biem.co – Pilkada merupakan sebuah pesta demokrasi untuk memilih calon pemimpin daerah. Di tahun 2017 ini, Provinsi Banten termasuk daerah yang akan menyelenggarakan pemilihan kepala daerah gubernur dan wakil gubernur yang hanya diikuti oleh dua pasangan calon yakni Wahidin Halim–Andika Hazrumy dan Rano Karno–Embay Mulya Syarif.
Dengan melihat waktu pemilihan yang kian dekat ditambah dengan dinamika politik yang semakin memanas, tentu akan sangat menarik jika menganalisis tiap bakal calon gubernur Banten. Namun peta calon pemilih tidak kalah menarik. Menjelang pemilihan yang akan dilaksanakan pada tanggal 15 Februari 2017, KPU sebagai penyelenggara melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk meningkatkan partisipasi pemilih. Hal ini dikarenakan angka partisipasi di Banten sangat rendah, yakni hanya 55%. Guna meningkatkan partisipasi, KPU Banten membidik para pemilih pemula.
Berdasarkan data pemilih yang tertera di laman web kpu.go.id, jumlah pemilih pemilu pada pemilihan gubernur dan wakil gubernur Banten tahun 2017 sebesar 214.967 atau 2,76% dari jumlah pemilih yang mencapai 7.802.350. Dengan jumlah tersebut, maka pemilih pemula sangatlah potensial dan penting serta tidak dapat dipandang sebelah mata. Pemilih pemula ialah yang terdiri atas pelajar, mahasiswa, atau pemilih dengan rentang usia 17-22 tahun. Mereka cenderung bersifat apatis terhadap pelaksanaan pilkada, bahkan belum pernah mengikuti pemilihan umum sehingga perlu pengetahuan mendalam mengenai hak mereka sebagai warga negara serta perlu dibantu memahami dalam menggunakan hak pilih.
Sejalan dengan itu, KPU Banten melakukan sosialisasi Go to School dan Go to Campus. KPU Banten memberi informasi tentang pemilihan umum; mulai dari untuk apa pemilu diselenggarakan, apa saja tahapan pemilu, siapa saja yang boleh ikut serta dalam pemilu, dan bagaimana tata cara menggunakan hak pilih dalam pemilu serta tak lupa mengenalkan calon pasangan gubernur dan wakil gubernur. Tak hanya itu, pemilih pemula yang mayoritas sebagai pelajar dan mahasiswa sering menggunakan handphone sebagai sarana komunikasi dan internet, dimanfaatkan baik oleh KPU dengan sosialisasi di media massa hingga yang teranyar ialah meluncurkan Aplikasi Pilkada Banten di Android yakni Sedanten, Banten Memilih, dan Sitami yang bisa didownload di aplikasi Playstore pada Android.
Dalam aplikasi tersebut terdapat info tentang pasangan calon gubernur dan wakil gubernur, layanan disabilitas, hingga games. Hal ini tentu akan sangat menarik bagi pemilih pemula dan sangat mudah untuk diakses. Dengan adanya sosialiasi pada pemilih pemula dalam pilkada akan membangun kesadaran mengenai pentingnya kelangsungan kehidupan dalam berdemokrasi di Indonesia, sehingga akan tumbuh dorongan dalam diri mereka untuk turut serta berpartisipasi dalam pemilu. Diharapkan dengan adanya pendekatan sosialiasi kepada pemilih pemula, peran mereka dalam proses politik akan mampu mengubah budaya politik yang buruk seperti Money Politics (Politik Uang) yang akan membuat mereka paham dan tidak bisa dipengaruhi oleh kepentingan-kepentingan tertentu.
Kembali kepada pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yang hanya diikuti oleh dua pasangan calon, secara head to head kedua pasangan calon mempunyai peluang yang sama. Tentunya pasangan calon cermat menyiasati hal ini. Pasangan calon melakukan pendekatan terhadap pemilih pemula dengan strategi khusus; mulai dari memperkenalkan diri, visi-misi, hingga program-program yang ditawarkan menjadi unggulannya.
Jika dilihat dari pilkada sebelumnya, tipe kelompok pemilih pemula dalam memilih calon gubernur adalah karena figurnya, entah muda-tua atau tingkat popularitas. Namun, disini yang terpenting adalah bagaimana memahami kualitas para calon pemimpin; menulusuri rekam jejak pasangan calon, apakah latar belakangnya bermasalah atau tidak, kenali pengalamannya jika pernah memimpin suatu daerah, lihat visi-misi dan programnya, apakah dirasa sudah tepat. Kemudian bandingkan hal tersebut tersebut antar pasangan calon, sehingga dapat menilai kapasitas calon gubernur yang berkualitas.
Kini sudah saatnya bagi pemilih pemula untuk menggunakan hak pilihnya pada tanggal 15 Februaru 2017 dengan mendatangi TPS untuk memilih pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Banten. Jangan sampai kita sebagai pemilih pemula tidak menggunakan hak suara yang bisa berakibat menjadi suatu kerugian. Karena satu suara sangatlah penting guna menentukan masa depan Banten. Sesungguhnya pemilihan gubernur dan wakil gubernur Banten menjadi proses kedewasaan dalam berdemokrasi. Pilkada gubernur dan wakil gubernur menjadi momentum dan diharapkan dapat memunculkan calon pemimpin yang berintegritas, amanah dalam memenuhi janji politik dalam pembangunan Banten, dan mampu memberi dampak positif dalam kemajuan Banten yang lebih baik.
Kita semua mengerti kalimat bijak yang mengatakan, bahwa kita harus belajar dari kekecewaan kecil, supaya tidak harus merasakan pahitnya kekecewaan besar. Jangan sampai memilih pasangan calon gubernur dan wakil gubernur seperti membeli kucing dalam karung. Karena jika demokrasi menuntut suara mayoritas, sudah seharusnya suara itu berasal dari sebuah kebenaran. Semoga!
Huri Sanjaya, mahasiswa Jurusan Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Serang Raya.