarisir pendonor darah apabila nanti dibutuhkan. Jadi, ketika ada yang membutuhkan darah bisa langsung mengontak PMI Kota Serang, kemudian pihaknya akan menghubungi pendonor-pendonor darah yang sudah ada dalam daftar tersebut.
“Harapan ke depan, dengan semakin berkembangnya teknologi, kami berharap tenaga sukarelawan kami tidak gagap akan teknologi. Karena teknologi sangat membantu kami dalam menanggulangi suatu bencana. Tanpa teknologi, tenaga kami akan kesulitan. Semakin banyak teknologi yang bisa kita manfaatkan, semakin kecil risiko bagi sukarelawan kami tertimpa musibah saat melakukan bantuan pertolongan. Dan ke depan, relawan kami akan difokuskan untuk mengikuti perkembangan teknologi,” pungkasnya. (HH)
Berita Terkait :
Memprakarsai Kegiatan BHD dan Pengobatan Gratis di Pelosok Banten, Atep Supriadi: “Yuk! Berbuat Baik Tanpa Harus Menjadi yang Terbaik”
PMI Siapkan Bantuan untuk Korban Gempa Aceh
Indra Martha Rusmana: Akselerasi Kebahagiaan Dengan Memaafkan