KABUPATEN PANDEGLANG, biem.co — Puluhan guru yang tergabung dalam perhimpunan Kelompok Kerja Madrasah Aliyah (KKMA) Kementerian Agama Kabupaten Pandeglang, pada Selasa pagi (18/4) secara serentak mengikuti kegiatan penyusunan kisi-kisi dan naskah soal Ujian Akhir Semester (UAS) untuk tahun pelajaran 2016/2017 mendatang.
Kegiatan ini dilaksanakan ditiga lokasi yang berbeda, yaitu di MAN 1 Pandeglang, MAN 2 Pandeglang, dan MAN 3 Pandeglang. Sementara guru mata pelajaran yang tergabung dalam perhimpunan ini yaitu untuk guru mata pelajaran Alquran Hadits, Aqidah Akhlak, Fikih, SKI, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PKN), Bahasa Indonesia, Bahasa Arab, Matematika, Sejarah Indonesia Bahasa Inggris, Seni Budaya, Penjas Orkes, dan Prakarya dan Kewirausahaan.
Kegiatan ini sengaja dihimpun oleh para Kepala Madrasah dalam Kelompok Kerja Madrasah Aliyah Kementerian Agama Kabupaten Pandeglang. Penyusunan kisi-kisi dan naskah soal ini, agar dikerjakan secara bersama-sama oleh setiap guru mata pelajaran. Bisa saling menilai kelebihan dan kekurangannya. Tentunya akan menghasilkan kisi-kisi dan naskah soal yang berkulitas.
Demikian dikatakan oleh kepala MAN 2 Pandeglang, Udin Ali Abas, ketika ditemui pada Selasa pagi, (18/4) di lokasi kegiatan MAN 2 Pandeglang. “Kami yaitu para kepala madrasah mencoba menghimpun dari seluruh KKM. Termasuk guru bidang studi, bagaimana membuat naskah soal, kisi-kisi soal dengan cara bersama-sama. Karena, dengan cara bersama-sama ini, guru mata pelajaran bisa saling menilai kelebihan dan kekurangannya. Kita bisa sharing, bisa diskusi. Dengan adanya diskusi ini kita bisa mendapat pengetahuan dan hasilnya akan menghasilkan kualitas kisi-kisi dan naskah soal yang baik. Umpama, Selama pembuatan soal di rumpun IPS ini dipusatkan disuatu madrasah, maka madrasah tersebut punya kelebihan. Dan, ketika punya kelebihan, maka harus bisa menstransfer kepada guru yang lain. Ini kan berbagi pengalaman dan berbagi pengetahuan. Itu substansinya,” terang Udin Ali Abas.
Ketika ditanya setelah kegiatan ini apa yang diharapkan oleh Kepala Madrasah terutama yang diharapkan dirinya. Ia menuturkan bahwa minimal madrasah punya miniatur dengan soal yang bagus. Guru bisa meningkatkan kualitasnya dan bisa mengatasi persoalan-persoalan yang dihadapinya dalam pembuatan kisi-kisi dan naskah soal.
“Jadi, ketika kita menghubungkan satu guru dengan guru yang lain, dengan rumpun yang sama, minimal kita punya miniatur dengan soal yang bagus. Barometernya bahwa layak dan tidaknya soal untuk digunakan oleh anak, ini kan bergantung pada guru. dikita sudah bukan rahasia lagi, misalkan ada guru yang hanya meng-copy paste dan mengabaikan kriteria bagaimana membuat soal yang baik, kemudian tidak mengindahkan kriteria kisi-kisi. Bahkan, kita membuat soal dahulu, seharusnya kisi-kisi dulu, kan ini logika terbalik, padahal proses seperti itu kan salah. ini yang diharapkan bagimana guru itu harus bisa meningkatkan kualitasnya dan mengatasasi persoalan-persoalan dan mengerjakan dengan benar,” imbuh Udin Ali Abas.
Baca juga: KSM dan Aksioma 2017, Ketua KKM MAN 4 Pandeglang: Jadikan Ajang Ini untuk Saling Belajar
Lebih lanjut, Udin Ali Abas menjelaskan bahwa dirinya punya mimpi besar dan harapan untuk kemajuan madrasah bahkan keinginannya kegiatan ini dipatenkan dalam wadah MGMP. “Kami ini punya mimpi besar untuk kemajuan madrasah. Kita jangan hanya karena temporer tetapi ini merupakan langkah awal bagaimana kita menyatukan madrasah, mungkin saja kedepan gagasan ini akan terus digulirkan, dipatenkan, karena kami punya keinginan agar punya MGMP. Inilah yang akan menjadi wadah bagi guru, untuk meningkatkan potensinya. Tentu ini penting. Jadi mudah-mudahan ke depan wacana ini tidak hanya sekadar wacana, tetapi menjadi kenyataan. Jadi dimensi guru itu bukan hanya mentransfer pengetahuan ke anak, tetapi juga harus bisa merekayasa bagaimana guru itu menjadi inspirasi bagi anak, keluarga, lingkungan dan lain-lain,” tukasnya.
Kemudian, Udin Ali Abas mengutarakan sebuah harapan bahwa persoalan mutu guru ini sudah menjadi persoalan yang serius, kadang-kadang kita konsentrasi kepada rutinitas, tidak mau berinovasi.
“Saya berkeyakinan kalau guru senantiasa belajar banyak membaca, berinovasi, mengembangkan diri dengan buku kemudian dengan media yang lain saya yakin kualitas guru ini akan meningkat kata pepatah pengatakan Tanaman yang baik akan melahirkan bibit yang baik tetapi tidak setiap bibit yang baik akan melahirkan tanaman yang baik begitupun guru yang berkulitas yang memiliki potensi yang unggul itu akan melahirkan murid yang baik,” pungkasnya. (Jati Buchori)