Oleh Febriansyah S. Pribadi
biem.co — Indonesia memiliki ragam budaya dan tradisi yang sangat banyak. Apabila dikelola dengan sentuhan kreativitas, potensi ini sangat mungkin dikembangkan.
Kesempatan kerja di Banten saat ini semakin ketat persaingannya, sementara lapangan pekerjaan semakin sempit. Menjadi seorang enterpreneur di bidang kreatif adalah salah satu pilihan saya untuk menghadapi masalah tersebut. Semuanya berawal dari proses mencari jati diri dan passion, apa yang bisa saya kembangkan dari diri saya yang dapat membuat saya senang dan tentunya dapat menghasilkan uang. Dalam proses menjadi seperti saat ini, saat berada di bangku kuliah, saya pernah menggeluti bisnis kecil yang tujuannya bisa mendapatkan uang jajan lebih untuk diri saya sendiri. Bisnis itu saya mulai dengan modal belajar desain grafis dari seorang kawan. Bermodal keinginan yang tinggi dan semangat yang menggebu-gebu, akhirnya dalam waktu satu minggu saya sudah bisa menjalankan aplikasi desain grafis. Kebisaan saya yang sedikit itu melahirkan ide-ide baru. Saya memikirkan, bagaimana caranya dari karya desain saya itu, saya bisa mengembangkannya menjadi sebuah produk yang bisa saya dijual.
Singkat cerita, karya pertama saya adalah sebuah desain gambar jaket angkatan. Desain itu pun saya produksi bersama tim. Ya, jaket itu adalah awal cerita saya dalam berbisnis yang dengan modal 0 rupiah. Sekitar satu tahun saya menekuni bisnis desain clothing dengan beragam cerita di dalamnya. Saya menjalaninya dengan segenap perasaan senang. Apalagi setelah menemukan hobi baru—memotret objek apa pun dengan kamera milik teman saya pada tahun 2018. Awalnya iseng-iseng, namun ternyata hobi itu tumbuh subur di dalam diri saya. Kian hari, kecintaan saya pada fotografi semakin menjadi-jadi. “Saya mesti punya kamera sendiri!” demikian teriak batin saya kala itu.
Keinginan memiliki kamera sendiri semakin tak terbendung. Uang hasil upah mendesain dan produksi clothing saya kumpulkan demi impian menggenggam DSLR. Fotografi bagai dunia baru yang penuh keasyikan bagi saya. Tak sekadar memotret, saya ingin karya-karya foto saya pun bisa diterima dan diapresiasi orang lain. Saya terus meningkatkan kemampuan memotret saya, salah satunya dengan mengikuti berbagai ajang lomba fotografi. Memang benar kata orang, ketika kita melakukan sesuatu dengan cinta, hasilnya pun akan maksimal. Tahun 2011, karya saya diganjar sebagai juara 1 lomba fotografi wisata alam dan industri Provinsi Banten. Keberhasilan itu membuncah semangat wirausaha yang sejatinya terus bergelora dalam dada saya. Pelan-pelan, saya mencoba mewujudkan keinginan memulai bisnis-bisnis baru—meski saya sadar, bisnis-bisnis itu tidak ada hubungannya studi saya di Jurusan Teknik Elektro.
Hampir di waktu yang bersamaan, saya membuka Twin Photovideo, bisnis distro Scissorsattack, dan bisnis kuliner Nasi Ijo. Jauh-jauh hari sebelumnya, saya telah menyiapkan rencana strategi bisnis, strategi branding, manajemen, termasuk strategi promosi. Semuanya telah diatur dan saya bersyukur, semua bisnis itu berjalan dengan lancar.
Dua tahun membesarkan bisnis-bisnis itu, dalam perjalanan, saya tersadarkan bahwa saya tetap harus memiliki satu fokus. Saya ingin maksimal di salah satunya. Akhirnya, pada awal 2013 saya memilih melepaskan distro dan bisnis kuliner. Alhamdulillah, bisnis yang saya pilih berjalan sampai dengan hari ini dengan dua anak perusahaan yaitu Twice Photobooth dan Twin Wedding Organizer.
Saya menilai, dewasa ini, industri kreatif sangat berpotensi untuk dikembangankan. Industri kreatif adalah industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan, serta bakat untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan bagi orang lain.
