KabarTerkini

Kajian Ilmiah Komunitas Semut Ibrahim: Marginalitas Politik Umat Islam

KABUPATEN LEBAK, biem.co – Komunitas mahasiswa yang menamakan dirinya Komunitas Semut Ibrahim (KSI), menyelenggarakan kajian ilmiah dengan tema “Marginalitas Politik Umat Islam” di Kampus La Tansa Mashiro, Rabu, (22/03).

Koordinator KSI, Ahmad Agis Kamahera, menyampaikan bahwa pemilihan tema ini bukan tanpa alasan, tema ini diangkat mengingat beberapa kasus politis yang terjadi di Indonesia belakangan ini melibatkan umat Islam dan mampu menggerakkannya secara massif, seperti Aksi 212 dan sebagainya. KSI hanya ingin memosisikan diri sebagai salah satu komunitas yang meskipun “kecil” namun memiliki keberpihakan yang jelas dan memberi pencerahan serta tidak menambah keruh suasana.

Agis menambahkan, KSI sebagai wadah diskusi mahasiswa La Tansa Mashiro berencana mengadakan kajian ilmiah ini setiap minggu. KSI membuka pintu dan kesempatan terbuka untuk setiap mahasiswa lintas semester, lintas jurusan untuk turut serta bergabung.

“Kasus 212 membuka semua mata, sebagai mahasiswa kita harus bersatu dengan segala kemampuan yang dimiliki dan berupaya melakukan pencerahan terhadap diskursus-diskursus yang terjadi di Indonesia, tentu saja dengan tujuan kemaslahatan dan keharmonisan umat,” tutur Agis.

Hadir dalam kesempatan tersebut, Agus Sutisna, Akademisi UMT Tangerang, sebagai pemateri.

Dalam paparannya, Agus menyampaikan, bahwa umat Islam sebagai umat mayoritas diakui atau tidak memang sudah mengalami marginalisasi politik, bentuk marginalisasi ini terlihat setidaknya dari sedikitnya peran keislaman yang menyentuh infrastruktur politik.

Agus berpesan, bahwa mahasiswa sebagai kaum intelektual muda harus mawas dan peduli terhadap politik, jangan berdalih tidak peduli politik. Mahasiswa justru harus memosisikan diri sebagai agen pe-ubah dan pencerah, serta tidak ikut menambah keruh suasana.

“Politik jangan dimaknai sebagai hal yang kotor, namun harus dimaknai sebagai jalan menegakkan kaidah agama”, papar Agus.

Kajian yang digelar disambut antusias oleh peserta. Diskusi berjalan dengan lancar dan terarah.

Salah satu peserta diskusi, Neni Hilmi Atulladiniyah, mengapresiasi digelarnya kajian ilmiah ini.

Menurut Neni, peserta bisa memperdalam materi-materi yang diterima di kelas dan membahasnya dalam kajian ini.

“Peserta tidak hanya dapat mengklarifikasi dan meluruskan setiap informasi yang diterima dari dosen di kelas, peserta yang notabenenya mahasiswa juga dapat menambahkan rujukan dan pendalaman materi dalam diskusi ini,” pungkas Neni. (EJ)

Editor: Andri Firmansyah

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button