Film & MusikHiburan

Surga yang Tak Dirindukan 2, Tanamkan Nilai Cinta dan Kematian yang Sudah Tergariskan

biem.co — Setelah 2015 lalu, film pertama Surga yang Tak Dirindukan sudah tayang di bioskop. Pada tahun ini, film kedua Surga yang Tak Dirindukan 2 tayang di bioskop mulai pada 9 Februari 2017.

Pada film pertama lalu, menceritakan tentang sosok Fedi Nuril yang berperan sebagai Pras dihadapkan dengan realita hidup menikahi sosok Laudya Cynthia Bella berperan sebagai Arini, dan juga menikahi sosok Raline Shah yang berperan sebagai Meirose. Pernikahan dengan Meirose karena terpaksa akibat Meirose mengalami insiden kecelakaan, dirawat di rumah sakit, karena kondisi badan dan rahimnya yang sedang melahirkan juga karena Meirose yang ingin bunuh diri akibat kegagalan pernikahan dengan pria lain. Pada akhirnya, Pras memaksakan hatinya untuk menikahi Meirose, sedangkan posisinya saat itu adalah sudah menjadi suami Arini. Di akhir cerita, Meirose memilih untuk pergi keluar negeri untuk mengasingkan diri agar tidak mengganggu kehidupan rumah tangga Pras dan Arini.

Pada film yang kedua ini, menceritakan bahwa Arini bersama putrinya Nadia pergi keluar negeri untuk sekadar berlibur ke salah satu negara Eropa, yakni Turki. Sementara Pras masih berkutat dengan tugasnya sebagai arsitektur di Yogyakarta.

Saat tiba di Turki, tak sengaja Arini kembali bertemu dengan Meirose dan anaknya yang bernama Akbar. Di posisi itulah, Meirose belum bercerai dengan Pras. Hal tersebut yang membuat Meirose mengingat masa lalunya menikah secara terpaksa dengan Pras untuk mengubah kehidupan dahulu yang begitu kelam.

Cerita bukan hanya itu saja, saat di Turki kondisi kesehatan Arini semakin parah, kanker jantung yang dideritanya sudah memasuki tahap stadium 4 yang sudah menjalar sampai ke otak. Kondisi tersebut membuat hidupnya tidak lama lagi.

Saat itu juga Arini dirawat oleh seorang dokter yang diperani oleh sosok Reza Rahardian sebagai dr. Syarief.  Ia juga teman spesialnya Meirose, yang bentar lagi hampir menikah, padahal saat itu Meirose belum bercerai dengan Pras.

Kehidupan Meirose di Turki juga sudah membaik berkat keikutsertaannya di komunitas Islam di Eropa.

Meirose bingung, maju dengan kehidupannya yang baru, yang dia sendiri tidak tahu akan jadi seperti apa, ataukah mundur pada kehidupannya yang lama, yang ingin dia tinggalkan selama ini, tapi menjanjikan hal yang lebih pasti bagi masa depannya?

Mengetahui kondisi Arini yang sudah parah, Arini berpesan kepada Pras untuk tetap bertahan atas pernikahannya dengan Meirose. Namun, Pras menolaknya. Tapi demi menjaga kehidupan Nadia (anak pernikahannya dengan Arini) dan Akbar (anak pernikahannya dengan Meirose), akhirnya Pras menyetujui kemauan Arini. Hidup Arini hanya tinggal sebentar lagi, di saat itulah Nadia dan Pras mencari segala macam cara untuk membahagiakan Arini disaat masa-masa terakhir kehidupannya.

Sampai pada akhirnya, saat Arini dirawat dirumah sakit, Pras bersama Meirose, Nadia, dan Akbar sholat berjamaah di kamar rumah sakit tempat dimana Arini dirawat. Tepat saat selesai sholat dan ingin mengakhiri salam, detak jantung Arini sudah berhenti, dan tanda garis di layar operasi menunjukkan garis lurus, yang artinya Arini sudah meninggal.

Di akhir cerita, akhirnya Pras bersama Meirose tetap melanjutkan pernikahannya dan tidak jadi bercerai demi menjaga kehidupan buah hatinya Nadia dan Akbar.

Film ini berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari bagaimana menjalin kehidupan rumah tangga yang lebih baik, adil, dan bijaksana. Keluarga sangat berkaitan erat dengan cinta. Dihadapkan dengan kehidupan keluarga yang poligami itu memang sulit, namun selagi masih bisa berperilaku adil ya saya rasa baik-baik saja.

Tentang kematian, percayalah bahwa setiap yang ada di dunia ini pasti akan mengalami kematian, sebagaimana salah satu ayat yang dijelaskan dalam Alquran; “Setiap yang bernyawa pasti akan mati”. (aldi)

Editor:

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button