InspirasiOpini

Makna yang “Hampir” Hilang

Oleh Uus Muhammad Husaini*

biem.co — Di antara fenomena yang sering terjadi pada saat Ramadan tiba di sekitar kita adalah fenomena “berlomba-lomba” dalam berbuka puasa dan melaksanakan salat tarawih juga pada saat menjelang hari raya Idul Fitri.

Pada saat berbuka puasa, seringkali kita “memaksakan diri” menuruti hawa nafsu. Makanan yang biasanya tidak adapun terpaksa di”ada-ada”kan pada saat berbuka. Sehingga tak heran, anggaran belanja rumah tangga pada saat Ramadan jauh lebih besar dibandingkan dengan sebelas bulan lainnya.

Demikian halnya dengan shalat tarawih yang seyogyanya dilaksanakan dengan tenang dan penuh kekhusuan “dituntut” untuk dapat dilaksanakan dengan cepat, bahkan bila perlu diselesaikan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Karena model tarawih seperti itulah yang banyak digemari oleh sebagian masyarakat kita. Padahal kata tarawih itu sendiri adalah jamak dari kata tarwihah yang berarti istirahat di setiap empat rakaat.[i]

Tak jauh berbeda halnya dengan pada saat menjelang hari raya Idul Fitri tiba. Banyak masyarakat kita yang dipaksa untuk membeli pakaian baru, sendal baru, dan perlengkapan lainnya yang serba baru. Padahal hikmah dari disyariatkannya ibada puasa adalah bukan untuk itu.

Baca juga: Agar Ramadan Berbuah Taqwa

Sebagaimana kita fahami bersama bahwa salah satu salah satu inti dari ajaran puasa adalah agar kita dapat mengendalikan diri, bahkan dari sesuatu yang dibolehkan dalam ajaran agama untuk sementara waktu, apalagi sesuatu yang memang telah ditetapkan keharamannya. Puasa secara bahasa berarti al-imsak (menahan diri), sedangkan secara istilah berarti menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa sejak terbit fajar dengan niat yang khusus.[ii] Ini berarti bahwa ibadah puasa sangat berkaitan erat dengan pelatihan mengendalikan diri.

Puasa sejatinya mendidik kita untuk dapat mengendalikan diri dari perbuatan-perbuatan yang dilarang dalam agama, baik larangan itu untuk sementara waktu ataupun untuk selamanya. Dan pemborosan adalah salah satu perbuatan yang dilarang dalam agama bahkan termasuk perbuatan syetan yang harus dijauhi.[iii] Ini berarti pemborosan itu bertentangan dengan makna puasa itu sendiri.

Di samping itu, inti dari pelaksanaan ibadah salat baik salat wajib maupun sunah adalah menghadap Allah dengan penuh ketenangan dan kekhusyuan. Oleh karenanya, tuma’ninah menjadi rukun salat yang tidak boleh diabaikan. Kalau rukun itu ditinggalkan maka salat kita menjadi tidak sah.

Baca juga: Istafti Qalbak

Sebagai orang yang berpuasa tentu kita tidak ingin puasa kita menjadi sia-sia sebagaimana Rasulullah Saw telah mengingatkan kita:

“Betapa banyak orang yang berpuasa tapi tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya, melainkan rasa dahaga saja, dan betapa banyak orang yang melaksanakan qiyam (salat tarawih), akan tetapi tidak mendapatkan apa-apa dari amalnya tersebut melainkan hanya begadang saja”.[iv]

Mereka inilah yang berpuasa, namun tidak melakukan pengendapan makna spiritual puasa. Mereka inilah yang melaksanakan salat tarawih, namun hanya menjadikannya sebagai arena “kompetisi” sehingga mereka kehilangan makna  dari ibadah di bulan Ramadan. Oleh karena itu, mumpung kita masih bertemu dengan bilan Ramadan dan diberi kesempatan untuk memperbaiki diri, mari kita perbaiki ibadah kita, sehingga Ramadan yang kita jalani tahun ini menjadi Ramadan yang terbaik di sepanjang Ramadan yang telah kita lalui.

Semoga Allah Swt senantiasa memberikan kejernihan hati untuk melihat makna dari disyariatkannya ibadah atas diri kita. Wallahu ‘alam bi al-showab.


[i] Al-Sayyid Sabiq, Fiqih al-Sunnah, juz 1, (Cairo: Daar Misr al-Thoba’ah,  1365 H), h. 145

[ii] Ibid, h. 304

[iii] Lihat al-Qur’an Surah al-Israa [17]: 27

[iv] Ali bin Sulthon Muhammad al-Qory, Mirqot al-Mafatih Syarhu Misykat al-Mashobiih, (Daar el-Fikr, 2002 M/1422 H), kitab al-shoum, bab tanziih al-shoum, h. 2014



*
Uus Muhammad Husaini, adalah Pengurus Forum Dosen Agama Islam Universitas Serang Raya dan Alumni Universitas Al-Azhar Mesir.


Rubrik ini diasuh oleh Fikri Habibi.

Editor: Andri Firmansyah

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button