CILEGON, biem.co – Membaca buku merupakan suatu cara untuk keterampilan berbahasa, supaya kita bisa mengetahui lebih banyak tentang kehidupan yang belum kita tahu. Membaca dapat dilakukan oleh siapa saja, anak-anak, remaja, dewasa, maupun orang-orang yang telah berusia lanjut.
Buku merupakan sumber informasi yang dapat membuka wawasan kita tentang berbagai hal seperti ilmu pengetahuan, ekonomi, sosial, budaya, politik, maupun aspek-aspek kehidupan lainnya.
Kegiatan membaca di Kota Cilegon tengah berada pada tahap yang menggembirakan. Makin hari, aktivitas dekonsentrasi di kota yang dikenal sebagai kota industri baja ini makin tekun dengan tumbuh suburnya berbagai komunitas literasi: Taman Bacaan Masyarakat (TBM), klub baca, komunitas sastra, komunitas jurnalis pelajar, serta makin maraknya komunitas teater melaksanakan kegiatan dan pertunjukan.
Cilegon kembali kedatangan komunitas literasi baru dengan dibukanya Rumah Baca (RB) Cahaya yang berlokasi di Jl. H. Abdullah No. 60 RT 03/01 Link. Citangkil, Kelurahan Citangkil, Kecamatan Citangkil. Acara yang dihadiri anak-anak dan remaja, mahasiswa, beberapa penggiat rumah baca dan pemerhati literasi juga turut hadir mengapresiasi peresmian TBM ini, (07/01).
Acara peresmian malam yang hangat tersebut juga diisi oleh musikalisasi puisi dari komunitas, deklamasi puisi, dan pemutaran film sejarah Kiai Haji Wasyid.
“Sebelumnya pernah ada kegiatan seperti pengajian anak setelah Magrib maupun belajar rutin di akhir pecan, namun sempat terhenti karena beberapa hal,” ungkap Robiyatul Adawiyah, Pendiri RB Cahaya.
Saya mulai tergerak kembali, lanjut Robiyatul, ketika ada anak tetangga yang meninggal tenggelam di Waduk. Anak-anak main jauh dari rumah dan membahayakan nyawanya. Jika saja ada kegiatan positif untuk anak semacam rumah baca, mungkin tidak akan ada kejadian seperti itu,” tuturnya.
Diketahui, acara kegiatan tersebut dihadiri oleh Presiden Lentera Internasional, Muhammad Rois Rinaldi.
“Kota Cilegon layak menjadi kota literasi, rasanya tidak berlebihan kalau saya mengatakan Cilegon kini layak disebut kota literasi. Ada sekitar empat puluh rumah baca aktif dan puluhan komunitas literasi di Cilegon,” kata Muhammad Rois.
Selain itu, lanjut Muhammad Rois, setidaknya ada ratusan penulis baik sastra maupun nonsastra dari berbagai latar belakang,” tegasnya.
Kehadiran RB Cahaya menggenapkan kekuatan literasi di Kota Cilegon.
“Semoga RB Cahaya dapat memberikan manfaat bagi anak-anak untuk masa perkembangannya. RB Cahaya telah berhasil menyalakan cahaya baru malam ini. Semoga sabar menjaga cahaya yang telah dinyalakannya. Teranglah!” pungkasnya. (Jisung)