KOTA SERANG, biem.co – Di Indonesia, sepakbola merupakan salah satu bidang olahraga yang memiliki banyak peminat atau penggemar. Salah satunya adalah Asep Mulya Hidayat, laki-laki kelahiran Pandegang, Banten. Warga Banten yang selalu tampil energik ini, sekarang diberikan kepercayaan untuk menjadi manager Persatuan Sepakbola Serang (Perserang).
Saat ditemui pada Jumat, (21/04) di salah satu hotel di Kota Serang, ia menceritakan banyak hal terkait amanah yang kini ia emban di Perserang. Asep bercerita bahwa sebetulnya ia sudah mendapat tawaran dari rekan koordinator balsing atau fans sekira tiga tahun silam. Namun demikian, tawaran tersebut ia tolak, karena beberapa hal.
“Waktu itu pikiran saya masih sempit, di mana saya berpikir kenapa orang Pandeglang ditawari jadi manager Perserang. Juga memang, kala itu saya belum terlalu mantap. Ya, masih sibuk dengan kegiatan lain, akhirnya saya tolak,” tutur Asep, kepada biem.co.
Lalu, lanjut Asep, setelah hirup-pikuk Pilgub Banten selesai, ia merasa ada hal yang kosong dan perlu tantangan baru.
“Kemudian saya harus melakukan apa lagi nih, ngantor juga kan biasa aja, saya butuh challange baru,” lanjutnya semangat.
Nah, tiba-tiba rekan-rekan yang dahulu memberikan tawaran kepadanya untuk menjadi manager di Perserang datang lagi. Namun demikian, lagi-lagi ia menolaknya, karena belum yakin. Nah, seiring berjalannnya waktu, kata Asep, ia merasa tawaran itu bisa menjadi challenge baru baginya, hingga akhirnya ia menyetujui.
“Persetujuan itu juga dilatarbelakangi oleh karena saya melihat Perserang itu merupakan aset yang berharga sekali, mengingat Perserang yang berdiri sejak 1958 silam itu dari hasil jerih payah masyarakat. Jadi, sayang sekali karena gara-gara tidak diperdulikan dan diurus, aset yang sudah ada akan menjadi hilang,” terang Asep.
Di antara asetnya, kata Asep, adalah nama, pengalaman, dan supporter.
“Saya melihat bahwa Balasingandaru ini sangat kompak, sudah terstruktur, dan sudah teredukasi, jadi sayang kalau team ini tidak terurus. Nah, melihat semangat orang lain dan keinginan saya untuk mengabdi dalam hal yang juga hobi saya, menjadikan keinginan dan keyakinan ini semakin kuat dan yakin,” lanjutnya.
Selain itu juga, imbuhnya lagi, yang menjadi hal pentingnya adalah bahwa saya melihat generasi muda harus diarahkan ke arah yang baik. Kita tahu zaman sekarang anak muda banyak tertarik pada hal-hal yang tidak baik, misalnya terjerat narkoba atau paham-paham yang lain.
“Karena itulah saya tertarik dan siap mengurus Perserang. Rasa care dan respect-nya para pendukung Perserang yang sudah lama, juga membuat keinginan saya besar,” tukasnya.
Harapan besar saya, kata Asep, ingin menunjukkan bahwa soal primordialisme sudah tidak menjadi penghalang untuk melakukan pengabdian, yang terpenting adalah kita harus menunjukkan kemauan, kemampuan dan kepedulian.
Adapun persiapan khusus untuk melaksanakan pertandingan, selain latihan fisik, saya juga mengharuskan pemain untuk mengolah jiwa, agar bagaimana caranya ada kombinasi antara fisik dan jiwa. Kita tidak selalu memberikan pelatihan yang sifatnya fisik, namun juga pada hal konsentrasi dan fokus, sehingga fisik sehat dan jiwa senang.
“Karena rasa dan jiwa yang kuat bisa menjadi energi untuk memenangkan pertandingan,” kata Asep.
Selain itu, katanya, saya akan menjaga semangat yang besar baik dari managemen maupun pemain untuk bersama-sama membersarkan Perserang, melalui proses komunikasi yang baik. Tidak hanya melihat materi dan intrik-intrik semata, namun lebih menumbuhkan rasa memiliki.
Ya, memang sejak dahulu, lanjut Asep, semangat Perserang sangat tinggi, namun demikian hal itu tidak sejalan dengan support dana yang tidak besar dibandingkan dengan team lain. Karenanya, saya meminta kepada team untuk terus menjaga semangatnya bahkan menambahnya, dan tidak menjadikannya jadi manja.
“Jadikan semangat yang sekarang untuk vitamin yang lebih kuat lagi,” serunya.
Lalu, lebih dari itu yang ingin saya kedepankan adalah menjadikan sepakbola untuk persatuan. Karena, sudah jelas bahwa saat Indonesia berjaya di AFF, semua masyarakat merasa senang.
Sehingga di Perserang, selain kita melatih pemain, juga mengadakan pembinaan anak-anak muda yang berbakat dalam bidang sepakbola untuk dijadikan kader Perserang ke depan.
“Visi saya, menciptakan sepakbola ini sebagai budaya yang positif,” seru Asep, penuh semangat.
Diketahui, saat ini Perserang sedang bertanding dalam event liga dua.
“Target minimal kita bertahan di liga dua, jadi lolos ke 16 besar, lebih dari itu kita juara,” pungkas Asep. (AF)