JAKARTA, biem.co — Ada yang menarik pada perhelatan anugerah penghargaan kepada 19 kabupaten literasi dari 7 provinsi oleh Kemendikbud Jakarta dan USAID PRIORITAS kemarin (20/03), yakni tampilnya Jannatin Alfifah dan Hamzah Haz. Keduanya merupakan siswa Kelas IX dari SMPN 4 Lumajang tersebut telah menghasilkan banyak karya dari kegiatan literasi di sekolahnya.
“Awalnya ada kegiatan Morning Reading Mania atau Morena di sekolah saya tidak disambut antusias oleh siswa. Karena kami seperti ‘dipaksa’ untuk membaca buku dan harus menuliskannya di buku resume,” kenang Jannatin yang mengikuti program Morena sejak Kelas VII itu.
Setiap pagi, Jannatin dan seluruh temannya wajib membaca buku selama 15 menit lalu menuliskan apa yang dibacanya di buku resume. Setelah buku tersebut selesai dibaca, Jannatin dan seluruh temannya wajib menuliskan ringkasan isi bukunya lagi di selembar kertas.
Sebulan pertama, menurut Hamzah kegiatan tersebut berat dilakukan. Namun memasuki bulan ke-2 dia seperti ketagihan membaca buku. Dalam seminggu, Hamzah mampu menyelesaikan 1-3 buku tergantung tebal tipisnya buku. “Bahkan kemana-mana saya membawa buku. Istirahat pun saya langsung ke perpustakaan untuk meminjam buku,” jelas Hamzah. Dalam satu semester, Hamzah mampu menyelesaikan sekitar 45 buku. Sungguh angka yang menakjubkan untuk siswa dengan kondisi sekolah di pinggiran Kota Lumajang.
Mereka mengakui, kurangnya hiburan di kabupaten kecil seperti Lumajang, membuat banyak anak terjerumus ke pergaulan bebas, balapan liar, dan hal negatif lainnya. Namun Jannatin dan Hamzah sangat bersyukur, sejak sekolahnya menjadi mitra USAID PRIORITAS banyak perkembangan yang terjadi di sekolahnya. Salah satunya adalah menerapkan budaya baca.
“Kami bersaing secara sehat menghabiskan setiap lembar buku. Siapa yang paling banyak membaca dan meresume buku, akan menjadi duta baca dan mendapatkan hadiah buku gratis dari sekolah,” ungkap Hamzah bangga karena pernah menjadi duta baca Morena.
Tampak Jannatin Alfifah dan Hamzah Haz saat tampil dalam acara penganugerahan literasi yang dihelat oleh Kemdikbud dan USAID PRIORITAS.
Semenjak adanya program Morena, Jannatin dan teman-temannya jadi produktif menulis karya literasi seperti cerpen dan puisi. Jannatin misalnya, telah menghasilkan puluhan karya cerpen, namun satu karya yang menurut Jannatin menjadi masterpiece adalah karyanya berjudul “Bukti Cinta Ayah.” Jannatin menceritakan bagaimana ayahnya dulu selalu men-support dia untuk selalu berprestasi dan belajar segala hal, salah satunya belajar naik sepeda. Namun saat Jannatin bisa membuktikan kepada ayahnya bahwa dia bisa menjadi rangking 1 di sekolah dan mahir naik sepeda, ayahnya keburu meninggal dunia. “Saya selalu sedih bila harus membaca cerita tersebut,” ungkapnya. Berkat cerita tersebut, Jannatin pernah menjadi juara story telling tingkat Kabupaten Lumajang.
Pada kegiatan penganugerahan kabupaten literasi di Kemendikbud, kabupaten Lumajang juga mendapatkan penghargaan literasi sebagai kabupaten dengan penilaian ‘sangat baik’ ke-2 dalam pelaksanaan implementasi di kabupaten. Bupati Lumajang, Drs. As’at, M.Ag, mengungkapkan bahwa sejak dicanangkan sebagai kabupaten literasi, seluruh SKPD saling berkolerasi melaksanakan literasi.
“Pelaksanaan implementasi literasi di Kabupaten Lumajang tidak hanya di tingkat sekolah, namun juga telah dilaksanakan hingga tingkat kelurahan dengan didukung oleh PKK dan taman bacaan masyarakat di setiap kelurahan,” ungkap Bupati Lumajang. Selain Lumajang, kabupaten lain di Jatim yang mendapatkan anugerah literasi adalah Kabupaten Blitar, Kabupaten Sidoarjo, dan Kabupaten Banyuwangi.
Dan dalam kegiatan tersebut, Jannatin dan Hamzah mewakili ribuan anak di Indonesia yang menceritakan aktivitas mereka sebagai pegiat literasi. Baik Jannatin dan Hamzah merasakan manfaat langsung dengan adanya budaya literasi di sekolahnya. Bahkan sesampainya di rumah, baik Jannatin maupun Hamzah mulai menularkan kegemarannya membaca pada saudaranya.
“Saya sering pinjam buku-buku resep atau cerita novel untuk dibaca ibu atau kakak saya,” pungkasnya. (red)