KabarTerkini

Pionir VIII, UIN SMH Banten Berlaga di Negeri Serambi Mekah

KOTA SERANG, biem.co — Pekan Ilmiah, Olahraga, Seni, dan Riset (Pionir) Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) se-Indonesia 2017 diselenggarakan di Nanggro Aceh Darussalam, pada 26 April hingga 1 Mei 2017 kemarin. Bertajuk ”Mempererat Ukhuwah Menuju Prestasi Keilmuan, Olahraga, Seni dan Riset Mahasiswa PTKI dalam Memperteguh Identitas Kebangsaan” Pionir kali ini diikuti oleh 55 PTKI, yaitu 11 STAIN, 32 IAIN, dan 12 UIN, di mana mereka memerebutkan medali di sekira 30 cabang lomba.

UIN SMH Banten sendiri yang menjadi juara umum di 2 kali Pionir sebelumnya, kembali berlaga pada Pionir tahun ini. Yaitu, dengan mengirimkan sebanyak 53 atlit unggulan. Namun demikian, kali ini UIN SMH Banten harus cukup puas dengan menyabet posisi ke-6 dengan perolehan 3 medali emas dari cabang Musabaqah Qiroatil Kutub (MQK) dan panjat tebing, 2 medali perak dari cabang Silat ganda putra dan Catur putra, juga 2 medali perunggu dari cabang Catur putra dan MQK.


Rektor UIN SMH Banten, Fauzul Iman, saat memberikan pengarahan pada para atlit dan pendamping.(Foto: Istimewa).

Dari hasil tersebut, performa UIN SMH Banten menurun, ini diakui oleh pihak pelatih dan pedamping kontingen UIN SMH Banten.

“Penurunan ini bukan tanpa alasan, mengingat di samping sudah meratanya kemampuan atlit PTKI, bahkan telah ada yang mencapai prestasi level Asia, juga atlit-atlit andalan UIN SMH Banten telah banyak yang lulus,” terang Suhaedi, salah satu pendamping kontingen UIN SMH Banten.a

Baca juga: IAIN SMH Banten Resmi Jadi UIN, Tiga Fakultas Baru Ini akan Dibuka

Namun yang perlu diketahui, imbuh Suhaedi, sewaktu UIN SMH Banten juara umum 2 kali, itu hanya disumbang oleh satu cabang olahraga saja, yakni Catur, dan atlit-atlit penyumbang emas terbanyak tersebut sudah lulus semua.

“Tapi, dari sisi kualitas secara keseluruhan, prestasi kita meningkat dan sudah menyebar ke cabang olahraga lain. Di antaranya, pada tingkat prestasi keilmuan, kita sudah bisa meraih medali emas di cabang bergengsi PTKI, yaitu MQK,” seru Suhaedi, penuh semangat. 


Para atlit kontingen UIN SMH Banten sat berada di Aceh Darussalam.

Sementara itu, salah satu mahasiswa yang menjadi atlit dalam perhelatan tahunan itu, menuturkan bahwa selain mendapat teman baru dan pengalaman, ia dan rekan-rekanya atlit Pionir juga jadi banyak belajar pada kondisi Aceh yang memiliki konsep Islami, berbeda dengan provinsi lainnya di Indonesia.

“Untuk tahun depan, kami akan lebih semangat lagi, sehingga kampus UIN SMH Banten bisa kembali meraih juara umum,” tandas Aan Suryani, atlit cabang Makalah Qur’an UIN SMH Banten, tentang kesannya dalam Pionir 2017 ini. (rei)

Editor: Andri Firmansyah

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button