KOTA SERANG, biem.co – Sejak ditetapkan pada Kamis, 22 September 2016 bertepatan dengan 20 Dzulhijjah 1437 Hijriyah lalu sebagai Sultan Banten ke-18 oleh Pengadilan Agama Serang, Sultan Ratu Bagus Abdul Mugni Soerjaatmadja bin Pangeran Ratu Bagus Aryo Maryono Soerjaatmadja senantiasa terus giat dalam menyosialisasikan keutuhan dan persatuan masyarakat demi mewujudkan Banten lebih maju lagi.
Hal itu terungkap dalam acara Saresehan bersama Tokoh Masyarakan Sesepuh Banten dan Media yang dihelat pada Rabu (11/01) di salah satu rumah makan di Kota Serang.
Sultan Rtb. Bambang WS menuturkan bahwa saat ini Banten dalam keadaan yang carut-marut dari berbagai aspek.
“Mengukuhkan aqidah dan meningkatkan silaturahmi antara masyarakat adalah di antara hal yang dapat memajukan Banten ke arah yang lebih baik lagi, mengingat saat ini sebagian besar Banten telah mengalami kemerosotan, baik sosial, budaya, terlebih politiknya yang kehilangan rasa tanggungjawab,” seru Sultan Rtb. Bambang WS.
Lebih dari itu, hal lain yang menjadi keprihatinan Sultan Banten ke-18 ini adalah soal pengelolaan kawasan maqbarroh kesultanan Banten yang dari tahun ke tahun terlihat kumuh.
“Saya sedih melihat maqbaroh para sultan Banten yang kumuh tak terurus, saya merasa berdosa atas terjadinya hal itu,” tandas Sultan Rtb. Bambang WS.
Untuk menangani hal tersebut, Sultan Rtb. Bambang WS menuturkan bahwa kejayaan Banten yang pernah diraih oleh para sultan Banten terdahulu merupakan cerminan bagi masyarakat Banten saat ini.
“Banten berjaya oleh para kesultanan dahulu, maka untuk kembali mengembalikannya, setidaknya masyarakat Banten harus mampu mengangkat marwah kesultanan Banten dengan menata kawasan kesultanan Banten lebih baik, mulai dari kebersihan, tata ruang, fasilitas umum, termasuk kemakmuran warga di sekitarnya,” seru Sultan Rtb. Bambang WS.
Hal tersebut dipaparkan Sultan Rtb. Bambang WS mengingat kawasan kesultanan Banten mulai dari mesjid, maqbaroh, dan lainnya sampai saat ini tampak tak terawat dan carut-marut.
“Padahal jemaah yang datang per tahun ribuan baik hendak bekunjung ziarah dan lain sebagainya, belum lagi ada dana hibah dan APBD dari pemerintah, tapi, kok penataan kawasan kesultanan Banten berjalan di tempat, tidak rapi, dan tidak bisa mengangkat harkat martabat warga sekitar, baik melalui bidang pendidikan ataupun ekonomi,” tambah Sultan Rtb. Bambang WS.
Sultan Rtb. Bambang WS berharap agar segenap masyarakat Banten bersatu dan sama-sama membangun Banten.
“Dalam mengembalikan kejayaan Banten, saya seolah membangun gedung bertingkat yang harus ditopang dengan pondasi yang kokoh, karena jika tidak, tentu bangunan akan berdiri miring bahkan roboh,” pungkas Sultan Rtb. Bambang WS. (AF)