biem.co – Presiden RI pertama, Ir. Soekarno, dalam salah satu pidatonya pernah menyatakan kalimat yang kerap dinukil oleh banyak baliho sumpah pemuda, atau kalau sekarang, sering dikutip jadi caption foto dan status di media sosial orang-orang, “Beri aku 1.000 orang tua, niscahya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku sepuluh pemuda, maka akan kuguncang dunia.”
Soekarno memahami betul bahwa pemuda, dengan segala energi, semangat, ide segar, dan mahal idealiasme yang masih dipunya, memiliki seluruh senjata untuk jadi apa saja, demi menggenggam impian sendiri sekaligus berkontribusi bagi sesama, untuk bangsa. Itulah hal pertama yang kuingat ketika ditanya apa filosofi yang bisa menggambarkan secara sederhana hubungan dekat antara biem.co dan anak muda Banten: kepercayaan jika pemuda dengan seluruh impian yang dipunya dan kreativitas untuk mencapainya, akan mewujudkan hal-hal yang orang bilang mustahil.
Gambaran ini berangkat dari awal aku mengenal biem.co, ketika media informatif ini memiliki nama ‘Banten Muda’, yang bentuknya masih cetakan fisik berupa tabloid. Saat itu aku menganggapnya sebagai dapur pemasak mimpi-mimpi, dan senang sekali diberi kesempatan menjadi bagian darinya sebagai salah satu kokinya. Belajar menulis berita pertama kali, diberi arahan struktur penulisan yang baik, mengenal teman-teman baru yang datang dengan dekap keluarga, dan lain-lain yang kesemuanya jadi satu di kedalamannya. Aku diajak untuk berani berkarya, menelurkan tulisan yang dibaca banyak orang, dikritik demi dibangunkan, dipuji untuk dipecutkan; lebih baik lagi dan lagi dari kemarin. Sesederhana itu. Hingga akhirnya kupahami jika Banten Muda melalui biem.co merangkul anak-anak muda dengan menyediakan ‘rumah’ bagi siapa pun mengolah harapannya dengan kreatif (aku bisa melihatnya lewat perkembangan biem.co yang tidak sekadar jadi media online satu arah, tapi interaktif secara terbuka menerima beragam bentuk karya, sampai memberi beasiswa yang membantu anak muda memeluk mimpi-mimpi hebat hingga jadi nyata).
Prakteknya terlihat dalam konsistensi menyediakan kanal kreasi yang menampung karya fotografi, cerpen, puisi, opini, dan sejenisnya dari anak-anak muda oleh biem.co selama ini, sebenarnya juga bisa dipahami sebagai cara biem.co mengajak anak muda menciptakan jejak hidup. Jejak-jejak itu kemudian yang begitu diperlukan di era global yang menuntut bukti eksistensi seseorang, dan biem.co membantu teman-teman anak muda menjawabnya secara positif nan kreatif dengan dokumentasi karya.
Wujudnya terasa dalam komitmen membuka akademi bertajuk Indonesia Kreatif, yang jadi tindakan nyata mendorong anak muda menelurkan ide yang ada di kepala agar tidak hanya jago di tempurung saja, tapi juga berani di arena. Memaksa mereka yang kreatif tampil di muka, karena hal-hal baik dan berbakat harus bicara menunjukkan gigi, demi membawa perubahan yang berbenah dari kesalahan kemarin, demi menyongsong tantangan dari esok. Lalu, yang kerap buat haru dari hasil akademi kreatif seperti ini adalah: anak-anak muda Banten akan dikenali lewat cerita-ceritanya yang inspiratif.
Sampai di sini, kepada biem.co di hari jadinya yang ke-2, kurasa bukan hanya anak muda Banten termasuk aku yang bangga mengucapkan terima kasih untuk peran-peran sederhananya selama ini, melainkan juga ingin bilang, jangan pernah berhenti jadi teman bagi mimpi-mimpi. [*}
Veronica Gabriella, Penulis kelahiran Medan yang lagi belajar Public Relations di Universitas Multimedia Nusantara. Sering menyebut dirinya sebagai penjual kenangan. Jatuh cinta berkali-kali dengan puisi-puisinya Lang Leav dan Theoresia Rumte. Punya hobi nulis ditemani radio tua peninggalan almarhum kakeknya. Suka banget sama mendung sebelum hujan, senja merah, teh earl grey, dan susu cokelat. Lebih banyak lagi, bisa tengok situs personalnya di www.veronicagabriella.com.