Orang yang menjalankan bisnis di bidang industri kreatif bisa disebut creativepreneur, gabungan kata creative dan entrepreneur. Orang-orang kreatif mesti memiliki banyak inovasi dengan pemikiran yang out of the box. Sedangkan enterpreneur adalah seseorang yang memimpin dan mengatur serta mengelola jalannya suatu produksi yang bisa memberikan keuntungan yang besar untuk dirinya sendiri dan memberikan peluang pekerjaan untuk orang lain. Sehingga, creativepreneur adalah seseorang yang memimpin, mengatur dan mengelola jalannya suatu produksi yang memiliki inovasi baru dan berpikir out of the box. Creativepreneur juga membutuhkan penguasaan teknologi dalam menjalaninya. Maka, tak heran, kebanyakan pelaku bisnis kreatif ini adalah dari kalangan anak muda.
Apakah berbisnis di bidang kreatif sempit? Jawabannya, tidak! Beberapa jenis pekerjaan di bawah ini adalah wilayah kereja seorang creativepreneur:
1. Periklanan: jasa periklanan, termasuk produksi material iklan, kampanye relasi publik, dll
2. Arsitektur: berkaitan dengan jasa desain bangunan, perencanaan biaya konstruksi, dll
3. Pasar barang seni: perdagangan barang-barang asli, unik, dan langka lewat galeri, lelang, dll
4. Kerajinan: berkaitan dengan kreasi produk dari tenaga pengrajin yang tidak diproduksi massal
5. Desain: terkait dengan kreasi desain grafis, desain interior, desain produk, desain industri, dll
6. Fasyen: terkait dengan kreasi desain pakaian, desain alas kaki, dan aksesori mode lainnya
7. Video, film, dan fotografi: produksi video, film, dan jasa fotografi, termasuk proses distribusi
8. Permainan interaktif: kreasi permainan komputer dan video yang bersifat hiburan, edukasi, dll
9. Musik: kreasi/komposisi, pertunjukan, reproduksi, dan distribusi rekaman suara
10. Seni pertunjukan: konten produksi pertunjukan, misal opera, musik teater, drama, tarian, dll
11. Penerbitan dan percetakan: penulisan konten dan penerbitan buku, majalah, koran, jurnal, dll
12. Layanan komputer dan piranti lunak: layanan komputer, olah data, piranti lunak, dll
13. Televisi dan radio: kreasi konten acara, transmisi konten, station relay, dll
14. Riset dan pengembangan: penemuan dan penerapan ilmu dan teknologi.
Di Banten, pada saat ini, seluruh jenis bidang usaha creativepreneur sangat berpotensi untuk dikembangkan. Kita semua dapat menyaksikan, bisnis cafe yang menyuguhkan tempat dengan desain-desain kreatif, unik dan nyaman bermunculan di Kota Serang. Para konsumen bukan lagi diajak sekadar menikmati makanan dan minuman dengan rasa yang lezat, tetapi juga disuguhkan visual desain interior yang kaya nilai estitika. Di samping itu, bidang fotografi dan videografi juga tidak ketinggalan dan semakin dilirik untuk dijadikan sebagai bisnis sampingan, bahkan bukan tak mungkin menjadikannya menjadi sebuah bisnis yang menjanjikan.
Sebagai pelaku cretivepreur, saya ingin menitipkan pesan untuk anak muda Banten, beranilah mengambil tantangan! Menang dan kalah, berhasil atau gagal, biarlah Allah Maha Kuasa yang mengaturnya. Teruslah berjuang membangun mimpi, karena hanya mimpilah yang membuat kita bertahan. Jangan malu untuk mengubah strategi selama itu tidak mengubah mimpi. Meski kini telah menjamur usaha-usaha kreatif di bidang yang sama dengan yang ingin Anda garap, jangan pernah takut untuk memulai usaha kalian di bidang itu. Jadilah seseorang yang kreatif dengan ide-ide baru yang lebih fresh dan jangan berhenti berinovasi, karena dunia terlalu dinamis dan semua orang menginginkan sesuatu yang baru di setiap harinya. Jangan jadikan enterpreneur sekadar profesi, tetapi jadikanlah enterpreneur itu sebagai gaya hidup!
Febriansyah Selamat Pribadi, lahir di Sukabumi pada 7 Februari 1989. Kecintaannya pada bidang fotografi dan desain grafis berhasil mengantarkannya menjadi entrepreneur sukses di usia muda. Twin PhotoVideo yang merupakan bisnis spesialis fotografi dan videografi untuk wedding dan prewedding berhasil ia kembangkan dengan hadirnya anak perusahaan Twice Photoboot yang menyediakan souvenir foto untuk event serta Twin Wedding Organizer. Beberapa penghargaan yang pernah diraihnya di antaranya juara 1 Lomba Fotografi Wisata Alam & Industri Banten (2012), Juara 3 Lomba fotografi Banten Exposure (2013), dan Anugerah Banten Muda Award (2013).