KABUPATEN SERANG, biem.co – Untuk memancing siswa agar mau dan gemar membaca ternyata ternyata memerlukan keterampilan tersendiri bagi seorang guru.
Ade Husnul Mawadah, Spesialis Pelatihan Guru SD/MI USAID PRIORITAS Banten menjelaskan media seperti ‘papan peraga kata’ memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan stimulan bagi siswa dalam memahami isi bacaan.
“Papan peraga kata dapat digunakan oleh guru dan siswa sebagai media pembelajaran. Sehingga, siswa jadi memiliki minat lebih besar untuk belajar membaca,” tutur Ade, Selasa (03/01).
Hal tersebut, ternyata telah diterapkan oleh oleh Lena Wijaya Sari, guru kelas 3 di MI Al Hidayah Gorda, Kecamatan Cikande. Menurutnya, memanfaatkan media ‘papan peraga kata’ akan lebih menarik perhatian siswa sehingga timbul motivasi siswa untuk membaca.
“Papan peraga kata ini saya buat sebagai variasi metode untuk mengajari siswa membaca. Rupanya siswa menjadi senang karena bahan bacaan menjadi lebih jelas maknanya dan mudah dipahami,” kata Lena menjelaskan.
Pertama-tama, Lena memersiapkan papan peraga kata yang terbuat dari kertas origami. Di kertas origami dia menuliskan kata ‘tokoh’, ‘latar,’ dan ‘waktu,’ kemudian kertas origami tersebut ditempel di tiang peraga yang terbuat dari papan.
“Papan peraga ini seperti papan peraga lalu lintas yang berwarna merah, kuning, dan hijau. Papan peraga kata ini digunakan usai membaca bersama,” lanjut Lena.
Pada saat praktik di kelas, Lena mengondisikan siswa di ruang kelas dengan duduk lesehan. Dia pun mengajak siswa membaca bersama buku besar yang berjudul ‘Banjir’ dan menunjukkan setiap lembar buku yang terdapat gambar dan beberapa kalimat yang dibaca bersama-sama. Usai membaca bersama, Lena dan siswa bernyanyi lagu ‘Tik Tik Bunyi Hujan’ sambil ‘papan peraga kata’ beredar ke siswa satu per satu. Saat lagu selesai dinyanyikan, siswa terakhir yang memegang papan peraga kata diminta untuk menjelaskan sesuai petunjuk ‘tokoh’’, ‘latar,’ dan ‘waktu’.
Siswa yang kedapatan mendapatkan giliran ‘papan peraga kata’ diminta untuk menjelaskan isi bacaan sesuai petunjuk yang tertera di media papan peraga. Siswa tampak antusias menjelaskan isi bacaan sesuai pemahaman mereka. Di akhir pembelajaran, ia pun bertanya kepada beberapa siswa untuk menyimpulkan isi bacaan yang baru dibacanya bersama-sama.
Diketahui, Lena Wijaya Sari adalah salah satu peserta pelatihan program buku bacaan berjenjang tingkat sekolah yang diselenggarakan USAID PRIORITAS Banten pada bulan September 2016 silam.
“Inspirasi muncul usai saya mendapatkan pelatihan penggunaan buku bacaan berjenjang. Dari situ, saya bersemangat untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam membaca. Jadi siswa tidak sekadar membaca saja tetapi juga memahami isi bacaan,” pungkas Lena. (*)