biem.co – Sahabat biem, Jumat merupakan hari yang mulia dan hari besar bagi umat Islam, tentunya tanpa mengecilkan hari-hari lainnya. Shalat Jumat berjamaah adalah salah satu ibadah yang menjadi kewajiban bagi setiap muslim laki-laki yang telah baligh, berakal, dan sehat di hari itu.
Seperti yang telah disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW, “Shalat Jumat berjamaah adalah kewajiban bagi setiap muslim, kecuali empat golongan, yaitu budak, wanita, anak kecil, dan orang yang sakit.” (H.R. Abu Dawud, disahihkan oleh Al-Albani).
Nah, agar ibadah shalat Jumatmu lebih sempurna. Berikut Redaksi sajikan beberapa amalan sunah dan larangan yang berkaitan dengan shalat Jumat.
Mandi di hari Jumat
Sebagian ulama berpendapat bahwa mandi bagi orang yang hendak melaksanakan shalat Jumat hukumnya wajib. Berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW, “Apabila kalian menghadiri Jumatan, hendaknya ia mandi.” (H.R. Bukhari).
Gosok gigi dan memakai minyak wangi
Nabi Muhammad SAW sangat memerhatikan kebersihan mulut ketika beribadah, terutama saat shalat Jumat. Ia bersabda, “Mandi hari Jumat hukumnya wajib bagi orang yang sudah baligh dan bersiwak.” (H.R. An-nasa’i, disahihkan oleh Al-nlbani). Selain itu, menggunakan minyak wangi juga dianjurkan oleh Nabi. Sebagaima sabdanya, “Hendaknya memakai minyak wangi, jika dia punya.” (H.R. Abu Daud, dihasankan oleh Al-albani).
Berangkat ke masjid dengan segera
Sahabat biem, berjalan kaki dan berangkat sepagi mungkin ke masjid sangat dianjurkan. Adab ini berdasarkan hadis dari sahabat Aus bin Aus, “Siapa yang mandi Jumat, keramas, datang pagi-pagi, jalan kaki, dan tidak berkendaraan.” (H.R. An-nasai, Abu Daud, dan disahihkan oleh Al-albani).
Mengambil posisi barisan terdepan
Sesampainya di masjid sebaiknya langsung mengambil posisi shaf (barisan) yang bisa dijangkau. Nabi SAW bersabda, “Dia berangkat pagi-pagi menuju masjid dan duduk di dekat imam.” (H.R. Ahmad).
Jangan melangkahi pundak jemaah lain
Saat hendak menuju shaf terdepan, berhati-hatilah agar tidak sampai melangkahi pundak jemaah yang duduk berdampinngan atau melewati orang yang sedang shalat. Karena semua itu dilarang keras oleh Nabi Muhammad SAW.
Perbanyak shalat sunah sebelum khatib naik mimbar
Selama menunggu khutbah berlangsung, dianjurkan untuk memperbanyak shalat sunah dua rakaat. Abu Hurairah R.A. menuturkan bahwa Nabi SAW bersabda, “…lalu ia shalat semampunya dan dia diam mendengarkan khutbah hingga selesai, kemudian shalat bersama imam, maka akan diampuni dosanya mulai jum’at tersebut sampai jum’at berikutnya ditambah tiga hari.” (HR. Muslim).
Jangan berbicara saat khutbah berlangsung
Selama khatib berkhutbah, makmum dilarang berbicara sekalipun hanya mengingatkan makmum lain. Nabi SAW bersabda, “Apabila kamu mengingatkan temanmu pada waktu jumatan, ‘diam’! Padahal imam sedang berkhutbah, berarti kamu menggugurkan pahala Jumatanmu.” (H.R. Bukhari).
Jangan bermain kerikil, tasbih, handphone atau semacamnya
Nabi besabda, “Siapa yang bermain kerikil berarti telah menggurkan pahala Jumatannya.” (H.R. Muslim, Abu Daud, dan yang lainnya).
Jangan duduk sambil memeluk lutut
“Sahl bin Mu’adz bin Anas mengatakan bahwa Rasulullah SAW melarang Al Ihtiba' (duduk sambil memegang lutut) ketika sedang mendengarkan khatib berkhutbah.” (H.R. Abu Dawud, Tirmidzi).
Jangan tidur saat khutbah berlangsung
Tidur saat khutbah berlangsung sangat dicela. Karena itu, Nabi Muhammad SAW menyarankan agar pindah posisi saat rasa kantuk mendera, “Apabila kalian ngantuk pada hari Jumat, maka berpindahlah pada tempat duduknya.” (H.R. Abu Daud, Turmudzi, dan disahihkan oleh Al-albani).
Shalat sunah setelah shalat Jumat
Seusai shalat Jumat, kerjakanlah shalat sunah dua rakaat atau empat rakaat. Rasulullah Muhammad bersabda, “Apabila kalian telah selesai mengerjakan shalat Jumat, maka shalatlah 4 rakaat.” Amr menambahkan dalam riwayatnya dari jalan Ibnu Idris, bahwa Suhail berkata, “Apabila engkau tergesa-gesa karena sesuatu, maka shalatlah 2 rakaat di masjid dan 2 rakaat apabila engkau pulang.” (H.R. Muslim, Tirmidzi).
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan hidayah-Nya agar kita dapat mengamalkannya. Sahabat biem, pahalamu terus bertambah, bagikan ilmu ini pada keluarga dan rekanmu, yah! (red)
Dari berbagai sumber