KabarTerkini

Pergelaran Musik Gesbica UIN SMH Banten, Kidung Sholawat sebagai Seni Dakwah yang Santun

KOTA SERANG, biem.co – Beranjak dari kegelisahan melihat kondisi zaman, khususnya fenomena anak muda di Banten yang lebih gemar menyuarakan nyanyian yang tanpa makna, daripada melantunkan sholawat Nabi. Sehingga yang terjadi di tempat-tempat ibadah, semisal masjid dan mushola hening dari lantunan sholawat. Tidak seperti zaman dahulu, di mana tempat ibadah itu nyaring dengan sanjungan umat Islam kepada Nabi-nya melalui sholawat.

Karenanya, mahasiswa/i yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Gema Seni Budaya Islam Campus (Gesbica) UIN SMH Banten ingin sekali mengobati kegelisahan itu. Salah satu upayanya adalah dengan menggelar Pergelaran Musik “Kidung Sholawat” bertajuk Doa Dalam Lantunan di Lapangan kampus UIN SMH Banten, Rabu (03/05).

Acara ini bertujuan untuk mengekspresikan kegelisahan di atas melalui lantunan sholawat guna memasyarakatkan dan memberikan dakwah yang santun di tengah maraknya radikalisme agama saat ini.

“Dulu, di setiap masjid dan mushola lantunan sholawat terdengar nyaring sekali, baik oleh kalangan muda sampai yang tua. Namun demikian, saat ini kebanyakan tinggal orangtua renta saja yang mau melantunkannya,” seru Imanul Huda, selaku Sekretaris Gesbica, kepada biem.co.


Tampak acara Pergelaran Musik Kidung Sholawat diiringi oleh pertunjukkan teaterikal.

Selain itu, imbuh Huda, Gesbica ingin menjadikan Kidung Sholawat ini sebagai stimulus dan atau gambaran terhadap keberadaan kesenian di lingkungan kampus dan masyarakat.

“Sebagai organisasi mahasiswa yang bergelut dengan kesenian. Kami ingin memberikan dakwah yang lebih santun juga bisa diserap dengan mudah oleh masyarakat,” terang Huda.

Untuk proses persiapan dari awal hingga pementasan di panggung yang megah ini, ungkap Huda, kami menghabiskan waktu selama tiga bulan, yakni sejak Februari hingga April.

“Dalam kurun waktu tiga bulan itu, latihan dilaksanakan setiap Senin hingga Jumat malam. Ya, tentu ada saja suka-dukanya dalam melakukan proses itu, mengingat harus membagi waktu dengan kewajiban kuliah. Tapi, justru proses itu yang sangat berharga bagi kami,” ungkapnya.

Namun walau demikian, acara ini tetap diperuntukkan untuk semua kalangan dan tidak dikenakan biaya sepeser pun alias gratis.

Baca juga: Ini 7 Sholawat dalam Pergelaran Musik “Kidung Sholawat” Gesbica UIN SMH Banten

Terdapat tujuh sholawat yang dilantunkan dalam Pergelaran Musik “Kidung Sholawat” ini, yaitu Sholawat berjudul Tholabul Ilmi, Al-i’tiraf, Sholawat Nariyah, Ya Robbi bil-mustofa, Tholama Asyku, Yaa Nabi salam a’laika, dan Al-hamdulillah.

“Tentu dari semua sholawat itu syarat akan makna, di antaranya adalah kewajiban untuk menuntut ilmu pengetahun, memohon ampunan atas segala kekhilafan, dan rasa syukur terhadap semua karunia nikmat Allah dan Nabi Muhammad,” tandas Huda.


Tampak para pengisi acara Pergelaran Musik Kidung Sholawat saat foto bersama setelah perhelatan usai.

Selain untuk memeriahkan Ramadan yang akan segera tiba, sambung Huda, kami berharap, Pergelaran Musik “Kidung Sholawat” ini dapat memberikan manfaat yang baik terutama kepada diri kami pribadi dalam menjalani kehidupan ini. Umumnya, tentu bagi kita semua umat Islam, mengingat sudah seyogyanya kita menjunjung setinggi-tingginya Nabi Muhammad SAW, di antaranya dengan memerbanyak melantunkan sholawat.

Lantunan sholawat yang diringi oleh suara musik dan teaterikal yang kompak semakin menyejukkan ratusan hati para peserta yang hadir, sehingga meski hujan terus turun, namun para peserta dari berbagai segmen, mulai dari dosen, komunitas dan penikmat seni, mahasiswa, dan masyarakat umum tidak ingin beranjak dari tempat duduk namun tampak khidmat mengikuti acara sampai selesai.

“Terakhir, kami sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah ikut membantu dalam menyukseskan acara ini,” tutup Huda.

Diketahui, sebulan yang akan datang Gesbica UIN Banten akan menghelat acara miladnya yang ke-31, denga gambaran umum acaranya sederhana namun lebih berbudaya dan bernuansa lokal. (AF)

Editor: Redaksi

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button