KOTA SERANG, biem.co – Kembali Provinsi Banten harus bergembira dan bangga atas prestasi cemerlang yang dibuat oleh salah satu pemudanya. Ya, gadis belia asal Lebak, Bertha Lovita Dwi Intania Permana (24), Alumni Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa – Banten ini terpilih mewakili Indonesia dalam Young East Asian Leaders Initiative (YSEALI) pada 31 Juli – 5 Agustus mendatang di Vietnam.
YSEALI adalah program yang diluncurkan pada tahun 2013, inisiatif Barack Obama (mantan Presiden U.S.A) untuk memperkuat kemitraan para pemimpin muda di Asia Tenggara. Tujuannya adalah meningkatkan keterampilan pemuda Asia Tenggara secara efektif serta mendorong mereka untuk bekerjasama dan memecahkan tantangan regional.
Program ini diikuti oleh seluruh negara anggota ASEAN (Brunei, Burma, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam), dimana pesertanya adalah pemuda berusia 18-35 tahun
Menurut Lovita, Program YSEALI yang akan diikutinya ini akan berfokus pada empat tema: Pengembangan ekonomi dan kewiraswastaan, Perlindungan lingkungan hidup, Pendidikan, dan Peran warga negara. Kesemuanya dihubungkan dengan tantangan Asean Economic Comunity (AEC).
Bagaimana tidak, dari 10 Pemuda Indonesia yang dikirim ke Vietnam 31 Juli mendatang, Lovita adalah satu-satunya pemuda yang mewakili Provinsi Banten,
Menurutnya, “saya merasa bangga, dari 10 pemuda yang mewakili Indonesia di ajang YSEALI, Alhamdulillah saya satu-satunya yang terpilih mewakili Provinsi Banten”.
Dalam program yang akan diselenggarakan di Vietnam ini, Lovita akan mencoba membawa isu-isu terhangat di Banten dan Indonesia.
“Di Vietnam nanti, kami akan membawa isu-isu terhangat yang ada di Indonesia pada umumnya dan Daerah, khususnya, untuk kemudian saling bertukar-pikiran dan menemukan formula yang tepat mengatasi persoalan-persoalan tersebut”, terang Lovita.
Salah satu isu yang menarik yang akan Lovita utarakan pada ajang YSEALI tersebut adalah isu pertanian.
Menurutnya, “Pertanian adalah sektor yang penting. Salah satu penyumbang Pendapatan Domestik Bruto (PDB) terbesar Indonesia. Jadi, masalah-masalah pertanian harus menjadi prioritas serta diupayakan dengan baik agar mampu mensejahterakan dan meningkatkan daya beli petani Indonesia”.
Gadis yang juga pernah menjadi Penyuluh Pertanian dalam program UPSUS PAJALE ini menganggap bahwa sebenarnya Indonesia memiliki potensi besar Swa-Sembada Pangan dengan sumberdaya yang ada.
Menurutnya, “Petani di Indonesia sebetulnya memiliki pola-pola yang efektif dalam meningkatkan produksi pertanian. Pemerintah perlu mendengarkan ide-ide petani. Sebaliknya, saat Pemerintah memiliki program-program efektif pertanian para petani seharusnya mengikuti intruksi tersebut demi tercapainya tujuan bersama.”
“Sekarang ini contohnya, saat musim hujan yang menyebabkan banjir, akan terjadi efek domino, dimana petani tidak bisa mengatasinya. Ini tugas pemerintah menjaga agar musim penghujan atau kemarau yang ada tidak memberikan dampak negatif terhadap petani”. Pungkas Lovita.
Lovita menambahkan, “Bayangkan saja, apabila lahan petani kena banjir akan berpotensi gagal panen sehingga produktivitas petani akan menurun”. Menurutnya, “Jika begitu maka panen akan rugi, harga beras akan mahal, konsumsi beras menjadi kurang”. “Padahal”, tambahnya, “Se-Asia Tenggara, Indonesia lebih potensial dan luas lahannya dibandingkan Vietnam, akan tetapi kenapa vietnam lebih produktif.”
“Dalam hal ini, Petani Indonesia seharusnya tidak hanya mampu melakukan eksploitasi natural, seperti memiliki bibit dan lahan yang baik. Akan tetapi harus memiliki kemampuan sendiri (voluntary behavior) dan mengetahui kemampuan dirinya sendiri.” Tambahnya.
Dalam wawancara hangat bersama biem.co, Rabu (5/7), Lovita lebih jauh menuturkan rencananya di ajang YSEALI. Sebagai warga Lebak – Banten, ia akan membawa dan memamerkan pula ciri khas Kabupaten Lebak dan Provinsi Banten di Vietnam mendatang.
Lovita menuturkan, “Di Vietnam nanti, peserta dari tiap negara akan difasilitasi stand/booth untuk menampilkan keunggulan budaya masing-masing daerah (interculture) dari negara yang diwakilinya”.
“Di stand/booth yang ada nanti saya pribadi akan menampilkan ciri khas Kabupaten Lebak atau Banten”. “Anda tahu apa”, Serunya, “Batik Lebak, Kue Gipang dan Ranginang”, Tutup Lovita.
Kebanggan tidak berhenti sampai di situ, gadis yang memiliki cita-cita menjadi Menteri Pertanian ini juga ternyata adalah penerima Program Joint Degree – Beasiswa LPDP pada jurusan Agricultural Economics and Rural Development di University of Geottingn Jerman Barat.
Bagaimana, sangat membanggakan, bukan?! Simak terus keseruan kisahnya di biem.co – kanal berkarya dan berbagi inspirasi.
Tentang Bertha Lovita Dwi Intania Permana
Pengalaman;
Pernah menjadi penyuluh pertanian dan memperkenalkan e-petani di Carenang pada tahun 2012; Pernah menjadi Pendamping Penyuluh Pertanian pada Program UPSUS Kementrian Pertanian dan bertugas melatih administrasi para petani Se-Kecamatan Panimbang serta dmampu membawa daerah tersebut menjadi perwakilan Banten di tingkat nasional; Menjadi Pembicara pada National Conference di Ponpes Gontor; Peserta Enterpreneurship Camp (pertemuan CEO muda dunia) di Filipina
Cita-cita ingin menjadi Dosen, Enterpreneurship, dan menjadi Menteri Pertanian Indonesia. Motto hidup “Persistent, istiqomah, berdamai dengan diri, dan jangan minder”.(EJ)