KOTA CILEGON, biem.co — Salah satu problem besar yang sering dihadapi seorang penulis adalah menemukan ide. Pasalnya, hampir 90 persen penulis mengatakan bahwa menemukan ide itu susah dilakukan. Hal tersebut merupakan salah satu ungkapan yang disampaikan Tere Liye dalam acara talkshow dengan tema “Jejak Sang Penulis”, Minggu (11/02), di Convention Hall Hotel Grand Mangku Putra, Cilegon. Dalam talkshow tersebut, Tere Liye memberikan materi mengenai kepenulisan serta mengajak para peserta berlatih menulis.
Menurut Tere, topik sebuah tulisan itu bisa mencakup hal apa saja. Sehingga ia mengatakan, adalah bohong jika kita kehabisan ide tulisan. Oleh karena itu, Tere menyampaikan bahwa penulis yang baik selalu memiliki sudut pandang yang spesial. Bahkan ketika kisah tersebut sudah berkali-kali diceritakan.
“Menemukan sudut pandang yang spesial adalah pekerjaan pertama seorang penulis,” ujarnya.
Yang kedua, lanjut Tere, seorang penulis harus memiliki amunisi di kepalanya. Tere kemudian menganalogikan amunisi tersebut sama persis seperti enam buah gelas kosong. Jika kita memiliki amunisi, katanya, jangankan untuk mengisi enam buah gelas, satu mobil container pun kita akan mampu mengisi air di sana.
“Ada tiga level untuk bisa menambah amunisi, yaitu banyak-banyak membaca buku, banyak-banyak melakukan perjalanan, dan bertemu dengan orang-orang bijak,” ucapnya.
Selanjutnya, Tere menyampaikan, tidak ada tulisan yang baik atau buruk, yang ada hanyalah tulisan yang relevan atau tidak relevan, atau bisa jadi yang gue banget atau nggak gue banget. Novel paling laris dan sudah mendapatkan belasan penghargaan sekalipun, sambungnya, masih tetap ada orang yang tak menyukainya. Sebab, ini semua hanya persoalan selera.
“Gaya bahasa adalah kebiasaan. Kalimat pertama adalah pekerjaan mudah. Menyelesaikan lebih gampang lagi. Percayalah!” Kalimat tersebut yang ia yakini bisa menjadi mantra untuk para penulis.
Hal terakhir, ia mengatakan, jika ingin belajar menulis, mulailah dari tulisan kecil.
“Pendek, tapi bertenaga. Sederhana, tapi bermanfaat,” ucapnya.
Menurut Tere, manusia modern hari ini, rata-rata bisa menulis 1000 kata setiap hari di berbagai media sosial seperti facebook, twitter, atau whatsapp. Dari kondisi tersebut ia berasumsi bahwa pada kenyataannya semua orang berpotensi untuk menulis sebuah buku.
“Pada akhirnya, perbedaan besar antara penulis yang baik ada pada latihan, latihan, dan latihan,” tutupnya.
Diketahui, talkshow yang diikuti oleh ratusan peserta tersebut diselenggarakan oleh OSIS SMPIT Raudhatul Jannah Cilegon. (happy)