biem.co — Seni sastra yang sudah berkembang sejak abad ke-10 ini makin eksis di tahun 2017 sekarang, bahkan sastra sudah banyak diapresiasikan dengan adanya ajang-ajang penghargaan yang berfokus pada karya tulis tersebut.
Di Indonesia sendiri, kesenian sastra itu semakin berkembang, dengan adanya ribuan penulis berpotensi yang mampu melahirkan nama sastra Indonesia di kancah internasional, kita sebut saja salah satunya Andrea Hirata dengan bukunya “Laskar Pelangi” yang telah diterjemahkan ke 34 bahasa asing dari 130 negara oleh penerbit-penerbit terkemuka. Jauh sebelum Andrea Hirata pun kita memiliki Pramoedya Ananta Toer, Mochtar Lubis, Taufiq Ismail, dan sebagainya. Wow, bangga ya Indonesia!
Untuk kalian para penulis yang ingin mengikuti jejak penulis-penulis tersebut, tak usah khawatir, karena Komite Buku Nasional dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada 2017 ini akan membuka kembali program Residensi Penulis.
Apa itu Residensi Penulis? Residensi Penulis adalah program yang dimaksudkan untuk mendukung penulis Indonesia untuk melakukan riset dan menyelesaikan karya tulis di luar negeri. Pendanaan program ini berasal dari Beasiswa Unggulan, Kemendikbud. Dengan program ini, penulis dapat tinggal di luar negeri selama 1-3 bulan.
Residensi Penulis 2016 lalu telah meloloskan 10 penulis Indonesia, yakni:
1. Agustinus Wibowo ke Belanda selama 2 bulan
2. Ahda Imran ke Perancis selama 1 bulan
3. Andik Prayogo ke Jepang selama 1 bulan
4. Cokorda Sawitri ke Amerika Serikat selama 1 bulan
5. Djoko Lelono ke Filipina Selama 2 bulan
6. Fadly Rahman ke Belanda selama 2 bulan
7. Martin Aleida ke Belanda salama 2 bulan
8. Faisal Oddang ke Belanda selama 1 bulan
9. Norman Erikson ke Amerika Serikat selama 1 bulan, dan
10. Rio Johan ke Jerman selama 2 bulan
Faisal Oddang, salah satu peraih Residensi Penulis 2016 mengatakan bahwa penulis yang terpilih harus mandiri di negara yang akan mereka tinggali beberapa bulan tersebut, “kita mandiri, mengurus semuanya sendiri, penyedia program hanya menyiapkan dana dan bantuan persuratan yang dibutuhkan. Kita bebas melakukan apapun di sana, tapi harus jelas, setiap Minggu kasih laporan, kita meneliti untuk bahan buku yang akan kita tulis nantinya,” ujar penulis Puya ke Puya kepada wartawan biem.co.
Dilansir dari website resmi Komite Buku Nasional, program ini bertujuan untuk:
1. Dapat membangun jejaring di luar negeri, baik dengan sesama penulis, maupun penerjemah dan penerbit
2. Mengikuti program (diskusi, seminar, festival sastra pembacaan karya, dst.) yang diadakan oleh penyelenggara yang telah disepakati oleh Kemendikbud dan Komite Buku Nasional.
3. Memberi peluang kepada penulis untuk menyelesaikan tulisan atau risetnya di sebuah tempat yang kondusif
Kemudian, untuk dukungan dana yang diberikan berupa; dana pembelian tiket pesawat (pp), dana pengurusan visa & asuransi perjalanan, dana untuk biaya hidup (besarnya tergantung negara tujuan), dan dana penelitian. Nah, yang sudah tidak sabar bagaimana cara mengikuti program ini, ini dia persyaratan dan jadwalnya:
Syarat Mutlak:
1. Warga negara Indonesia yang berdomisili di Indonesia
2. Dalam keadaan sehat
3. Penulis yang setidaknya mempunyai satu buku yang ditulis dalam bahasa Indonesia yang sudah diterbitkan.
4. Karya yang sedang ditulis harus dalam bahasa Indonesia dan dapat diselesaikan selama residensi atau sampai waktu yang telah disepakati dan tercantum dalam kontrak
5. Lolos seleksi proposal dan wawancara
6. Bersedia bekerjasama dan mengikuti program yang disusun oleh Komite Buku Nasional dan Kemendikbud
Pertimbangan Tambahan:
1. Mampu berkomunikasi dalam bahasa asing, terutama bahasa Inggris
2. Mempunyai karya yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa asing
3. Mempunyai karya yang telah mendapatkan penghargaan
4. Mempunyai undangan dari pribadi/institusi di luar negeri yang bersedia bekerjasama dengan Komite Buku Nasional
Jadwal:
Pendaftaran online: 1-10 April 2017
Seleksi: 15-25 April 2017
Pengumuman: 30 April 2017
Residensi dapat dilakukan antara Mei-November 2017 (kembali ke Indonesia selambatnya 30 November)
Laporan akhir: 1 minggu setelah kembali ke Indonesia (selambatnya 7 Desember 2017)
Informasi dan Alamat:
Sekretariat Komite Buku Nasional
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Gedung C, Lantai 16
Jl. Jend. Sudirman, Senayan, Jakarta http://islandsofimagination.id/web/
Email: contact@islandsofimagination.id
Wah, sebentar lagi sudah dibuka pendaftarannya, yuk segera siapkan persyaratannya, siapa tahu giliran kalian yang lolos tahun ini. ^_^ [uti]