CILEGON, biem.co – Ia tinggal di rumah sederhana di Jl. KH Abdul Latif Link Palas Rt.03 Rw. 02, Kecamatan Cilegon. Saat Tim Rumah Kolong Langit menyambangi rumahnya, ia kebetulan sedang di depan rumah bersama ibunya, Ariyanti. Ini adalah sesi kunjungan pertama bagi kawan-kawan relawan Rumah Kolong Langit.
Namanya Siti Hanifah, putri kedua namun menjadi satu-satunya anak bagi kedua orang tuanya. Saudaranya sempat menghirup udara dunia, namun Tuhan sepertinya terlalu sayang padanya. Hingga Tuhan berkehendak untuk memulangkan saudara Hanifah ke sisi-Nya di usia yang masih sangat belia. Ini tentu menjadi duka bagi ibu dan juga ayah Hanifah yang sehari-hari bekerja sebagai juru parkir.
Hanifah sendiri sekarang masih tergolong balita. Tahun ini usianya baru beranjak setengah tahun menuju lima. Namun takdir saudaranya seperti menggelayut pula di mata kecil Hanifah. Di umurnya yang baru 4 tahun ia divonis mengidap Acute Myelogenous Leukemia (AML), jenis terganas dari leukemia yang ada.
Leukemia adalah jenis kanker yang menyerang jaringan pembentuk sel darah seperti sumsum tulang dan limfatik. Maka tidak jarang orang yang divonis leukemia juga divonis menderita limfoma atau kanker kelenjar getah bening. Dan begitu pula Hanifah, selain divonis mengidap leukimia dari jenis yang paling ganas, juga divonis mengidap limfoma tahap lanjut.
“Dia itu paling suka nyanyi nyanyi. Enggak mau diam anaknya, kadang-kadang dia suka juga pake sepatu hak tingginya. Ceria pokoknya anaknya,” begitu tutur Ibunda Hanifah, Ariyanti.
Saat Hanifah positif dinyatakan mengidap leukemia pada April 2016 lalu, senyum dan tawanya masih terawat.
“Dia kalau sudah ketemu sama dokternya juga suka dicolekin aja dokternya. (pasien, red) yang lain mah pada diem, dia mah lari-larian aja. Sampe dokternya gemes,” tambahnya.
Diantara para pasien, Hanifah memang terlihat mempunyai semangat dan keceriaan yang luar biasa hebat. Bahkan Ibunda Hanifah bilang, kalau pasien yang lain hanya sekali bius sudah tenang, khusus Hanifah harus dua kali. Itu pun Hanifah tak serta merta pulas. Matanya masih menyalang namun dengan tatapan kosong belaka.
Sayang sejak Oktober 2016 kondisi fisik Hanifah semakin lemah. Berat badannya turun drastis, rambut kepalanya habis akibat kerasnya kemoterapi, perutnya juga terlihat membesar efek dari limfoma yang ia derita. Satu-satunya konsumsi yang mendukung gizi Hanifah adalah jenis susu formula khusus. Karena untuk menjalani tahap pengobatan lanjutan, kondisi fisik hanifah harus membaik terlebih dahulu.
Kondisi fisik hanifah dari waktu ke waktu
“Kalau dari hasil check-up nya sih kata dokter udah mulai stabil kadar darah putihnya, Bu. Tapi kata dokter juga namanya leukemia kan bisa kambuh kapan saja. Dokter sudah usaha maksimal, tapi tetap yang bisa nyembuhin total ya Allah, Bu.” Ada nada harap yang sangat di akhir kata-kata ibu Ariyanti.
Oleh karena itu, pada Rabu, 15 Februari 2017 tim Relawan Rumah Kolong Langit (RKL) berkunjung ke kediaman Hanifah untuk memberikan bantuan berupa susu asupan untuk Hanifah. RKL adalah salah satu lembaga Badan Sosial Kesehatan yang ikut menyuarakan kondisi Hanifah. Sebelum kondisi Hanifah menurun (drop), beberapa komunitas dan lembaga juga sempat ikut membantu.
“Itu mas, yang apa sih, reptil-reptil itu juga pernah jengukin kesini,” tutur Ibu Ariyanti ketika tim RKL bertanya perihal pihak mana saja yang sudah pernah berkunjung. Bagi RKL ini merupakan kunjungan pertama sejak kondisi Hanifah mulai menurun (drop) Oktober lalu. Penyaluran tahap kedua kabarnya akan dilakukan bersama dengan Komunitas Cita Rasa Gerakan Pelajar (CAKEP) Indonesia.
Jika Anda berkeinginan turut dalam penyaluran atau sekedar ikut berdonasi silahkan hubungi pengelola RKL via facebook Rumah Kolong Langit. Atau Anda juga bisa mengikuti perkembangan kabar Hanifah dan kegiatan Rumah Kolong Langit di alamat ig @rkl.foundation.
Imam B. Carito, pegiat komunitas Rumah Buku Cilegon (RBC), suka membaca apapun, mendaki dan jalan-jalan, sedang belajar menulis. Publikasinya dapat dilihat di chartesite.wordpress.com, dapat dihubungi di @imam_chart.