biem.co — Keistimewaan bulan Ramadan adalah diturunkannya kitab suci umat Islam yaitu Al-quran sebagai pedoman bagi seorang Muslim dalam menjalani kehidupan. Bahkan juga merupakan tuntunan bagi siapa pun umat manusia yang ingin mempelajari dan memahami Al-quran, yang merupakan penyempurna kitab-kitab suci samawi yang datang sebelumnya, agar tidak tersesat jalan hidupnya kembali kejalan tauhid.
Salah satu bentuk rasa syukur kepada Allah SWT atas nikmat keberkahan datangnya Ramadán, yang di dalamnya dijanjikan pahala berlipat ganda untuk setiap kebajikan yang dilakukan, adalah dengan memanfaatkan momentum Ramadán untuk memperbanyak kuantitas dan kualitas interaksi dengan Al-quran, untuk membaca, mempelajari, memahami, dan mengimplementasikan nilai-nilai Qurani dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai Muslim kita harus bersyukur dan harus yakin, bahwa kita adalah satu-satunya umat yang memiliki kitab suci Al-quranul kariim yang merupakan manuskrip langit paling otentik diturunkan oleh Allah SWT melalui wahyu yang disampaikan kepada Rasulullah Muhammad SAW. Manuskrip yang berisi firman-firman Allah SWT yang terakhir, yang diberikan untuk menjadi petunjuk bagi umat manusia. Anugerah luar biasa ini terus terpelihara dari perubahan dan pemalsuan kata maupun makna, karena Allah SWT langsung yang telah menjamin pemeliharaannya.
Alif laam raa, inilah Alquran suatu kitab yang ayat – ayatnya disusun dengan rapi serta dijelaskan secara terperinci yang diturunkan langsung dari sisi Allah yang maha kuasa. (Hud: 1)
Sesungguhnya kamilah yang menurunkan Al-quran, dan sesungguhnya kami benar-benar memeliharanya. (Alhijr: 9)
Al-quran adalah kitab Illahi, kitab yang memberikan penjelasan dan mudah untuk dipahami, kitab suci agama bagi seluruhnya, kitab bagi seluruh zaman dan bagi seluruh umat manusia.
Al-quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan kitab-kitab sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. (Yusuf: 111)
Al-quran itu tiada lain hanyalah peringatan bagi semesta alam. ( Attakwir:2).
Baca juga: Fatah Sulaiman: Hati Senang Ramadhan Datang
Begitu luas dan detail spektrum nilai-nilai dan konsep ajaran Islam yang dapat digali dari Al-quran sebagai pedoman hidup seorang Muslim. Al-quran meluruskan kepercayaan-kepercayaan dan pola pandang manusia tentang Tuhan, kenabian, balasan amal perbuatan, serta meluruskan pola pandangan tentang manusia, kemuliaannya dan menjaga hak-hak kemanusiaan. Di dalamnya diajarkan konsep pola hubungan manusia dengan Rabbnya agar manusia senantiasa hanya menyembah dan bertakwa kepada Allah SWT rabbul alamiin dalam segala urusannya. Alquran juga mengajarkan konsep dan nilai-nilai bagaimana manusia harus membersihkan jiwa, pembentukan keluarga yang menjadi pangkal berdirinya masyarakat dan bangsa, memberi tuntunan untuk membangun umat yang saleh yang dianugerahkan untuk menjadi saksi bagi manusia yang diciptakan untuk memberi manfaat bagi manusia lain dan seluruh alam, dan menjadi petunjuk dalam mengarungi kehidupan dunia fana guna menyiapkan masa depan akhirat yang kekal abadi bagi manusia.
Salah satu bagian kecil spekrum nilai-nilai ajaran Al-quran adalah yang menegaskan keuniversalan dakwah islam :
Maha Suci Allah yang telah menurunkan al furqon (Al-quran), kepada hambaNya Muhammad SAW, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam. (al Furqon: 1)
Dan tiadalah kami mengutus kamu Muhammad, melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam (Al anbiya:107).
Katakanlah wahai Muhammad, aku tidak meminta upah kepadamu dalam menyampaikan al quran. Al quran itu tidak lain hanyalah peringatan untuk segala umat. (Al anam:90).
Dalam konsep Al-quran, umat Islam ditugaskan untuk tidak memonopoli kebaikan dan cahaya petunjuk bagi dirinya sendiri. Setelah ia menjadi saleh dengan keimanan dan amal baik, maka berkewajiban untuk melakukan perbaikan terhadap bangsa lain dan mengajak manusia/umat lain kepada kebaikan sehingga mereka sama-sama mulia di sisi Allah SWT. Inilah umat yang tampil tidak hanya bagi kebaikan diri sendiri, namun juga membawa kebaikan, hidayah, memperbaiki dan mengeluarkan seluruh manusia dari kegelapan menuju cahaya Allah SWT.
Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, memerintahkan kebajikan dan mencegah dari kemungkaran. Mereka inilah orang-orang yang beruntung (Ali Imron:104).
Baca: Spirit Toleransi dalam Keragaman di Tanah Jawara
Momentum Ramadan tahun ini, mari bulatkan tekad untuk bisa mengalokasikan minimal 15 menit sampai dengan 1 jam dalam sehari di sela-sela aktifitas perjalanan menghabiskan umur kita, untuk berinteraksi lebih dekat dengan Al-quran, guna mengikuti ajarannya, mempelajari, memahami, membaca, menghafal, mendengarkan, mentadabburi dan merenungkan serta mengimplementasikan nilai-nilai ajaran al quran dalam kehidupan kita, berusaha sesuai kadar kemampuan kita. Alangkah meruginya seorang muslim jika seumur hidupnya, belum pernah mengkhatamkan/mentuntaskan membaca dan memahami makna pedoman hidupnya, Al-quranul kariim. Wallahu’alam.
Dr. H. Fatah Sulaiman, adalah Wakil Rektor bidang akademik Untirta, Sekretaris MUI Banten dan Ketua PW Maarif Nahdlatul Ulama Provinsi Banten.